Siap Terbang Bersama Cintamu Kapten

Kapten Zayden dan Ayra pun nampak bersiap-siap untuk berangkat ke Malino. Ayra lebih banyak diam dan menunduk,menghindari kontak mata langsung dengan Kapten Zayden.

Kapten Zayden berusaha bersikap biasa saja.

"Hati-hati ki' Nak ya,ingat pesannya Mama ya, bicara ki' baik-baik sama Ayra,dari hati ke hati" bisik Ibu Dewi Anjani

"Ma... sudah na',tidak kita lihat kah itu Ayra sudah malu mi' Ma,kodong" ucap Kapten Zayden

Ibu Dewi Anjani pun mencubit pinggang Kapten Zayden

"Dengar apa Mama bilangi ki' " ucap Ibu Dewi Anjani seraya melotot

"Aahh... iyalah... iya" seru Kapten Zayden kesakitan

Ayra semakin menunduk malu.

"Hati-hati ki' Ayra Nak,kalau libur ki' lagi nanti, pulang ki' lagi na' sayang" ucap Ibu Dewi Anjani seraya mencium dan memeluk Ayra

"Iye' Puang,Etta' berangkat ka' dulu" ucap Ayra seraya mencium tangan Ibu Dewi Anjani dan sang Etta'

"Etta' berangkat ka' dulu,Puang Dewi Anjani pamit ka' dulu" ucap Kapten Zayden seraya mencium tangan sang Etta' dan sang Mama

"Iye' hati-hati ki' Nak,pelan-pelan ki' saja Zayden" ucap sang Etta'

"Iye', Assalamualaikum " ucap Kapten Zayden

"Waalaikumussalam,ingat apa kata Mama na' " seru Ibu Dewi Anjani lagi

Mobil Kapten Zayden pun berlalu.

"Salama' ki' anak-anak ku,semoga tabbuka' hatinya anak-anak ku kodong" ucap Ibu Dewi Anjani

Sang Etta' hanya tersenyum kecil.

"Betul-betul kita itu Ma" ucap Etta' seraya kembali masuk dengan langkah masih sedikit pincang

"Bagusnya sewa Ballroom Hotel ki' ini atau sewa gedung saja ya Etta' " ucap Ibu Dewi Anjani dengan nada bahagia

"Allahuakbar Ma,istighfar ki' eee,belum pi' juga itu" ucap sang Etta' seraya menggeleng kan kepalanya

Didalam mobil,hening dan dingin. hanya terdengar tarikan nafas panjang dari Kapten Zayden dan Ayra bergantian.

"Hhhmmm... Ayra,tidak mabuk ji' ki'? bilang ki' kalau mau munt*h lagi nah seperti kemarin itu, singgah ki' lagi" ucap Kapten Zayden berusaha mencairkan suasana

"Iye' nanti bilang ka' kalau sakit kepala ku Kak, tapi semoga tidak ji' " ucap Ayra seraya menyandarkan kepalanya ke jendela,menghirup angin sebanyak-banyaknya kepalanya terasa penuh.

"Ayra... itu... bagaimana pendapat ta'..." ucapan Kapten Zayden terputus

"In shaa Allah bersedia ji' ka' Kak menikah sama kita" ucap Ayra tiba-tiba

Kapten Zayden pun terkejut bukan main,sampai menginjak rem mendadak,mobil pun terhenti tiba-tiba,beruntung saja pas dijalanan yang sepi.

"Ayra,kamu kenal ka'? " tanya Kapten Zayden

"Iye' kita Kak Zayden anak dari Puang Dewi saudara na' Bapakku berarti sepupu satu kali ki' " jawab Ayra seraya menunduk meremas ujung jilbabnya

"Terus kita tau ji' kalau sepupu ki' kenapa masih mau ki' menikah sama saya,kita cinta sama saya?" tanya Kapten Zayden lagi

"Tidak ji',tidak kucintai ki',bagiku kita sepupu ku, Kakakku,tapi Puang Dewi Anjani yang mau seperti itu berarti harus seperti itu mi' juga yang terjadi" jawab Ayra lagi

Kapten Zayden membuang nafas keras sambil mengusap wajahnya. pusing rasanya menghadapi ini daripada kemudi pesawat tempur,jika sang Mama sudah berkehendak maka hal yang sangat sulit untuk dibantah.

Ayra gadis yang manis dan cantik,itu fakta yang tidak bisa dipungkiri memang. tapi jika ingat harus menikahi sepupu sendiri membuat Kapten Zayden berpikir keras.

"Maaf Kak,maafkan ka' Kak,tidak bermaksud ka' kodong halangi ki' sama Kak Emiliana,tapi itu... Puang sama Etta' orangtuaku sekarang,siapa lagi yang mau kupatuhi mau kudengar kalau bukan Puang sama Etta', Puang tahu ji' itu apa yamg terbaik untuk saya Kak,pasrah ka' saja ikuti,siapa lagi mau ku ikuti sekarang,tidak ada mi' orangtuaku Kak,tidak mungkin ku lawan ki' perkataanya Puang sama Etta', mau ka' jadi apa kalau ku lawan Puang sama Etta' " ucap Ayra mulai menangis tersedu

Mendengar itu hati Kapten Zayden pun trenyuh. apa yang dikatakan Ayra benar adanya. Puang dan Etta' adalah orangtua mereka, jika bukan mereka perkataan siapa lagi yang harus mereka patuhi, bukan kah restu orangtua jauh lebih membawa berkah bagi kehidupan mereka.

Kapten Zayden pun menyalakan kembali mesin mobilnya.

"Jalan ki' kembali na' " ucap Kapten Zayden

Ayra hanya mengaguk pelan seraya menghapus air matanya kembali.

"Berhenti mi' menangis,tidak ku suka lihat perempuan menangis Ayra" ucap Kapten Zayden

seraya menyerahkan tissu

Ayra meraih tissu itu lalu membersihkan wajahnya.

Tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka hingga mereka tiba di Malino.

Hankook University Hospital Korea Selatan 🇰🇷🇰🇷

Dokter Emiliana baru saja keluar dari ruang operasi. diraih ponselnya,dan melihat sosial medianya sejenak. sudah terhitung sepuluh hari sejak dia meminta break down dari Kapten Zayden dan lagi Kapten Zayden kembali menjadi Kekasih yang patuh,bahkan pesan terakhirnya pun tidak berbalas satu kata pun,dan sampai detik ini, Tidak ada sepotong kabar pun dari Kapten Zayden

"Tidak bohong ka',rindu ja' juga kodong" gumam Dokter Emiliana seraya merebahkan kepalanya diatas meja.

"Hei... lapar ki',ini gimbap segitiga rasa ikan tuna, enak ki' coba mi' pake saus pedas" ucap Dokter Narendra yang tiba-tiba muncul

Dokter Emiliana pun mendongakkan kepalanya menatap Dokter Narendra.

"Kak,kalau kita masih rindu pi' sama itu orang, berarti masih cinta ki' itu na'?" ucap Dokter Emiliana tiba-tiba

Dokter Narendra pun menarik nafas berat mendengar itu.

"Kapten Zayden sudah mundur Lian" gumam Dokter Narendra

"Ha... apa kita bilang itu,coba kasi besar ki' suara ta' dehhh" ucap Dokter Emiliana seraya meraih gimbap itu dan memakannya.

*Tabbuka' artinya terbuka