"Apakah cinta pernah salah memilih sasaran? Mengapa cinta tercipta diantara kita yang berbeda? Bolehkah aku marah pada Tuhan karena telah menumbuhkan cinta di hatiku untuk mu?"
Potongan sajak tulisan Renata menggambarkan luka hatinya karena kisah cintanya yang rumit. Perasaannya terhadap Gilang berkembang menjadi cinta yang tak pernah Renata sadari sejak kapan.
Kemunculan Renata yang tiba-tiba di kehidupan Gilang, membuat Ainun jadi sering memikirkan Gilang.
Kepada siapakah hati Gilang akan berlabuh? Kepada Renata yang berbeda keyakinan? Atau Ainun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnamanisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Sesederhana Itu
"Makasih ya, Lang," ucap Renata setelah minta diturunkan di pintu masuk fakultasnya. Sebenarnya Renata meminta Gilang menurunkannya di depan gerbang utama kampus, tapi Gilang memaksa mengantarnya sampai fakultas.
"Sama-sama. Salam buat Iko ya," kata Gilang sebelum akhirnya melajukan mobilnya.
Renata tersenyum memandang mobil Gilang yang menjauh.
"Dianterin siapa?" tanya Iko yang heran Renata turun dari mobil yang tak dikenalnya.
"Gilang,"
"Hah? Kok bisa?"
"Ya bisalah,"
"Dia jemput lo dari rumah?"
"Liat aku di halte terus nawarin tumpangan,"
"Lah kan kampus dia udah kelewatan kalo anterin lo dulu kesini,"
"Dia mau ke supplier dagangan ibuknya di Pasar Gedhe sama Pasar Klewer dulu baru ngampus,"
"Hmmm"
"Dapet salam tadi,"
"Dari?"
"Gilang lah. Siapa lagi,"
"Jiaaaah... Cowok,"
"Kamu kira cewek? Ngarep!"
"Apa daya aku hanya pria biasa yang tak mampu mengharap bidadari surga,"
"Hmmm... Mulai...,"
"Seneng dong?"
"Kenapa?"
"Dianter abang ehem,"
"Apaan sih!"
"Cieee~"
"Lala belum dateng?" tanya Renata mencoba mengganti topik pembicaraan.
"Belum. Tau. Biasa juga gasik,"
"Pak Hendro ada nggak di rudos (ruang dosen) ya?" tanya Renata lebih kepada dirinya sendiri.
"Mau konsul?" tanya Iko yang dijawab anggukan oleh Renata.
"Gue liat Harris tadi nongrong di depan rudos. Dia kan dosbingnya juga Pak Hendro," kata Iko.
"Iya kah?"
"Coba lo tanya dia,"
"Yokai. Thanks,"
Iko hanya memberi acungan jempol sebagai balasan ucapan terimakasih Renata. Seiring Renata pergi menuju ke ruang dosen. Iko memikirkan cara bagaimana membuat Renata melihatnya sebagai pria, bukan sebagai cowok konyol yang suka ngebanyol.
"Mau nunggu sampe kapan sih, Ko?" Lala ternyata sudah berdiri di samping Iko dan melihat Renata yang berjalan menjauh.
"Lo punya ilmu ninja? Tiba-tiba udah ada aja," kata Iko yang cukup terkejut dengan kehadiran Lala. Lala hanya mencibir.
"Jadi, sama sekali nggak ada progres?" tanya Lala pada Iko.
"Jangankan progres, maju satu milimeter aja nggak," jawab Iko.
"Yang ada malah keknya bakalan ada jarak berkilo-kilo meter," lanjut Iko.
"Kok bisa?" tanya Lala heran.
"Ada saingan," kata Iko.
"Hah? Saingan? Siapa?"
"Bukan anak sini sih. Agak berat. Tapi gue optimis mereka nggak bisa jadi," kata Iko penuh percaya diri.
"Segitu pedenya?"
"Iyalah. Secara mereka beda,"
"Hah? Beda gimana? Malah justru karena mereka beda bisa jadi mereka bisa sama-sama," kata Lala heran.
"Beda server," jawab Iko sambil menatap tajam Lala. Lala mengerutkan alis.
"Beda server? Maksud lo..." kalimat Lala terpotong karena sebuah anggukan mantap dari Iko.
"Eh, tau darimana lo? Jangan asal deh," kata Lala masih tak percaya.
"Gue liat sendiri, La. Dia anak Muhammadiyah. Tempo hari ketemu di acara galang dana Palestine. Dari cara Renata menatap tuh udah beda," kata Iko.
"Tunggu, tunggu. Gimana ceritanya Renata bisa kenal anak MU?" tanya Lala penasaran.
"Taulah. Kata Gilang, si cowok MU, Renata sering beli penthol di deket kios ibunya di pasar. Mungkin dari situ Renata tau Gilang," jelas Iko.
"Rena, Rena. Bisa aja nemu cowok di pasar," komentar Lala.
"Trus, trus?" tanya Lala penasaran.
"Trus apa?" Iko balik bertanya, tidak paham maksud Lala.
"Renata nggak bilang kan kalo dia suka sama siapa tadi? Gilang? Nggak kaaan?" tanya Lala.
"Nggak bilang, tapi keliatan," jawab Iko.
"Lo masih nggak mau pdkt-in Renata?" tanya Lala penasaran.
"Pengennya. Cuma nggak tau gue harus gimana. Takut Rena jadi jaga jarak sama gue dan akhirnya pergi," kata Iko dengan nada sedih.
"Tenang aja. Kan mereka beda server. Palingan mama Renata nggak bakal bolehin kalo mereka pacaran. Kalo temenan sih masih aman," kata Lala.
Iko mengangguk. Setuju. Karena memang mama Renata adalah penganut agama yang taat. Iko merasa mempunyai kesempatan disana.
"Jangan buru-buru, Ko. Slowly aja," saran Lala.
Lagi-lagi Iko mengangguk. Terlihat Renata sudah berjalan kembali menuju ke arah Iko dan Lala. Wajah sumringahnya membuat Iko tahu bahwa konsultasinya berjalan lancar.
'Wait, Ren. Jangan jatuh terlalu dalam dulu,'
***
"Lhoh? Mbak Ainun?" Gilang terkejut ketika bertemu Ainun di salah satu kios di Pasar Gedhe.
"Eh, Mas,"
"Sama siapa, Mbak?" tanya Gilang.
"Sama mama, Mas. Biasa jadi sopir," kata Ainun.
"Motoran aja dari rumah?"
"Bawa mobil, Mas. Jauh soalnya. Mas sendirian aja?" tanya Ainun sambil celingukan mencari sosok Bu Siti.
"Iya, Mbak, sendirian. Biasanya juga gini. Mari, Mbak, saya duluan. Assalamu'alaikum..." kata Gilang tidak mau berlama-lama mengobrol di tengah pasar yang ramai plus dirinya tengah membawa banyak barang dagangan.
"Eh, iya, Mas. Hati-hati. Wa'alikumsalam..."
"Putranya Bu Siti?" tanya mama Ainun yang sempat melongok, melihat dengan siapa putrinya berbicara.
"Iya, Ma,"
"Gantheng ya?"
"Namanya juga cowok, Ma. Kalo cantik cewek namanya,"
"Rajin bantu ibunya lagi. Mantu idaman," puji mama Ainun.
"Mama mau cari mantu apa pembantu?" tanya Ainun yang tahu kemana arah pembicaraan ibunya.
"Yaaa kalo bisa sih cari mantu yang bisa bantu-bantu. Makanya mama kan serahin bisnis katering sama mas-mas mu to? Biar kulino bantu wong wedok. Jangan dikira urusan dapur cuma urusan wanita. Wong lanang juga harus bisa ngerti kerjaan dapur," kata mama Ainun panjang lebar.
"Injih, Ma. Lagian ngapain cari mantu cowok? Nyariin Mas Reza dulu, Ma," kata Ainun mengingatkan mamanya bahwa anak laki-lakinya yang kedua belum menikah.
"Mas Reza udah ada calon," jawab mama Ainun singkat.
"Eh? Beneran, Ma? Siapa? Kok Ainun nggak dikasih tau?" tanya Ainun heran campur penasaran.
"Iyaaa... Mas mu satu itu memang suka bikin pusing. Dulu waktu SMA pacaran sama orang kristen. Kuliah pacaran sama orang katholik. Lah, kemarin ngenalin calon kok ya orang Hindu," kata mama Ainun sambil geleng-geleng kepala.
"Udah diwanti-wanti, kalo mau cari pasangan yang seagama. Kalo cuma temenan yo terserah mau sama siapa aja. Lha kalo tujuannya mau nikah tu ya mbok nyari yang sama gitu," cerita mama Ainun dengan nada gemas.
"Memangnya calonnya Mas Reza nggak mau jadi mualaf?" tanya Ainun pada mamanya.
"Papa nggak tanya. Papa kemarin langsung bilang ke mas mu, 'Cari yang seagama,' wis terus pergi. Mama kan yo kasihan sama ceweknya. Mama tanya, gimana kalo hubungannya sama Reza jadi temen aja. Katanya dia mau pindah Islam. Yaa terus mama kasih tau pelan-pelan to ya, kalo mau pindah agama itu jangan karena mau nikah, mau sama orang yang dicintai saja. Tapi, kalo bisa pindah agama itu ya murni karena meyakini bahwa agama yang akan dia anut itu bener-bener agama yang memang layak dianut dan diyakini. Ceweknya Mas Reza cuma diem aja mama bilang gitu," kata mama Ainun.
"Jangan sampe supaya sah dan legal secara hukum negara, agama jadi dipermainkan. Padahal dalam hati sama sekali tidak meyakininya. Kan Mas mu malah jadi zina to? Walaupun ceweknya mau mualaf, tapi kalo mualafnya cuma sebatas bisa nikah dan nggak meyakini Allah, mana bisa diitung masuk islam?" lanjut mama Ainun.
Ainun manggut-manggut, mencerna perkataan mamanya yang ada benarnya juga. Berpindah keyakinan untuk melegalkan suatu hubungan bukanlah jalan keluar, karena pertanggungjawabannya akan sangat berat nanti di kehidupan selanjutnya.
'Ternyata tidak sesederhana itu,'
***
Author's note:
Gasik : lebih awal
Kulino : biasa, terbiasa, kebiasaan
Wong wedok : cewek, perempuan
Wong lanang : cowok, laki-laki
Injih : iya
Diwanti-wanti : dinasehati
Sedih sih Renata gak sama siapa2 😂
Btw ainun sama rasyid kan ya? Kok gak di jelasin siapa suaminya thor?🤭
• Ainun & Rasyid
• Gilang & Joy (?)
• Renata & Iko (?)
Klo smuanya bahagia dpt pasangan, renata jg dong thor, kasihan masa beneran gabisa nikah karna jd suster 🤔
Waaah apa endingnya gilang bkal sm joy nih thor? 🤣🤭
Btw klo jd suster itu apa bnr2 ga boleh nikah sih?
Masi berharap renata tar bahagia nikah, pengennya sih sm iko.. tp klo gabisa jg munculin tokoh lain thor buat renata..
Kasian masa cm gara2 cintanya ke gilang dia smpe slmanya nutup hati gitu sih
Sampe udh bab segini masi gak suka bgt sm sikapnya gilang!
Apa itu dia "kangen sm renata?" & "merasa kehilangan renata?"
Halah bulshit!
Klo cm anggep temen masa smpe segitunya sih..
Dia psikolog kan ya, hrsnya dulu terapkan sifat pekanya dong, masa dulu smpe gapeka ada 2 cewe yg suka ke dia..
Akhirnya endingnya kyk gini kan.. Dia bkin patah hati renata & ngegantungin kyk jemuran perasaan nya ainun 🤭
sumpah thor ini bab yg paling nyesek bgt 😭😭😥
Semua lbh milih masa depannya masing2 tanpa saling memiliki..
Padahal tdinya berharap endingnya renata & iko sih, tp syg renata lbh milih jd suster 🥹
Males bgt bca yg bagian gilang 😆🤭
Tar stlh ungkapin ke gilang, plis buka sedikit hatinya rena buat iko..
Mnrut ku dia lbh gentlemen..
Klo gilang mah bomat lah endingnya sama siapa. terserah author 🤣🤣
Aku rada sebel sama sikapnya gilang 🤭
Klo aku jd renata mah bkl jwb gini "coba mbak ainun duluan yg ungkapin, aku tar stelah mba ainun" 🤣 Plingan ainun jg gabakal mau ungkapin tuh 🤣 Nyuruh org lain emang pling gampang deh 😂
Emg dikira segampang itu nembak cwo apa 😏
Sebutannya poligami sebelum nikah 🤣
Gregetan bgt deh sama tipe cwo kyk gilang ckck 😏😮💨
Tipe cwo kyk gilang itu mang paling sukses bkin cwe2 kebaperan 😂
Klo tar punya pasangan yg sensian, gampang cemburuan, posesif,, Gak akan kuat deh..
Pasti bakal makan ati mulu tiap hari 🤣🤣
Gilang keknya tipe cowo friendly gtu 🤣 jd kesannya suka tebar pesona ke cwe2, tipe gtu biasanya bkin mkn ati, bkin srg cembokur 😂
Yodahlah mending gilang sama ainun aja..
tuh nun ambil sono gilang 🤣🤣
aku jd keinget film Ayat Ayat Cinta, kisahnya Maria, Fahri & Aisyah..
Agak mirip 😅
tapi dak baca kepo ma penasaran ma critanya kk author