"Cari tahu siapa wanita itu!"
"Segera temukan ia, bawa kehadapan ku!"
"Aku tidak akan membiarkan hidupnya tenang setelah kematian Andrew, wanita itu harus membayar perbuatannya pada adikku".
Amarah Flint Myron Gladwyn 35 tahun tak terkendali malam itu setelah mendapat kabar, Andrew adik satu-satunya meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan tol.
Emosi nya semakin memuncak setelah membaca sebuah pesan di handphone Andrew. Bahwa ia patah hati, mengetahui kekasih nya berkhianat.
Flint berdiri tepat di samping jasad Andrew yang sudah terbujur kaku di kamar mayat rumah sakit.
Manik abu-abu milik laki-laki itu menyimpan amarah yang tak terbendung lagi.
"Kaylaa...
"Siapa kau.. berani bermain-main dengan keluarga Gladwyn"
"Kau harus membayar semuanya. Kau tidak bisa lari dari ku ja*ang!"
Jemari tangan kokoh itu meremas kuat handphone Andrew yang ada di tangannya.
"Aku akan membalas kematian mu, Andrew. Tidak akan kubiarkan gadis itu hidup tenang dan damai untuk selamanya!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Dari kaca jendela lantai dua puluh lima, langit mulai tampak menggelap. Kaylee menyapukan lipstik berwarna merah ke bibir seksinya. Ia sengaja memilih warna terang kontras dengan gaun yang di pilih Flint.
"Akhirnya selesai juga. Sekali lagi Kaylee menelisik penampilan nya di depan cermin berukuran besar di ruang wardrobe. "Sepertinya untuk rambut, aku ikat saja", ucap Kaylee. "Syukur lah tanda-tanda itu sudah memudar, aku tidak malu memakai gaun model Sabrina begini".
Kaylee melihat jam tangannya, menunjukkan pukul sembilan belas kurang. "Belum juga jam tujuh, nanti saja aku turun".
Gadis itu membuka kulkas mengambil sebatang coklat kesukaannya. Langsung menggigitnya. Kaylee memejamkan matanya, merasakan nikmatnya coklat lezat itu. Coklat cemilan kesukaan Kaylee. Untuk minuman pun ia sangat menyukai coklat.
"Ting-tong!
"Ehm...menganggu kenikmatan ku saja! Apa Tory berubah pikiran ya? Katanya ia tidak akan menjemput ku karena ada urusan.
"Ting-tong!
"Uhh gadis itu merepotkan saja", gerutu Kaylee sambil menaruh coklatnya ke atas meja.
Kaylee membuka pintu. Kedua netranya tidak bisa berkedip. Iris bening itu membulat menatap siapa yang berdiri di hadapannya sekarang.
"E–ehm...kamu?"
"Kau sudah siap?", tanya Flint menatap Kaylee dari atas hingga bawah.
Kaylee terpaku di tempatnya tidak bisa berkata saking kagetnya.
"Ayo kita turun", ucap Flint.
"Hm... i-ya. Tunggu sebentar, aku mengambil clutch bag dulu", balas Kaylee sudah bisa menguasai dirinya. Gadis itu membalikkan badannya, bertepatan merasakan ada yang menarik ikatan rambutnya. Seketika rambut indah Kaylee terurai.
"K-au–"
"Aku suka melihat rambutmu terurai, Kaylaa", ucap Flint seraya melempar ikat rambut Kaylee sembarangan.
Kaylee menghembuskan nafasnya. Kemudian melangkah masuk ke kamarnya. Tanpa gadis itu sadari Flint mengikuti nya.
"Uh...dia merusak penampilan ku saja", ucap Kaylee menatap penampilannya di depan cermin. "Apa yang kamu lakukan di kamar ku, kenapa mengikuti ku!", protes Kaylee ketika melihat Flint melalui cermin berada tepat di belakangnya.
Flint mengusap tengkuknya. "Penampilan mu ada yang kurang, Kaylaa", ucap laki-laki itu sambil membuka kotak beludru berwarna merah. Kaylee baru tahu ada sesuatu di tangan Flint.
Flint mengambil sebuah kalung, emas putih dengan liontin ruby biru di kelilingi berlian kecil. Sangat indah.
Kaylee terpaku melihat betapa indahnya kalung itu sampai-sampai ia tidak menyadari ketika Flint melingkarkan tangannya memasang kalung itu ke lehernya.
Kaylee tersadar ketika hembusan nafas Flint begitu dekat dengannya. Seketika jantung Kaylee berdebar kencang. Kaylee mengangkat wajahnya menatap manik abu-abu yang begitu dekat dengan nya saat ini.
Netra bening itu mengerjap-ngerjap menatap Flint yang sangat tampan malam ini. Awalnya Kaylee kaget melihat Flint memakai blazer senada dengan gaunnya. Jadilah malam ini mereka berdua seperti pasangan.
"Kau sangat cantik Kaylaa Morgan", ucap Flint dengan suara serak. Jemari tangannya mengusap lembut wajah Kaylee.
Tindakan Flint membuat tubuh Kaylee bergetar. Gadis itu memejamkan matanya.
"Wajar saja adikku.."
Flint tidak melanjutkan kata-katanya. Kaylee membuka kedua matanya. Menatap Flint dengan sayu.
"Sebaiknya kita turun sekarang!", ucap Flint terdengar ketus.
Kaylee tersadar. "Ehem.."
Ia membalikkan tubuhnya menghadap cermin. Sekuat tenaga Kaylee mengatur nafasnya agar nampak biasa saja. "Setelah acara nanti aku akan mengembalikan kalung mu ini", ucapnya pelan sambil memegang liontin berwarna biru yang tersemat di lehernya.
"Kalung itu milik mu. Aku biasa memberikan hadiah kepada orang yang bekerjasama dengan ku. Jadi jangan terlalu di anggap istimewa", ucap Flint seraya merapikan blazer nya.
"Tapi kau sudah membelikan gaun, sepatu dan clutch ini. Hm..bagaimana kalau kau potong saja jadi bayaran ku", cicit Kaylee tersenyum manis.
Sekilas, Flint menatap Kaylee begitu menggemaskan. "Sebaiknya kita turun sekarang, Roland sudah menghubungi ku".
"Tapi harganya pasti mahal, tuan Flint. Pasti kau banyak mengeluarkan uang mu. Aku tidak mau kau menganggapnya hutang di kemudian hari. Aku sudah melunasi semua hutang ayahku–"
"Ya ampun Kaylaa...kamu ini banyak sekali bicara. Ayo kita turun orang-orang sudah menunggu kita", ketus Flint sambil menarik tangan Kaylee.
"Uhh...kau ini pemarah sekali. Pantas saja sudah tua kau tidak menikah-nikah", balas Kaylee spontan membuat Flint menggelengkan kepalanya. Namun sebenarnya Flint tersenyum mendengar kata-kata Kaylee.
...***...
Tiga BAB aja deh, yang baca dikit juga 😀