NovelToon NovelToon
TEROR SEKOLAH

TEROR SEKOLAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / spiritual / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sefty A. E.

Dalang di balik teror sekolah akhirnya diketahui Jefri dan Mira. Untuk mendapatkan bukti, mereka mencurigai semua orang terdekat dan menganggap mereka terlibat dengan pelaku utama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sefty A. E., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 13

Juan berada di tengah-tengah lahan kosong berharap angin sepoi-sepoi menyapu tubuhnya yang kepanasan habis lari.

Mata biasa yang memandang ke langit yang kelihatan pasti awan bergerak dan warna senja.

Berbeda jika mata Juan yang mendongak ke atas. Energi hitam berputar cepat mirip gasing setelah ia menginjakkan kaki.

"Gue yang salah tempat atau tempatnya yang salah." la lirik sekitar, tidak ada apa-apa selain tanah gersang.

Sanjaya muncul dari atas Juan mengumpulkan semua energi hitam menggunakan kedua tangannya dan terjadi getaran dari tanah.

"Kamu sangat cepat dari dugaan saya."

Juan tersenyum berterima kasih. Sanjaya datang lebih dari cukup mengurangi energi hitam mengambil energinya.

Energi jahat tidak sepenuhnya hilang. Ya, setidaknya berkurang cukup signifikan. Turunlah Sanjaya tanpa menyentuh tanah.

Dia berkata, "Tempat ini tidak cukup baik ditempati. Segera kembali untuk keselamatanmu."

"Gue gak yakin bisa angkat semuanya hari ini, ssh." Juan ragu dengan benda-benda tertentu yang sengaja dipendam dalam tanah.

"Mereka menolak pergi walaupun kamu mengambil paksa," tutur Sanjaya.

"Tapi lo bisa, kan?" Juan yakin dia mampu mengatasi hal sepele.

"Bisa apa maksudmu?"

"Bawa ke kerajaan lo," celetuk Juan.

"Apa itu lebih baik?" Sanjaya menyeringai.

Juan mencari kayu di dekat pohon-pohon yang bisa mengeruk tanah sedalam pergelangan tangan. Kemudian ia tuang air doa yang sudah dibawa diam-diam.

Sanjaya sedikit kepanasan. Bagaimanapun dia jin pendamping juga.

Air yang seharusnya merembes ke dalam tanah masih menggenang. Entah berhasil menghapus sisa energi jahat atau tidak, Juan mau tempat ini tidak dikuasai makhluk peminta tumbal dengan doa yang ia panjatkan.

"Juan." Sanjaya memanggilnya pelan.

"Maaf saya baru mengatakan sekarang."

Juan berdiri menatap ekspresi ganjil Sanjaya. "Ada apa?"

"Saya membantu kamu untuk menajga semuanya, tetapi ada kalanya upaya kita terhambat."

"Omongan lo berputar-putar, Sanjaya."

"Sejujurnya kondisi kalian tidak aman."

"Gak aman gimana?"

"Energi hitam yang telah hancur bisa memecah sebagai bentuk penolakan sebelum bisa saya bawa."

Juan ingat Awan dan dua temannya, serta Putri masih di gedung sebelah. Jangan bilang mereka diincar oleh makhluk jahat?

Awan senderan di balkon melihat situasi sekeliling menggunakan teropong andalan. Zio lagi isi tenaga duduk di bawahnya. Udin nyalin contekan besok ulangan matematika.

Mata minus Awan tidak sering bisa lihat debu kecil secara jelas, seperti sekarang.

"Aduh mata gue kelilipan, su!" Udin lantas mengucek matanya.

Zio ketularan sakit mata lihat mata Udin berair dan merah. "Ah lo yang bener kek."

Awan mengerjap cepat ditelepon Juan. "Hm, kenapa? Udah ketemu?"

"Belum. Kalian bertiga di tempat dari tadi?"

"Ya jelas lah kita masih di sini." Awan berkacak pinggang sebelah lalu melihat ke koridor kanan. Apaan yang menggelinding di sana?

Zio dengar bunyi menggelinding dari samping, pas dia nengok. "Anjengggg!"

Udin mengambil buku-bukunya kaget Zio teriak. "Apaan? Woi!"

Zio sembunyi di belakang Awan, begitu juga Udin ikut-ikutan.

"Apa sih? Gue lagi ngomong ini!" Awan tangkis mereka berdua.

"Kepala siapa tuh? Goblok mata gue salah liat?" Zio memejamkan mata sejenak.

"Lah kok lo bisa liat?" Awan kaget sendiri.

"Maksudnya?"

"Itu setan bego."

"Heh?" Udin tidak salah dengar?

"Lari, lari!" Awan ambil langkah seribu duluan.

"Buka mata lo, goblok!" Udin seret Zio lari.

"Hah?" Zio lihat ke belakang dan lihat puluhan kepala merambat di dinding juga lantai. "Hoahhh! Hahh! Setaaannn!"

"Bacot!" Udin makin kencang larinya.

"Gak usah nengok ke belakang!" teriak Awan.

"Lo biasanya ngelawan mereka, Awan! Ngapain lari!" Zio harap Awan menggunakan jurus-jurus yang sering dilihat.

Awan panik meminta bantuan Juan. "Tolongin kita dikejar kepala buntung! Juaannn!" Dia tidak sengaja noleh ke belakang untuk lihat seberapa cepat Zio dan Udin berlari, justru yang dilihat kepala menggelinding sangat banyak. "Juaaann! Budeg lo denger gue kagak!"

Tuing!

"Sepatu gue terbang!" Udin hampir nyungsep jika Zio tidak menarik bajunya dari belakang.

"Jangan diambil!" Zio sudah gila bisa kejar-kejaran dengan hantu.

"Mahal!"

"Gue ganti!"

"Serius lo!"

"Lari aja gausah ngebacot!"

Mereka turun ke lantai dasar, jangan lupakan teriakan heboh tiga anak. Hampir terlewat ruang guru, Awan menendang pintu lalu menyuruh Udin dan Zio masuk.

Brak!

Situasi panik tak berguna bagi Putri yang santai mengepel di belakang. Dia kesal lantai yang dipel kotor oleh jejak ceker mereka.

"Lo bertiga asal masuk sih?"

"Ssutt! Ssutt!" Awan menyuruh Putri diam.

"A-ada pala buntung ngejar kita, Put. Sepatu gue...

Se-sepatu gue copot di atas." Udin mengadu hampir menitikkan air mata. Bukan takut, tapi capek lari.

"Mereka kenapa sih?" Putri heran kelakuan mereka sampai kapan begini.

Cklek!

Awan merentangkan kedua tangannya memeluk Juan yang datang tepat waktu.

"Juannn... Napas gue rasanya ilang tadi dikejar setan. Lo ke mana aja, hah? Gak ada Jefri di sini, gue gak bisa lawan ratusan kepala sendirian!!"

Juan bergeming ditatap Putri, Udin, dan Zio yang kebingungan. Mengapa Awan memanggil Juan informal? Menyebut Jefri pada Juan pun bukankah mereka tidak saling kenal?

Abaikan sikap mendramatisir Awan. Giliran Juan bertanya pada mereka.

"Kalian gapapa?"

"Kenapa lo panggil Pak Juan tanpa "Pak" ?" Putri bertanya.

Juan langsung bungkam tidak ingin menghadap mereka apalagi menjawab.

"Kita gapapa. Wan, bukannya kita cari harta karun yang lo ceritain. Tapi kenapa rame banget ada Pak Juan sama Putri segala?" Udin melongo.

1
Darmawati
syuka
Darmawati
ceritanya absurd banget 🤣
anggita
👌☝👍👏., top
anggita
introvert.. ?🤔
anggita
👌thor, semoga novelnya sukses.
anggita
like👍+hadiah tonton iklan☝
Hasnah Siti
iyah bener...ada waktunya rasa sakit itu hilang🥺
Hasnah Siti
hai kakak author...aku hadir 🙋🏻‍♀️moga seru yah story nya 😘❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!