Jadi Selingkuhan Kakak Sahabat Ku

Sangat bersemangat, ia tidak sabar ingin bertemu dengan Nadira.

Setelah beberapa jam di perjalanan akhirnya desa yang di cari sudah ketemu. Namun Agam bingung harus kemana karena selamat kurang jelas.

"Kemana lagi ini?* batin Agam.

Tidak Sengaja ia melihat dua bapak-bapak yang baru saja pulang dari kebun membawa cangkul.

Agam bertanya kepada bapak-bapak itu, ternyata masih butuh setengah jam lagi menuju ke tempat itu.

Setelah beberapa lama akhirnya sampai di alamat yang di tuju.

Walaupun di sana perkampungan namun desa itu sangat cantik, rumah di sana memang tidak besar-besar namun sangat rapi dan juga bagus-bagus.

Belum lagi sepanjang perjalanan seperti di sebuah taman penuh dengan bunga-bunga.

"Pantesan saja Nadira ke sini, dia sangat suka dengan tempat yang seperti ini, bahkan aku pernah menjanjikan untuk membawanya ke tempat yang indah namun aku tidak bisa," batin Agam.

"Eh ndukk, mau kemana jalan sore-sore?" tanya ibu-ibu.

"Mau mencari seseorang Bu, apa ibu kenal dengan orang ini?" ia menunjukkan foto Nadira.

"Oohhh ini teh neng Nadira, yang nyewa di salah satu vila ibu," jawab si ibu.

"Ibu serius? Jadi dia tinggal di sini?" tanya Agam. Ibu itu mengangguk.

"Boleh saya ke villa nya?" tanya Agam.

Ibu itu mengangguk dan langsung menunjuk di mana Nadira.

Sesampainya di depan Vila Nadira ia tersenyum sangat bahagia.

"Tok!! Tok!! Tok!!" ketukan pintu beberapa kali namun tidak ada jawaban.

Ia mencoba sekali lagi. "Siapa?" tanya dari dalam. Agam sudah siap untuk memeluk Nadira namun ternyata yang membuka pintu bukan lah Nadira.

Ia menatap aneh dan kaget. "Humm apa ini bukan vila Nadira?" tanya Agam.

"Siapa dek?" tanya Nadira baru saja selesai mandi.

Nadira melihat keluar, ia sangat kaget melihat Agam di depan pintunya.

"Dek, sebaiknya kamu pulang dulu,mbak ada urusan penting," ucap Nadira kepada gadis muda itu.

"Nadira, kakak minta maaf, kakak minta maaf," Agam mau memeluk Nadira namun di tahan oleh Nadira.

"Ini bukan di kota, peraturan di sini sangat ketat," ucap Nadira.

"Apa yang kakak lakukan di sini?" tanya Nadira.

"Kakak sangat merindukan kamu Nadira, kenapa kamu tidak pulang-pulang? Kenapa kamu tidak kembali dan melihat anak kita?" tanya Agam.

"Aku tidak punya anak," jawab Nadira.

"Nadira..." ucap Agam. Nadira hanya diam saja. "Apa yang mau kakak lakukan di sini? Sebaiknya kakak pergi dan jangan kembali karena aku sudah nyaman di sini," ucap Nadira.

Agam menggeleng kan kepala nya. "Kakak tidak akan pulang kalau tidak membawa kamu, kakak sudah janji kepada Anak kita untuk membawa kamu pulang," ucap Agam.

Nadira tersenyum tipis. "Untuk apa aku kembali kesana? Tidak ada satu pun yang menerima ku, aku sudah di benci dan juga semua orang sudah tau tentang ku." ucap Nadira.

"Kenapa kamu mementingkan perkataan orang lain? kenapa tidak fokus saja sama diri sendiri?" tanya Agam

Nadira menggeleng kan kepala nya. "Sudahlah itu sudah dua tahun yang lalu, aku sudah melupakan semuanya, sebaiknya kita tidak perlu saling bertemu dan mengingat itu lagu," ucap Nadira.

Agam terus membujuk, namun Nadira mengusir nya. Agam terpaksa pergi karena takut orang desa marah.

Karena tidak mungkin pulang akhirnya ia menemui ibu pemilik villa.

Keesokan paginya Nadira bangun pagi seperti biasa untuk menghirup udara segar di depan Vila nya.

"Pagi Nadira..." suara itu membuat nya kaget ternyata di samping villa nya sudah di sewa oleh Agam.