My Arrogant Master

Siang ini mereka sudah ada di rumah sakit untuk melihat kondisi putri mereka, dan juga sudah 2 Minggu ini Lili di rawat di rumah sakit.Tentunya saat ini Lili sudah mulai merasa sangat bosan berada di dalam ruangan ini setiap hari.

"Sayang ayo kita masuk kedalam kakak mau lihat kondisi Lili."Akhirnya mereka pun masuk kedalam untuk melihat kondisi putri mereka saat ini.

"Selamat agi Lili io datang jenguk Lili agi hari ini, dan sekarang io juga awa cucu pisang apa Lili au.?" Rio pun menunjukkan kepada Lili susu pisang di dalam kantong belanjaan nya, dan di sana juga banyak jenis coklat yang tadi memang sengaja Juan beli untuk mereka ber dua.

"Waah io unya cucu pisang dan ga coklat di cini apa Lili boleh minta io.?" Rio pun mengeluarkan semua coklat, dan juga susu pisang itu di atas tempat tidur Lili kemudian dia memerintahkan adiknya ini untuk mengambil makanan itu berapapun yang adiknya ini inginkan.

"Sekarang Lili ambil makanan ini sesuka Lili semua makanan ini untuk Lili tapi angan ambil semuanya ya io juga au." Juan pun tersenyum melihat kelakuan anaknya ini sekarang, dan juga mereka merasa sangat senang Rio nantinya akan menjadi kakak yang baik untuk Lili.

Sungguh saat ini Lili merasa sangat bahagia di hadapannya sudah ada makanan kesukaannya, dan sekarang Lili sedang mengambil sebagian makanan itu kemudian dia masukkan kembali kedalam kantong belanjaan agar makanan ini tidak berserakan di atas tempat tidur nya.

"Terima kasih io sekarang Lili sayang io anyak-anyak." Lili pun mencium pipi Rio, dan seketika pipi bulat Rio pun menjadi memerah karena ia malu di cium oleh Lili.

"Wajah io kenapa melah io sakit.?" Tanya Lili sekarang pada kakaknya ini dengan sedikit panik.

Juan yang melihat putranya itu sedang malu karena di cium oleh Lili seketika tertawa anak nya yang masih berusia 4 tahun ini sudah mengerti akan rasa malu jika di cium oleh anak perempuan.

"Ady kakak io sakit." Juan pun seketika terdiam saat pertama kalinya Lili memangil Rio dengan sebutan kakak.

"Kakak Rio enggak sakit kok sayang dia hanya malu Lili mencium pipinya, dan mulai sekarang kamu panggil Rio kakak ya meskipun jarak kalian hanya 1 tahun.

Lili pun mengangguk, dan tersenyum melihat kakaknya ini sekarang sedang cemberut melihat daddy mereka saat ini."Hhh kenapa kamu lihat daddy seperti itu memang benarkan kamu malu di cium adik cantik kamu ini son." Goda Juan sekarang pada putranya ini, dan akhirnya ia pun pergi menemui sang mommy karena sekarang ia kesal pada daddy nya itu.

"Omi ady akal io alu omi." Risa pun tersenyum mendengar putranya ini sedang mengadu pada nya.Kemudian Risa pun segera mengangkat Rio untuk duduk di atas kasur.

"Rio kenapa malu kan Lili adik Rio, dan juga tadi Lili cium pipi Rio karena dia senang Rio sudah bawakan makanan kesukaannya sayang." Jelas Risa sekarang pada putranya ini yang sedari tadi masih saja cemberut di hadapannya.

Juan yang saat ini melihat putranya itu cemberut langsung menghampirinya, dan memukulnya agar ia tidak marah lagi."Maaf sayang tadi daddy buat Rio kesal sekarang Rio mau apa biar enggak marah lagi hem." Rio pun tersenyum sekarang ia ingin membalas daddy nya ini.

"Io au cucu pisang yang besar seperti ady." Ucap nya sekarang pada sang daddy yang sedang berdiri di hadapannya.

"Hhhh mana ada susu pisang sebesar daddy sayang selama daddy kecil tidak pernah melihat susu pisang sebesar itu apa kamu mau kita sekeluarga menghabisinya." Sekarang Juan pun tertawa mendengar permintaan konyol dari putranya ini, dan tentunya Risa pun juga ikut tertawa melihat Rio yang sekarang semakin kesal.

Hum io alah sama kalian io au susu pisang yang BESAR.!" Bentak nya sekarang pada sang daddy karena ia merasa sangat kesal.

Seketika Juan pun terdiam, dan melihat tajam putranya itu."Jaga nada bicara kamu di depan daddy Rio daddy tidak suka kamu meninggikan suara karena itu sangat tidak sopan apa kamu mengerti.!" Tekan Juan sekarang pada putranya ini, dan tentu saja Risa yang baru pertama kalinya melihat Juan marah merasa sangat takut sekarang.

Sudah-sudah sekarang minta maaf sama daddy Rio."Rio pun turu, dan mendekati sang daddy sambil menundukkan kepalanya karena merasa sangat takut melihat tatapan daddy nya ini.

"Aap ady io bentak ady io ak au cucu pisang yang besar agi hiks... hiks... ady angan alah io atut."Rio pun memeluk sang daddy yang saat ini terlihat masih sangat marah.

"Lain kali jangan seperti itu daddy tidak suka kamu meninggikan suara di hadapan daddy, dan bukan hanya pada daddy pada mommy juga karena itu sangat tidak sopan."❄️

Rio pun mengangguk karena ia merasa sangat bersalah sudah membentak daddy nya ini."Sudah jangan nangis lagi daddy enggak marah lagi kok sama Rio." Akhirnya Risa pun merasa sangat lega suaminya ini tidak marah lagi sekarang.

*"Ngeri juga ya kalau kakak marah pantas saja dia di jadikan ketua di mafia itu hiii serem Risa enggak mau deh buat kakak marah."* (Dalam hati )

"Ady apa Lili boleh pulang sekarang io kesepian ain cendili bersama cici." Rio sekarang melihat daddy nya ini agar mengizinkan Lili pulang ke mansion bersama mereka.

"Nanti daddy tanya sama dokternya dulu ya baru kita bawa lili pulang ke mansion, dan sekarang apa rio enggak ngantuk hari sudah mulai sore nak." Rio pun menggelengkan kepalanya karena saat ini ia ingin menemani Lili

"Ady apa io oleh aik ke kasur Lili.?"Juan pun tersenyum, dan segera membawa Rio mendekati Lili sekarang.

"Nah sekarang Rio mau tidur di samping Lili kan tapi Rio harus hati-hati ya jangan sampai mengenai infus di tangan Lili nanti tangan Lili bisa berdarah." Rio pun mengangguk, dan sekarang Rio merasa sangat senang bisa memeluk adiknya ini.

"Kak apa kita bawa aja Lili pulang hari ini Risa lihat dia sudah mulai tidak betah berada di dalam ruangan ini." Ucap Risa pada suaminya ini karena ia bisa melihat putri kecilnya itu sudah tidak nyaman berada di sini.

"Iya sayang sekarang kakak keluar dulu menemui dokter." Juan pun keluar dari dalam ruangan, dan menemui dokter yang selama ini merawat Lili.

***

"Dok apa sekarang anak saya sudah di izinkan untuk pulang ke mansion.?" Tanya Juan pada dokter ini sekarang karena anak nya sudah mulai tidak betah berada di rumah sakit.

"Sekarang kondisi pasien sudah lebih baik dari sebelumnya tuan tapi saya sarankan kembali kepada anda jangan tinggalkan dia sendirian baik di saat dia sedang tidur anda harus menemaninya karena saya takut tiba-tiba trauma nya kambuh tuan." Jelas nya sekarang pada Juan karena memang untuk saat ini jangan dulu tinggalkan Lili sendiri.

"Iya dok saya pasti menjaganya dengan baik, dan terimakasih selama ini anda sudah menjaga putri saya."Akhirnya Juan pun kembali kedalam ruangan Lili, dan segera membawanya pulang ke mansion sore ini.

...****************...