Amelia seorang gadis cantik yang bekerja sebagai sekretaris, disampingbitu Amelia juga masih merupakan mahasiswi yang sedang menyelesaikan S2 nya.
Hari itu Amelia harus pulang sedikit malam karena adanya perubahan jadwal perkuliahan, dan malam itu Amelia harus sendiri menunggu kendaraan umum sendiri.
Amelia berdiri di halte seorang diri, dengan kemeja dan rok spannya ada dua sosok laki laki yang terus menatapnya.
" Cantik sendirian aja " ucap salah satu laki laki itu
Amelia tak menghiraukannya, ia hanya menatap lurus menunggu angkutan umum.
" Sombong banget sih, mending sini sama Abang" ucap teman laki laki tersebut
Amelia yang mulai gelisah, sedikit berpindah dari tempat sebelumnya namun sayangnya usahanya gagal kedua laki laki itu terus mendekat kearahnya.
" Neng, berapa semalaman yuk kita seneng seneng " kedua laki laki itu mendekati Amelia
Belum sempat Amelia menjawab, ada sebuah mobil berhenti tepat di halte.
" Masuk " ucap orang yang ada di mobil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Caramel_Machiato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Amel melihat jam menunjukkan pukul 3 sore, ia pun segera bersiap untuk nantinya pergi menuju tempat meeting.
" Sudah siap ? " ucap Dion yang tiba tiba saja masuk
" Sudah Pak, ini saya baru mau hubungi bapa " jawab Amel
" Ayo berangkat " kata Dion dan Amel mengangguk
Amel membawa semua yang ia butuhkan, Amel berjalan di belakang Dion. Sejak tadi ia mencoba menjaga jarak dengan Dion, Amel mencoba menyadarkan dirinya jika memang ia dan Dion tidak bisa bersama.
Begitu didalam mobil Dion tak langsung menjalankan mobilnya, ia merasa ada yang berbeda dengan Amel.
" Kenapa kita ga berangkat? " tanya Amel kepada Dion
" Kamu kenapa ? Ga kayak biasanya, aku ada salah ? " Dion berbalik bertanya
" Engga ada ko, cuma lagi cape aja " jawab Amel asal
" Cape kenapa ? Atau kamu sakit ? Kita berobat aja yah " Kata Dion namun Amel langsung menggelengkan kepalanya
" Kita berangkat sekarang, ga enak nanti kalau terlambat" ucap Amel mengalihkannya
Dion pun menurutinya, ia langsung mengemudikan mobilnya.
Sepanjang jalan Amel hanya diam, ia masih tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi. Dion yang tengah menyetir sesekali melirik kearah Amel, ia masih penasaran apa yang terjadi dengan Amel.
Tanpa terasa keduanya pun sampai, namun Dion menahan Amel untuk turun dari mobilnya.
" Kenapa ? " kata Amel menatap Dion
" Kamu yang kenapa ? Ada apa Mel ? Kalau ada masalah tolong cerita, kalau memang ada—" ucapan Dion terpotong
" Engga ada apa apa, aku lagi cape. Ayo kita turun " kata Amel yang kemudian turun lebih dulu
Keduanya pun masuk kedalam cafe, mereka menunggu di tempat yang sudah di siapkan.
Tak lama menunggu seseorang yang mereka tunggu pun datang, namun Amel dibuat terkejut dengan klien nya tersebut.
" Loh Amel, jadi kamu sekretaris Pak Dion ? " ucap seorang laki laki tampan yang kini tengah berjabat tangan dengannya
" Nathan, aku ga nyangka juga ternyata kamu yang akan kerjasama" kata Amel
" Kalian saling kenal ? " tanya Dion
" Iyah, Amel ini dulu teman kuliah saya. Tapi karena Amel cuma komunikasi sama asisten saya, jadi ya saya gatau kalau Amel ini " ucap Nathan dan Dion hanya mengangguk
Setelah berbasa-basi keduanya pun mulai membahas pekerjaan, Nathan sesekali mencuri perhatiannya kepada Amel.
" Oke saya setuju dengan kerjasama ini " kata Nathan sambil menandatangani dokumen tersebut
" Semoga kerjasama kita berjalan lancar yah Pak Nathan " kata Dion sambil berjabat tangan
" Tentu " kata Nathan sambil membalas
Amel dan Nathan saling melemparkan senyuman, pukul 7 malam mereka pun mengakhiri pertemuan mereka.
" Pak Dion, boleh saya bicara sebentar dengan Amel ? " ucap Nathan meminta izin
" Oo ya boleh " jawab ragu Dion
" Saya tunggu di mobil yah " kata Dion kepada Amel dan Amel mengangguk
Begitu juga dengan asisten Nathan, ia pun memilih menunggu Nathan didalam mobilnya.
" Apa kabar Mel ? " tanya Nathan
" Baik banget, kamu sendiri sekarang hebat yah. Tapi kayaknya dari dulu sih kamu tuh hebat " jawab Amel sambil keduanya saling melempar senyuman
" Bisa aja kamu Mel, ya aku cuma lanjutkan perusahaan alm. Ayah aja Mel. Oiya kalau aku hubungi kamu, ga ada yang marah kan ? " tanya Nathan
" Engga ada, yang ada kamu kali nanti ada yang marah " jawab Amel
" Ga ada Mel, sumpah. Ya udah nanti kita lanjut di chat aja, ga enak sama Pak Dion " kata Nathan dan Amel mengangguk
Amel dan Nathan pun berpisah, Amel langsung masuk kedalam mobil yang dimana Dion sudah menunggu dirinya.
" Ayo pulang" kata Amel sambil tersenyum
" Hmm " gumam Dion
" Kenapa ? " tanya Amel bingung
" Tadi kamu diem aja, murung. Tapi kenapa habis ngobrol sama dia, jadi beda gini "
" Engga ko sama aja, yaudah ayo kita pulang "
Dion pun langsung mengemudikan mobilnya, ia langsung mengantarkan Amel untuk pulang kerumahnya.
Sepanjang jalan Amel kembali diam, tak ada percakapan diantara keduanya hingga akhirnya mereka tiba dihalaman rumah Amel
" Aku turun yah, kamu hati hati di jalan " kata Amel
" Tunggu " kata Dion dengan cepat
" Kenapa ? " Amel mengurungkan niatnya untuk membuka pintu
" Ga kayak biasanya, biasanya kamu nyuruh aku mampir" kata Dion
" Aku lagi cape Dion, ga apa apa kan ? " ucap Amel dan Dion mengangguk
" Yaudah aku turun yah, kamu hati hati " Amel pun langsung turun dari dalam mobil Dion
Dion terus memperhatikan Amel, hingga akhirnya Amel masuk kedalam rumahnya.
" Aargghh kenapa sih, kenapa jadi kayak gini " ucap Dion dengan emosi
Dion pun langsung pergi meninggalkan halaman rumah Amel, sepanjang jalan ia mencoba mencari cara agar pernikahannya batal dengan Celine.
Bukan tanpa alasan Dion menyetujui awalnya, karena ancaman dari keluarganya yang akan mencelakai Amel membuat Dion Setuju untuk menikah dengan Celine.
" Gue harus cari cara lebih dulu, gue gapunya waktu banyak " kata Dion sendiri