Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah
" WIJAYA GROUP "
Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.
segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.
ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.
namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.
gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.
ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24 hukuman Kayvan
Zalwa terus melangkah mundur ke belakang, hingga akhirnya punggungnya terasa menabrak dinding.
Hati Zalwa ketakutan bukan main.
Kayvan terus melangkah mendekat kepada Zalwa.
" mau apa anda...katakan, anda mau apa....tolong jangan mendekat " kata Zalwa penuh ketakutan.
Ia baru saja bisa menenangkan dirinya dari peristiwa dua minggu itu.
Tapi sekarang,
Wajah mengerikan itu kembali menghampirinya.
" kau tak punya hak memerintahku sialan....kau pikir kau siapa hah...!! " sentak Kayvan dengan kasar dan penuh amarah.
Zalwa semakin ketakutan.
" tu tu tuan...a...apakah saya mem...mempunyai sa...sa...salah kepada anda ?! Ji...ji....jika iya, sungguh sa...sa..saya minta maaf, saya minta maaf jika saya telah berbuat salah tanpa saya sadari kepada anda.
Sungguh...itu saya lakukan karena saya tidak sengaja.
Saya sungguh tidak tahu siapa anda.
Saya juga tidak tahu siapa nama anda.
Saya bahkan tak merasa pernah melihat anda sebelumnya.
Saya mohon...maafkan saya " kata Zalwa sambil menangkup kedua tangannya di depan dada sebagai permintaan maaf.
Kata kata gadis itu tergagap gagap.
Zalwa terus melangkah mundur ke belakang.
Tanpa sadar,
Langkahnya terseok ketika berusaha menghindar sejauh mungkin dari Kayvan yang kini telah berdiri di depan mejanya.
Mendengar kata kata dari Zalwa, bukannya menyurutkan amarah pria itu.
Tapi kata kata Zalwa justru membuat amarah Kayvan semakin tersulut.
Sialan....
Apa katanya tadi ?!
Tak pernah mengenalnya ?!
tak tahu siapa dirinya...bahkan tak tahu siapa namanya.
Rahang Kayvan semakin mengeras.
" beraninya kau mengabaikan panggilanku, kau pikir kau ini siapa....
Tak ada satupun orang yang boleh mengabaikan diriku, apalagi itu dirimu " kata Kayvan penuh penekanan.
Kayvan menyingkirkan meja yang menghalanginya dengan Zalwa begitu saja dengan kasar,
" akh....!! " Zalwa terpekik kaget ketika meja di hadapannya di singkirkan oleh Kayvan.
Zalwa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Meja itu terbalik di hadapan Zalwa dan hampir saja mengenai gadis itu jika saja Kayvan tak segera meraih tubuhnya dan membawa tubuh ringkih itu kepadanya.
Bruakk.....
Meja itu akhirnya jatuh terbalik menghantam lantai.
" bereskan.... " suara Kayvan terdengar sedikit nyaring membuat kesadaran Zalwa kembali.
Gadis itu segera berusaha menarik diri ketika ia sadar, dirinya kini berada dalam dekapan pria asing yang mengerikan baginya itu.
Tapi sayang,
Kayvan tak mau melepaskannya.
Laki laki itu justru memnawanya dengan merengkuh bahunya keluar dari ruangannya.
Zalwa tak mungkin berteriak,
Masih ada beberapa rekan gurunya di sana.
" bu Zalwa...ada apa ?! " bu Sofi bertanya sembari berusaha mendekat ketika ia melihat Zalwa seperti akan di bawa paksa oleh seorang pria yang tak pernah mereka lihat sebelumnya.
Tapi tidak bisa,
Seorang pria berjaz hitam telah lebih dulu menghalanginya.
" jangan ikut campur urusan tuan muda kami " kata seseorang itu yang tak lain adalah Yogi.
Mata bu Sofi menatap penuh tanya kepada Yogi.
Seolah tahu arti tatapan itu,
Yogi menjawab.
" Kayvan Herald Hadi Wijaya,
Anda tahu ?! " kata Yogi.
" Ha..Hadi Wijaya...?! " cicit bu Novi.
Sebagai orang yang cukup lama mengabdi di yayasan ini, ia cukup mendengar selentingan kabar yang mengatakan jika HADI WIJAYA GROUP adalah donatur terbesar yayasan Albeer ini.
Bu Sofi pun mundur teratur ke belakang dan mengurungkan niatnya mendekati Zalwa yang telah di bawa oleh Kayvan.
Mobil yang membawa Zalwa dan Kayvan terus melaju menembus jalan raya.
Melewati kendaraan kendaraan lain yang turut memadati jalan raya itu.
" tuan muda..." Samir yang duduk di depan kemudi memanggil Kayvan.
" apartemenku " jawab Kayvan dingin dengan tatapan mata terus menyorot tajam kepada Zalwa yang nampak duduk dengan memojokkan dirinya di bangku mobil itu.
Zalwa dan Kayvan duduk bersisihan, namun Zalwa mendudukkan dirinya dengan posisi memojokkan dirinya sendiri.
Gadis itu benar benar di landa ketakutan setengah mati.
Apalagi sejak membawanya ke dalam mobil ini tadi,
Kayvan terus menjadikan dirinya sebagai sumber perhatiannya.
Tatapan mata pria itu seolah tak berkedip menatapnya.
Tatapan yang begitu menyiratkan kemarahan.
" mau apa anda membawa saya ke apartemen anda ?! Tu...tu..tuan, saya " kata Zalwa tergagap.
" diamlah..." kata Kayvan lagi.
Setelah hampir satu jam perjalanan, mobil yang membawa Kayvan dan Zalwa nampak memasuki basemant sebuah gedung apartemen bertingkat.
Brakkk...
Kayvan keluar dari mobil dengan membanting pintu mobil dengan kasar.
Kemudian ia memutari mobil dan membuka pintu di sisi Zalwa.
" saya tidak mau....biarkan saya pergi, lepaskan tangan anda.
Tuan, saya sudah menghormati anda, saya mohon bersikaplah dengan sopan " tolak Zalwa yang di barengi dengan permohonan.
Samir melirik dari kaca spion.
" tuan muda....lembutlah sedikit, nona ini seorang perempuan yang lembut " ucap Samir hanya di dalam hatinya.
" persetan..." jawab Kayvan jengkel melihat Zalwa kembali berusaha menjauh darinya juga menolaknya.
Kayvan kemudian memaksa dengan menarik tangan Zalwa dengan kuat.
Akhirnya,
Zalwa pun keluar dari mobil dengan sangat terpaksa.
Kemudian Kayvan terus menarik gadis itu masuk ke dalam gedung apartemennya.
Langkah Kayvan yang lebar membuat Zalwa terseok seok mengkutinya.
sampai di lantai entah berapa Zalwa tak tahu karena gadis itu yang sibuk berdoa di dalam hati.
Tangannya masih di seret oleh Kayvan dengan kasar.
Hingga tak lama,
Pria itu berhenti di depan sebuah unit apartemen dan membukanya dengan tanpa melepaskan pegangan tangannya pada Zalwa.
Klek...
Pintu terbuka,
Kayvan menghentak tangan Zalwa masuk ke dalam unit apartemennya.
Zalwa terpelanting masuk ke dalam apartemen itu dengan hampir saja terjerembab.
" mau apa anda..tuan... " rasanya keseimbangan Zalwa belum normal setelah tadi di hentak dengan begitu kasar oleh Kayvan.
kini pria itu sudah kembali melangkah mendekat kepadanya.
" tu..tu..tuan, saya mohon. Ma...ma...mari kita bicara baik baik,
Akh......!! " Zalwa menjerit,
Kayvan menarik satu lengannya ke arahnya,
Kemudian pria itu membawa gadis itu dalam gendongannya.
Zalwa jelas panik, gadis itu meronta dalam gendongan Kayvan.
Tapi apa pria itu peduli ?!
Jawabannya tentu tidak, pria itu terus melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga dan berakhir di depan sebuah kamar.
Cklek...
Pria itu membawa Zalwa masuk.
Dan..
Bruak...
Kayvan melempar tubuh Zalwa ke atas tempat tidur berukuran super besar.
Zalwa kian ketakutan. Gadis itu segera beralih ketika Kayvan juga turut naik ke atas tempat tidur bersamanya.
" siapa yang bicara denganmu di telepon ?! Beraninya kau menolak panggilanku...lancang...." sentak Kayvan sambil menarik salah satu kaki Zalwa yang tak lagi memakai sepatu.
Sepatu gadis itu telah lepas entah di mana tadi.
Tubuh Zalwa tertarik seiring dengan kakinya yang di tarik oleh Kayvan ke arahnya.
" Akhh....!! " sekali lagi Zalwa menjerit.
Tubuh Zalwa tertarik ke bawah dan kini berada di bawah kungkungan Kayvan.
Krakk......
Kayvan merobek kasar pakaian Zalwa.