NovelToon NovelToon
I'M RAKA NOT RAZKA

I'M RAKA NOT RAZKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Mengubah Takdir
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: aria adelia

Raka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya.

Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di tahan dengan ucapan bahwa hidup nya belum selesai di dunia ini.

Raka belum pernah merasakan kebahagiaan, maka dari itu makhluk yang seperti malaikat itu memberikannya kehidupan yang kedua kalinya demi bahagia dan diliputi kasih sayang.

"Gua Raka! Siapa Razka?! Gak kenal!"

Di kasih kesempatan buat idup sih dikasih. Ya cuma ...

"Kenapa gua malah idup di badan orang lain anj*ng!"

Raka bertransmigrasi ke tubuh Razka pangeran Ganendra- laki laki yang ia selamatkan sebelum meninggal waktu itu.

"Sialan! Tau gini mending gak usah gua selamatin!"

Akankah kehidupan kedua nya berjalan dengan mulus? Bisakah Raka merasa bahagia dan di kelilingi oleh cinta dan kasih sayang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aria adelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wewe gombel

Buagh!

"Minggir. Loe ngotorin tempat gua."

•••••••••• ••••••••••••• ••••••• •••••••••••••••••

Razka sempat terkejut ketika seseorang menggebrak meja nya. Ia lantas mendongak dengan tatapan tidak suka, sedangkan Varent sekarang sudah menunduk takut.

"Ngusir?" Tanya Razka yang membuat Varent makin bergidik ngeri. Ia menarik baju Razka, meminta nya untuk segera mencari tempat baru.

Yang di tanya malah tertawa meremehkan. Ia langsung mencengkram kerah baju Razka sampai ia berdiri dari tempat duduknya.

"NGELUNJAK LOE?! SEKARANG DAH BERANI JAWAB GUA?!"

Razka terdiam. Jantung nya berdebar tak karuan, ditambah tangan nya gemetaran hampir tak terkendali. Ia cepat cepat menyembunyikan tangan nya di belakang agar tidak terlihat oleh anak laki laki yang menarik kerah nya ini. Apakah ini perasaan Razka ketika berhadapan dengan nya?

"Kalau ada pertanyaan, mesti ada jawaban kan? Gua salah ngejawab?" Tanya Razka santai. Benar... Satu satu nya cara menghadapi orang seperti nya adalah merespon nya dengan santai.

Giginya menggertak emosi. Satu tangan nya terangkat dan akhirnya mendarat di pipi Razka. Varent yang kaget sontak berdiri.

"Gavin! Udah! Jangan sakitin Razka!!!" Teriaknya tidak terima.

Seketika keadaan kantin menjadi riuh karena adanya pertengkaran yang tiba tiba. Razka tentu saja tidak terima dirinya di pukul begitu saja. Rahang nya mengeras menahan amarah yang sayang nya harus ia pendam.

"Woi woi woi... Dengan loe mukul gua kayak gini, apa untung nya? Yang ada gua makin keras kepala gak mau pindah." Ucap Razka mengeyel.

"SIALAN LOE RAZKA!"

Bugh!

Lagi lagi satu pukulan mendarat ke pipi kanan nya. Tak ayal banyak yang merekam video mereka yang bertengkar.

"NGADU SANA SAMA ABANG KEBANGGAAN LOE! GUA GAK TAKUT SAMA LOE!"

"Aneh gue, loe benci sama gua kenapa? Gua bikin kesalahan sampe loe semarah ini? Sebutin kesalahan gua biar gua bisa sadar diri."

"Raz udah Raz. Cukup, kita pergi aja." Kata Varent melerai. Gavin mengepalkan tangannya kuat sampai buku kuku nya memutih.

"Alasan? Hh, perlu ada alasan buat ngebenci loe?"

"Gua bebasin loe kali ini. Pergi sebelum gua berubah pikiran," Final Gavin yang memberinya peringatan.

"Jangan berani berani muncul depan gua lagi." Peringat Gavin tajam. Razka terhenti sejenak sebelum melewati Gavin.

"Makasih buat peringatan nya. Tapi gak mempan tuh buat gua. Lagian kita satu sekolah, ketemu tiap hari kecuali kalau loe mau pindah alam. Gak akan ketemu, ahahahaha."

Razka pun pergi begitu saja sambil tertawa. Gavin mengepalkan tangan nya kuat sampai urat urat nya menonjol. Razka memang gila!

"Ka, loe gak papa?! Kita obatin dulu ke UKS bentar," Ucap Varent khawatir.

Razka menepis tangan Varent. "Gua gak papa. Lanjut makan aja, gua laper." Jawab Razka mencoba tersenyum agar teman nya tidak khawatir.

"Loe lebam Ka, gimana kalau nanti abang loe tau—

"Muka kamu kenapa?"

Deg!

Baru saja di bilang, orang yang di gosipin malah muncul depan muka apalagi tampang dinding nya yang datar.

Razka diam sembari berusaha menelan saliva nya. Aura Yudas memang paling mengerikan di antara abang abang nya yang lain.

"I,ini kak... K,kejedot meja..." Cicitnya berbohong. Yudas memincingkan matanya, mencari kebenaran pada Razka.

"Hh, kamu tuh gak pandai boong Razka... Kalau ke jedot gak mungkin lebam di pipi. Aneh," Ucap nya tajam. Varent baru mendengar ucapan Yudas yang panjang itu.

"Sekarang ikut kakak ke UKS, biar di obatin." Katanya yang menarik tangan Razka.

"Gak mau! Razka mau makan, gak usah di obatin nanti sembuh sendiri." Tolak Razka yang menarik kembali tangan nya.

"Kalau gitu... Siapa yang berani bikin kamu kayak gini?" Tanya Yudas semakin dingin. Benar benar dingin sampai sampai Razka merinding.

Razka diam. Ia teringat ucapan Gavin tadi bahwa mungkin saja Gavin membenci nya karena Razka aduan. Sekarang ia tidak akan seperti itu lagi.

Yudas mengalihkan pandangan nya pada Varent meminta jawaban. Varent buru buru memalingkan pandangan nya, tidak mau di tatap Yudas.

"Razka..." Panggilan maut itu sukses membuatnya takut.

"W,Wewe gombel!" Tiba tiba saja Razka berucap demikian. Ia merutuki kesalahan nya sendiri karena berkata bodoh. Yudas memiringkan kepala nya tidak paham.

"Wewe gombel tadi ngamuk ngamuk karna Razka terlalu ganteng Kak! Dia gak sengaja colek wajah Razka karna iri dan dengki! Dia emang SETAN Kak! " Seru nya menjelaskan secara rinci perbuatan Gavin tadi.

Yudas masih diam mencerna ucapan nya. Wewe gombel? Apa sekolah nya berhantu?

"Y,yaudah ya kak. Razka pamit mau emam." Razka pun berlalu begitu saja bersama Varent.

Terlihat di pojok meja sana ada Kavi dan Davka yang melambaikan tangan padanya. Menandakan bahwa mereka duduk disana.

Sesuai saran dari Varent tadi, dengan sedikit paksaan, Razka terpaksa harus ke UKS dulu biar luka nya gak tambah biru.

"Sorry, kita gak bantu tadi. Gue sama Davka di panggil Kak Ivan,"

"Kenapa?" Tanya Razka yang mengambil seblak nya yang mulai mendingin.

"Gua sama Kavi jadi perwakilan buat tim basket kita. Seminggu lagi bakal di adain pertandingan antar sekolah. Kebetulan kita jadi tuan rumah nya." Ucap Davka menjelaskan.

"Lah bukannya loe ikut tenis ya Dav?" tanya Varent pula.

"Ganti dulu lah, bosen." Jawabnya enteng.

"Gue gue! Gue juga mau ikutan!" Seru Razka bersemangat. Kavi menoleh dan menatap nya dari atas sampe bawah.

"Ikutan apa? Ikutan supporter? Yaiya lah harus," Ujar si dingin yang perlahan mencair.

"Ngapain jadi supporter? Ya jadi pemain lah! Minimal kalau gak jadi inti jadi pemain cadangan pun gak papa lah!" Makin semangat aja ni si Razka. Kavi geleng geleng tuh, dia gak setuju ama pendapat Razka.

Saat ia hendak angkat suara, Davka menahan nya. "Kalau loe mau ikutan, minta ke abang lu. Dia ketua OSIS nya, kalau lu yang minta bakal di pertimbangin lagi." Ujar Davka memberi saran. Ia merangkul Kavi agar anak itu diam.

Razka mengangguk dan kembali memakan seblaknya dengan semangat. Nikmat mana yang kau dustakan...?

Razka baru tahu kalau abang nya yang konyol itu bisa menjabat menjadi ketua OSIS di SMA URANUS ini. Emang wajah nya gak kemukaan wajah orang pinter. Ternyata mah, ketua OSIS yang di segani dia tuh.

"Pulang sama kakak," Ujar Yudas yang memberhentikan motornya tepat di depan Razka.

"Kata Bang Kai suruh tunggu bentar lagi." Kata Razka lemas. Yudas mengernyit. "Kamu sakit?"

"Kagak, ya kali segar bugar gini dibilang sakit?" Timpal Razka tidak terima.

"Naik ke motor. Nanti kakak kasih tau Bang Ivan kalau kamu pulang sama Kakak," Tawarnya lagi. Tak segan segan ia memberikan helm nya pada sang adik.

"Kalau kakak kena tilang gimana?" Tanya Razka menatap helm yang diberikan Yudas.

Ia menatap adiknya sejenak. "Gak akan."

Karena kakak bungsunya ini keras kepala, alhasil ia terpaksa menaiki motor nya karena memang tubuhnya tiba tiba lemas. Padahal ia mau membicarakan soal pertandingan basket antar sekolah. Ia mau mengajukan diri.

"Pegangan, nanti jatuh." Tegur nya berusaha lembut.

Pletak!

"Enak aja! Nanti gue di sangka LGBT ama elu!"

"Sembarangan kalau ngomong! Kita sedarah, kalau loe lupa!" Ucap Yudas merasa kesal kepala nya di tempeleng oleh anak ingusan seperti Razka.

"Kagak mau! Gua gak mau pegang—

BRRM! BRRM! BRRM!

"AAAAAKKHHH!!! SIALAN LU YUDAS!!! GUA SUMPAHIN KETEMU JIN TOMANG SAMA WEWE GOWEEL!"

The end.

1
Anita Jenius
Gambar visual tokohnya ganteng2.
5 like mendarat buatmu ya. semangat.
nikita willy
lah the end?
Ariaaa12: maksudnya tamat prolog nya kak😖
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!