Alvaro Javier Wiguna tumbuh menjadi seorang lelaki tampan, dan juga sukses memimpin perusahaan di usia 29 tahun. Tapi sayang dalam urusan percintaan Alvaro tidak seberuntung. Karena di usianya yang sekarang ia belum juga menemukan tambatan hati.
Banyak wanita diluar sana yang ingin menjadi kekasihnya. Bahkan ada juga yang menggunakan cara licik untuk mendapatkan cintanya. Tapi nggak ada yang berhasil. Bagi Alvaro, wanita itu makhluk yang sangat bawel.
Adakah yang mampu menaklukkan hati Alvaro. Yuk kepoin langsung 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon feby_mb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah sakit
Bintang sudah sampai di rumah sakit. Dan sekarang ia sudah berada di dalam bangsal melati. Tempat dimana ibunya di rawat setelah operasi.
Di bangsal ini pembatas antara pasien satu dengan yang lainnya hanya tirai saja. Ya Bintang hanya mampu membayar bangsal melati ini. Dan itupun sudah mendapatkan keringanan dari pihak rumah sakit.
" Sudah pulang kerja, Nak?"
"Sudah Buk, baru saja. Oh iya, sore ini aku dapat lauk yang banyak"
" Dapat dari mana?"
" Tadi ada orang memesan menu makanan banyak banget, dan ada beberapa menu makanan yang nggak di sentuhnya. Jadi aku dan teman-teman membawa lauknya pulang. Karena ibuk belum boleh makan cabe, jadi aku bawakan sup untuk ibu. Ibu belum makan, kan?"
" Belum"
Bintang mengeluarkan makanan yang ada di dalam tasnya. Cukup banyak lauk yang ia bawa hari ini. Ia mengambil sup dan diberi sedikit nasi. Ia mulai menyuapi ibunya. Tangan Bintang sangat telaten menyuapi sang ibu.
" Apa kamu sudah bertemu dengan putranya ibu Rima"
" Sudah, dan aku tidak suka sama laki-laki itu. Apa pertunangannya nggak bisa dibatalkan Buk?"
Bintang tidak ingin menikah dengan laki-laki yang tidak mencintainya. Apa jadinya rumah tangganya nanti jika cuma dirinya yang mencintai suaminya. Sedangkan suaminya tidak pernah mencintainya.
" Ibu sudah pernah menolaknya, tapi ibu Rima masih kekeuh ingin menikah kamu dengan putranya. Coba kamu yang berbicara dengan ibu Rima"
Bintang menghela nafasnya. Bicara dengan ibu Rima?. Pasti dia akan bertemu dengan lelaki sombong itu lagi. Sungguh ia tidak ingin lagi bertemu dengan lelaki sombong itu lagi.
" Emang harus aku yang ngomong ya, Buk?"
" Iya Nak. Siapa tau kalau kamu yang bicara dengan ibu Rima, dia mau membatalkan pertunangannya"
" Nanti aku pikirkan lagi"
Bintang tersenyum melihat ibunya makan dengan lahap. Inilah alasan mengapa Bintang Beker pagi siang dan malam. Ia ingin memberikan makanan yang enak untuk ibunya.
" Maafkan ibu ya"
" Kenapa ibu minta meminta maaf?"
" Karena ibu kamu harus bekerja membanting tulang"
" Nggak apa-apa Buk, aku kan putri ibuk. Jadi harus aku yang bekerja. Semua yang aku lakukan ini, belum sebanding dengan apa yang sudah ibu korban kan untuk aku"
" Andai saja ayah kamu masih bersama kita, pasti kamu tidak akan bekerja seperti ini"
" Jangan sebut orang itu lagi Buk. Dia saja tega meninggalkan kita, kenapa kita harus memikirkan dia yang berbahagia dengan keluarga barunya"
Hati Bintang sangat sakit mendengar nama ayahnya. Laki-laki yang rela meninggalkan istri dan anaknya hanya demi harta. Bahkan, ibunya lagi sakit pun, ayahnya tidak peduli. Jadi untuk apa ia masih memikirkan laki-laki seperti itu.
Masih lekat dalam ingatannya bagaimana ibunya menangis sampai bersimpuh di kaki laki-laki yang dia panggil dengan sebutan ayah itu. Bahkan laki-laki itu menendang ibunya hingga sang ibu tersungkur.
Waktu itu dirinya masih berusia sepuluh tahun. Jadi ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk ibunya. Dan sekarang ia akan menjadi tameng untuk sang ibu. Ia tidak akan membiarkan laki-laki itu menyakiti ibunya.
" Oh iya Buk, nanti malam sahabat aku mau datang kesini. Mereka bilang mau membesuk ibuk"
" Apa itu nggak merepotkan mereka Nak?"
" Nggak, itu kemauan mereka. Aku nggak memaksa mereka untuk datang"
Bintang tersenyum melihat nasi sama sup nya habis. Ia berharap bisa memberikan makanan yang enak setiap hari untuk ibunya.
" Bintang senang melihat makanan ibu habis seperti ini. Bentar ya Buk, aku cuci piringnya dulu"
Bintang membawa piring kotor itu ke kamar mandi yang tidak jauh dari sana. Ia melewati pasien-pasien yang lainnya. Bintang mencuci bersih piring dan juga gelas tadi.
Bintang meletakkan piring yang sudah ia cuci tadi di atas meja kecil yang ada di samping tempat tidur ibunya. Piring dan gelas itu sudah ia lap, jadi airnya tidak akan menetes lagi.
" Kamu nggak mandi Nak?"
" Sudah tadi Buk di tempat kerja"
Bintang memang selalu membawa peralatan mandinya ke tempat kerja. Itu ia lakukan karena sering bolak-balik ke rumah sakit. Jadi ia tidak sempat pulang ke rumah hanya untuk mandi.
" Oh iya ibuk sampai lupa, besok malam kamu di undang buk Rima ke rumahnya"
" Mau ngapain Buk?"
" Katanya mau makan malam bersama. Dan lagi, dia belum pernah bertemu lagi dengan kamu setelah hari itu"
Bintang baru satu kali bertemu dengan buk Rima dan suaminya. Ia bertemu saat buk Rima mengundangnya dan ibu untuk makan malam bersama di restoran. Sedangkan perjodohan itu di buat sewaktu di rumah sakit saat ibunya membantu buk Rima.
" Ada laki-laki itu juga nggak Buk?"
" Pasti ada lha Nak"
" Ih, malas sekali aku bertemu dengan laki-laki sombong itu"
Bintang tau betul bagaimana congkaknya laki-laki itu. Apalagi saat laki-laki itu menghinanya.
" Kalau kamu tidak suka dengan perjodohan ini, bicara dengan baik dengan ibu Rima. Ibuk akan selalu mendukung keputusan kamu, Nak. Ibuk juga tidak akan mengorbankan kebahagiaan kamu"
" Terima kasih Buk"
Bintang memeluk ibunya. Rosma membalas pelukan putrinya. Dia menepuk-nepuk pelan pundak putrinya.
" Kamu nggak makan Nak?"
" Nanti aja Buk, nunggu teman-teman dulu"
Bintang akan makan bersama dengan teman-temannya nanti. Mereka akan makan malam di kantin rumah sakit.
" Emang mereka nggak masalah makan di rumah sakit?"
" Nggak Buk"
" Tapi di sini sempit Nak"
" Kita makan di kantin rumah sakit Buk"
" Emang boleh bawa makanan dari luar?"
" Boleh Buk"
" Ibuk tidak ingin kamu dapat masak karena bawa makanan dari luar"
" Nggak masalah kok Buk. Kemarin aku liat orang bawa makanan dari luar"
" Syukurlah kalau begitu. Ibuk cuma tidak ingin anak ibuk dapat masalah"
Sebelum memutuskan membawa makanan dari restoran. Bintang sudah mencari tau terlebih dahulu, apakah boleh membawa makanan dari luar ke kantin rumah sakit. Dan Ia melihat banyak orang yang membawa makanan dari luar.
***
Alvaro baru saja sampai di mansion orang tuanya. Setelah memasukkan mobilnya ke garasi barulah ia masuk ke dalam mansion.
" Assalamualaikum"
" Wa'alaikum salam, baru pulang Bang?"
" Iya Pa. Papa sama Mama mau kemana?" tanya Alvaro saat melihat mamanya sudah menenteng tas kecil.
" Mama sama papa mau ke rumah sakit"
" Emang siapa yang sakit?"
" Nggak ada yang sakit. Mama mau melihat anaknya Abimanyu"
" Istri Abi sudah melahirkan?"
" Sudah sayang, udah kemarin"
" Kenapa mama nggak ngasih tau Abang"
" Mama juga baru dapat kabar tadi siang"
" Ya udah tunggu Abang, kita pergi bareng"
" Mama sama papa duluan, nanti kamu nyusul aja"
" Nggak" jawab Alvaro sambil masuk ke dalam lift.
Alvaro tidak ingin pergi ke rumah sakit sendirian. Ia terakhir ke rumah sakit saat orang tua kakak iparnya meninggal. Dan itu membuat semua keluarganya bersedih.
Sampai di kamarnya, Alvaro langsung menuju kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya. Ia tidak ingin orang tuanya menunggu lama.
To be continue.
Happy reading 😚😚
pengen Lita di dunia nyata hadehhhhhh jgn haraplah
walaupun ada pasti tidak sebahagia bintang dan Alvaro atau indah dan Abimanyu
sehat selalu Thor