"Damian Xylander Zweihander?" Gumam Quqi.
"Ya, apa kau sudah ingat?" Tanya Bara dengan menaik turunkan alisnya.
"Tidak" Simpel Quqi membuat Bara membuka rahang nya lebar-lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musuh
"Sayang, hari ini kita ke mall." Ucap Bima dengan semangat.
"Sekarang? Aku harus bekerja Abang" Seru Quqi dengan menggemaskan.
"Tidak perlu, Damian sudah menyetujui nya. Kita beli baju untuk di kenakan nanti malam"
"Baiklah bang"
Setelah membereskan kebutuhan nya, Quqi menggandeng lengan Bima dengan semangat. Sudah lama ia tidak berbelanja di mall yang ada di sini.
"Coklat dari siapa?" Tanya Bima karena Quqi membawa buket coklat tersebut.
"Bang Farel, aku akan membawa nya pulang" Balas Quqi dengan semangat.
"Haish kau ini, jangan terlalu banyak memakan coklat nanti gigi mu akan sakit"
"Tidak bang, aku kan rajin sikat gigi" Balas Quqi dengan polos.
"Baiklah baiklah, ayoo" Ucap Bima setelah keluar dari lift.
Quqi tersenyum pada Luna dan Gisel yang tengah menatapnya, sebelum itu Quqi menghampiri mereka.
"Mbak, aku akan pulang lebih dulu. Sampai jumpa" Ucap Quqi dengan melambaikan tangannya.
"Sampai jumpa nona Qesya" Ucap mereka bersamaan.
Perkelahian tadi di kantin sudah menyebar luas hingga ke penjuru kantor, mereka sudah tahu bagaimana bringas nya Bima. Tidak hanya Bima, tapi keempat laki-laki itu pun sama kejam nya.
Tapi saat bersama Quqi, sikap mereka berbanding terbalik hingga membuat mereka yakin bahwa mereka benar-benar menyayangi Quqi.
Bima membukakan pintu mobil untuk Quqi, Quqi awal nya ingin menolak tapi Bima tetap memaksa nya.
"Ayoo"
"Terimakasih bang"
Di sepanjang perjalanan Quqi sibuk bernyanyi, sedangkan Bima hanya terkekeh menanggapi nyanyian Quqi yang seperti anak kecil.
Di markas
Raut wajah mereka nampak menggelap karena amarah nya yang sudah memenuhi otak nya.
"Sialan! Jadi dia orang nya!!!" Marah Damian.
"Benar tuan, Tuan Saga Binaraga Merupakan seorang Mafia yang selalu iri dengan anda. Beliau menikahi Putri dari Tuan Aniston karena ia hanya memanfaatkan nya saja" Jelas anak buah Damian.
"Sudah gue duga! Mereka memang bodoh!" Geram Kevin yang terlihat sangat benci dengan keluarga Aniston.
"Malam nanti kita tetap waspada, gue tahu pasti dia sudah menyiapkan perangkap untuk kita" Tambah Bara.
"Tidak, mereka tidak akan melakukan apapun karena malam nanti merupakan malam pernikahan nya. Justru mereka yang waspada karena takut acara nya akan berantakan" Ucap Damian.
"Benar sih, tapi kita juga tetap harus waspada. Terlebih kita membawa Quqi"
"Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh Quqi ku!" Geram Kevin.
"Hmm, Biarkan pernikahan mereka berjalan dengan lancar. Aku ingin melihat keluarga Aniston hancur sehancur hancur nya!" Ucap Bara dengan tersenyum iblis.
"Benar, aku sudah tidak sabar untuk menantikan acara itu!" Tambah Kevin.
Damian sendiri hanya diam tanpa menghiraukan mereka yang sangat posesif pada Quqi, bagi nya itu terdengar menjijikkan karena mereka sangat menghawatirkan wanita.
Drrttt Drtttttt Drtttttt Drtttttt
Ponsel milik Kevin berdering.
"Halo?"
"Tuan, siang tadi nona Qesya di ganggu oleh salah satu pegawai kantor"
"APA? SIAPA DIA? APA QUQI BAIK BAIK SAJA?" Cemas Kevin.
"Nona Qesya baik-baik saja tuan. Tuan Bima datang di waktu yang tepat"
"Hah syukurlah, apa wanita itu mati?"
"Tidak tuan, nona Qesya melarang tuan Bima untuk menyerang wanita itu"
"Baiklah, kau tahu kan maksud ku?"
"Baik tuan, malam ini juga saya akan melenyapkan nya"
"Bagus"
"Oh ya tuan, tuan Bima berpesan agar malam nanti kalian datang saja ke rumah nya karena tuan Bima membawa nona Qesya ke sana"
"Baik"
Tut
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada Quqi?" Tanya Bara.
"Ya, Quqi di ganggu oleh salah satu pegawai kantor. Untung saja Bima langsung datang, jika tidak gelas kaca itu akan mendarat di wajah cantik Quqi" Jelas Kevin.
"Apaa? Berani-beraninya dia mencelakai Quqi ku!" Geram Bara.
"Tenang lah, Gue juga ga terima Quqi di perlakukan seperti itu."
"Hmm"