Pernahkah kalian membayangkan bertemu dan menjadi dekat dengan seorang penyanyi idol terkenal?
Membayangkannya saja tidak berani... Tetapi berbeda dengan Maya.
Ia sangat mengidolakan Reynold dari groupband starlight yang sangat digandrungi oleh kaum hawa.
Bukan hanya terkenal saja, tetapi Reynold merupakan seorang pengusaha sukses.
Apakah bisa Maya menjadi lebih dekat dengan Reynold yang memiliki banyak sekali fans?
Apakah Maya mampu menjadi seorang kekasih yang tegar untuk seorang Reynold?
Penasaran kan??...
Yukk kita baca saja kisah mereka readers 🫠
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Camomile_tea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8.
Tepat pukul 09.50 Maya tiba di kampusnya. Ia lari cepat-cepat karena takut jika dosennya sudah masuk ke kelasnya.
"Gue pikir gue telat." ucap Maya kepada Rika dan Sasa sambil ngos-ngos an karena habis berlari.
"Kebiasaan... Pasti begadang lagi kan lo?" terka Rika yang mengerti kebiasaan temannya itu jika suka begadang.
"Sok toi banget sih lo." jawab Maya sambil menonyor kepala Rika pelan.
"ishh... Apaan sih, sakit tau... Lagian neh ya kalau bukan karena begadang terus apa coba yang bikin lo kesiangan kayak gini? Untung aja kan si pak dosen belum masuk." ucap Rika panjang lebar. Karena ia sangat mengetahui sifat dan watak temannya satu itu.
"Gue tuh semalam susah tidur, bukan maksud sengaja mau begadang." jawab Maya acuh.
"Susah tidur kenapa emang? Lagi mikirin apaan?" tanya Rika lagi.
"Kepo banget sih lo. Udah liat depan sono tuh pak dosen udah dateng." Maya senang bisa membuat temannya yang super kepo itu penasaran.
"Lo utang cerita nanti abis mata kuliah ini ya." timpal Sasa. Ia senang sahabatnya itu sudah bisa move on dan bahagia sekarang.
"Ya... Nanti gue ceritain, asal kalian gak jadi baper aja nanti ya." Maya berkata sambil bisik-bisik dan tersenyum puas.
********
Maya, Rika dan Sasa kini berada di kantin. Mereka memesan makanan dan duduk manis sambil menunggu pesanan mereka datang.
"Cerita dong May... Lo demen banget sih bikin orang penasaran." ucap Rika setengah memohon.
"Ya udah gue kasih tau deh. Nih... Liat baik-baik karena tidak akan ada pengulangan ya." ucap Maya yang suka sekali melihat teman-temannya pada penasaran.
Maya menunjukkan foto Reynold yang sudah tersimpan di galery ponselnya. Spontan saja Rika dan Sasa melongo. Bagaimana tidak, Maya mendapatkan foto selfie Reynold asli bukan dari ansta**** atau media sosial lainnya.
"Beneran ini foto asli? Bukan lo screenshot dari media sosialnya dia kan?" ucap Sasa. Ternyata selama ini hubungan Maya dan Reynold semakin dekat. Ia tidak menyangka saja, karena ia berpikiran jika Maya dan Reynold mungkin hanya sebatas idola dan biasnya saja.
"Asli dong... Ada juga sih yang gue nyomot dari ansta****nya dia. Tapi yang ini beneran asli. Tadi malam kak Reynold ngirimin gue sebelum dia naik ke panggung, dia kirimin selfienya dulu ke gue." terang Maya dengan bersemangat.
"Sekarang gimana coba caranya gue buat gak suka sama dia kalau dia itu seimut ini." ucap Maya lagi dengan tersenyum dan menangkup kedua pipinya dengan kedua tangannya.
"Saran gue lo pastiin dulu deh May statusnya dia. Beneran dia mau dijodohin atau mungkin itu hanya gosip aja. Karena gue liat lo sudah terlalu dalam jatuh ke dalam pesona seorang Reynold. Gue takut lo jadi patah hati nantinya." jelas Sasa memperingati sahabatnya itu. Bagaimanapun mereka sudah berteman cukup lama. Jadi Sasa tidak tega jika sahabatnya itu nanti akan terluka lebih dalam.
"Gue setuju sama Sasa sih May... Lo jadi ketemuan gak sama kak Reynold hari ini?" tanya Rika.
"Jadi dong. Nanti malam jam tujuh kak Reynold jemput gue." ucap Maya berbunga-bunga.
"Cie... Yang lagi kasmaran..." goda Sasa.
"Udah ah... Makan aja yuk. Dari tadi kalian godain gue melulu." jawab Maya.
Akhirnya mereka memakan makanan pesanan mereka dengan sesekali bercanda gurau. Setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing, karena memang hari ini tidak ada mata kuliah lagi.
Malampun telah tiba. Kini Maya tengah bersiap-siap, ia membongkar seluruh isi lemarinya mencari baju terbaik untuk ia kenakan. Akhirnya ia memutuskan mengenakan long dress tanpa lengan dengan panjang selutut. Memoles make up tipis di wajahnya tidak lupa liptint warna pink favoritenya. Kini Maya terlihat cantik sekali meskipun dengan make up tipis, karena memang kulit wajahnya yang putih dan bersih.
Tring...
Bunyi pesan masuk di ponselnya dan Maya langsung membuka pesan tersebut, takutnya jika kak Reynold yang mengirimkan pesan itu.
"Hai gadis kecil... Aku sudah di depan rumah kamu ya." benar saja ternyata itu pesan dari Reynold.
"Oke kak... Tunggu sebentar ya, aku keluar sekarang." balas Maya.
Sebelum keluar sekali lagi Maya mematut dirinya di depan cermin dan memastikan penampilannya sudah sesuai, Maya mengambil sling bag nya dan keluar menemui orang tuannya untuk berpamitan.
"Ma... Pa... Maya pergi dulu ya. Mau jalan sama teman Maya. Udah di jemput di depan." pamit Maya pada kedua orang tuanya.
"Teman atau teman? Coba suruh masuk dong sayang, kenalin sama papa dan mama." goda mama Shinta kepada putrinya, sedangkan papa Rudi hanya senyum-senyum sendiri melihat putrinya yang terlihat sedang bahagia. Tidak terasa ternyata putri semata wayangnya sudah dewasa kini.
"Mama apaan sih orang cuma teman kok. Nanti deh Maya kenalin kalau udah lebih dari teman. Bye pa... Bye ma..." elak Maya dan cepat-cepat keluar sebelum sang mama menggodanya lagi.
Di depan halaman rumahnya Maya bisa melihat ada sebuah mobil lamborghini merah yang terparkir. Sudah bisa dipastikan jika itu mobil milik Reynold.
Maya menghampiri mobil itu dan terlihat Reynold turun dari mobil dan membukakan pintu samping.
"Silahkan masuk tuan putri." ucap Reynold sambil senyum menggoda Maya.
"Tuan putri dari hongkong. By the way terima kasih pangeran." jawab Maya sambil menggoda Reynold juga membuat Reynold terkekeh geli mendengar jawaban dari seorang gadis yang beberapa hari ini mulai mengusik hati dan pikirannya.
Akhirnya Reynold melajukan mobilnya di tengah ramainya jalanan kota Jakarta. Hening di dalam mobil, karena Maya tiba-tiba grogi dan tidak tahu mau berbicara apa.
"Kamu belum makan kan May?" tanya Reynold memecah keheningan yang terjadi di dalam mobil itu.
"Iya belum kak." jawab Maya.
"Ya udah kita makan dulu ya, setelah itu ada tempat yang mau aku tunjukkan ke km." ucap Reynold. Sebenarnya Maya cukup penasaran tempat apa yang ingin di kunjungi oleh Reynold, tetapi ia ingin lebih menjaga imagenya.
Akhirnya mereka sampai di sebuah restoran berbintang yang sangat terkenal dengan masakannya yang enak.
"Ayo kita turun, cacing-cacing di perutku sudah berteriak meminta makan." ucap Reynold dengan kekehan kecilnya. Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam restoran dan memesan menu makanan yang mereka inginkan.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, sesekali mereka berbincang dan bercanda bersama.
"Oya... Kemarin katanya ada yang mau di tanyakan kan? Mau tanya apa May?" tanya Reynold.
"Hmm... Gimana ya kak... Aku bingung mau ngomong dari mana." jawab Maya terbata-bata. Dia bingung sekaligus malu untuk bertanya pada Reynold. Padahal ia sudah memantapkan hatinya untuk bertanya kemarin-kemarin.
Akhirnya makanan yang mereka pesan sudah datang.
"Ya sudah kita makan dulu aja ya." jawab Reynold dengan sabar.
********
