NovelToon NovelToon
Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:98k
Nilai: 4.9
Nama Author: @hartati_tati

Naya wanita cantik yang berumur 27 tahun mendapati dirinya terbangun didunia novel sebagai pemeran tambah yang berakhir tragis. Naya merasuk kedalam tubuh Reka remaja cantik yang berusia 18 tahun. Reka memiliki keluarga yang sangat amat menyayanginya, mereka rela melakukan apapun demi kebahagiaan Reka. Meskipun memiki keluarga yang sangat amat mencintainya sayangnya kisah percintaan Reka tidak berjalan dengan baik. Tunangannya Gazef lebih memilih pemeran utama wanita dan meninggalkan Reka. Reka yang merupakan pemeran tambahan akhirnya menjadi batu pijak untuk kebehagian Gazef dan Rosa, Reka harus mati demi kebahagiaan pemeran utama dalam novel.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Reka, Felly, dan seorang murid laki-laki tiba di depan sebuah mal mewah dengan mobil mereka. Felly keluar terlebih dahulu, memandang bangunan besar di hadapannya dengan kagum. Sesaat kemudian, Reka mengikuti, dengan ekspresi serius sambil menyeret murid laki-laki itu keluar dari mobil. Murid tersebut tampak gelisah, berusaha melepaskan diri dari genggaman Reka, namun cengkeraman Reka terlalu kuat. Mereka bertiga berjalan menuju pintu masuk mal yang berkilauan, sementara orang-orang di sekitar mereka memperhatikan dengan rasa ingin tahu.

Rek memastikan murid laki-laki itu tetap di bawah pengawasannya. Sesampainya di depan pintu kaca besar, Reka berhenti sejenak, menatap tajam murid tersebut sebelum mendorongnya untuk masuk ke dalam.

Felly, Reka, dan murid laki-laki berjalan melewati pintu kaca besar mal mewah tersebut. Interior mal yang berkilauan membuat mereka semua sejenak terpana oleh kemegahannya. Setelah beberapa langkah, Felly menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Reka dan murid laki-laki itu.

"Kita mau ke mana? Belanja, main, atau makan?" tanya Felly dengan senyum ceria, matanya bersinar penuh antusiasme.

Reka melirik Felly, lalu memandang murid laki-laki yang masih gelisah di sampingnya. Dengan suara tegas, Reka menjawab, "Kita makan dulu."

Murid laki-laki itu hanya bisa mengangguk kecil, tampak lega karena setidaknya bisa mengisi perutnya yang kosong. Mereka bertiga kemudian melangkah menuju area restoran di dalam mal, suasana menjadi sedikit lebih santai.

"Baiklah, makan dulu," kata Felly dengan nada riang, berjalan lebih cepat di depan mereka untuk mencari tempat yang tepat. "Aku tahu restoran yang enak di sini. Ayo, ikut aku!"

Sesampainya di area restoran, Felly mengarahkan mereka ke sebuah restoran yang tampak elegan dan nyaman. Begitu mereka masuk, Reka segera mendekati pelayan yang menyambut mereka di pintu.

"Kami membutuhkan ruangan privat," kata Reka tegas.

Pelayan tersebut mengangguk mengerti dan mengarahkan mereka ke sebuah ruangan di sudut restoran yang tenang dan tertutup. Setelah mereka semua duduk, suasana di ruangan itu terasa lebih intim dan serius.

Felly, yang sejak tadi penasaran, memandang murid laki-laki itu dengan bingung. "Ngomong-ngomong, siapa namamu?" tanyanya sambil tersenyum lembut.

Murid laki-laki itu terlihat ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan suara pelan, "Nama saya Arga."

Begitu nama itu keluar dari mulut Arga, Felly tiba-tiba merasakan sakit kepala yang teramat sangat. Dia memegangi kepalanya dengan kedua tangan, matanya terpejam erat, dan ekspresi wajahnya berubah menjadi kesakitan.

"Aduh, kepalaku...," keluh Felly, suaranya terdengar lemah dan terputus-putus.

Reka segera menoleh, ekspresi wajahnya berubah menjadi khawatir. "Felly, kau kenapa?" tanyanya sambil mencoba mendekati dan menyentuh bahu Felly untuk memberikan dukungan.

Felly berusaha mengatur napasnya, meski rasa sakit itu terasa tak tertahankan.

"Aku... aku tidak tahu... tiba-tiba saja sakit kepala yang sangat kuat..."

Setelah beberapa saat, akhirnya rasa sakit kepala yang dirasakan Felly menghilang begitu saja. Dia menghela napas lega, menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Barusan rasanya kepalaku seperti mau pecah karena rasa sakit," kata Felly sambil mengusap pelipisnya. "Aku merasa ada sebuah ingatan yang masuk ke dalam otakku."

Reka yang duduk di seberangnya mengangkat alis, menatap Felly dengan cermat. "Ingatan seperti apa?" tanyanya dengan nada waspada.

Felly memejamkan matanya sejenak, mencoba mengingat dengan lebih jelas. "Aku tiba-tiba teringat sesuatu... tentangmu, Reka. Kamu pernah mengatakan ingin memutuskan pertunangan dengan Gazef. Apa pertunangan kalian sudah putus?"

Reka terdiam sejenak, terkejut mendengar pertanyaan itu. Bagaimana bisa Felly mengingatnya? Bukankah ingatan itu sudah dihapus?.

"Felly, dari mana kamu tiba-tiba ingat tentang itu?" tanya Reka, suaranya agak tegang.

Felly mengernyitkan kening, bingung dengan reaksi Reka. "Aku tidak tahu. Rasanya seperti ingatan itu muncul begitu saja. Jadi, apa benar pertunangan kalian sudah putus?"

Reka menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Ya, Felly. Pertunangan kami sudah putus, seharusnya sih begitu."

Reka tampak terdiam cukup lama, tampak berpikir keras. Akhirnya, dia mengambil napas dalam-dalam dan berbicara.

"Arga, apa kamu benar-benar ingat kejadian di rooftop? Apa kamu melihat hal aneh seperti waktu dan orang-orang di sekitarmu berhenti?" tanya Reka dengan suara rendah namun tegas.

"Iya, aku ingat. Semua orang di sekitar kita tiba-tiba membeku, seperti patung," ujar Arga mengangguk, wajahnya serius.

Reka menatap Arga dengan intens. "Setelah aku menampar pipimu, ingatkah kamu apa yang terjadi selanjutnya?"

"Kamu tiba-tiba menghilang begitu saja saat aku memejamkan mata. Aku sangat terkejut, jadi aku mencari kamu di rooftop, tapi kamu tidak ada di sana," kata Arga mengangguk lagi.

Reka mengangguk perlahan, mendengarkan dengan saksama.

"Saat aku berjalan menuruni tangga, aku melihat beberapa murid yang tidak bergerak. Mereka seperti membeku menjadi patung. Aku panik dan berlari menuju kelasku. Ketika aku masuk ke dalam kelas, semua orang di sana juga membeku untuk beberapa saat, lalu mereka kembali bergerak seolah-olah tidak ada yang terjadi," ucap Arga melanjutkan ceritanya.

Reka mendengarkan dengan cermat, ekspresi wajahnya semakin serius.

Felly, yang sejak tadi mendengarkan dengan cermat, akhirnya angkat bicara.

"Reka, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini ada hubungannya dengan ingatan yang tiba-tiba muncul di kepalaku?" tanya Felly.

"Felly, Arga, apa kalian akan percaya jika aku bilang kita hidup dalam dunia novel?" tanya Reka tiba-tiba, sambil menatap mereka dengan serius.

"Apa maksudmu, Reka? Dunia novel? Kamu pasti bercanda," ucap Felly terkekeh pelan, menganggapnya sebagai lelucon.

"Iya, Reka. Dunia nyata ini bukanlah novel. Kita tidak bisa hidup dalam cerita fiksi," kata Arga mengangguk setuju dengan Felly.

"Kalian tidak percaya? Coba lihat pelayan yang membawa nampan di sana," kata Reka tiba-tiba sambil menunjuk ke arah pintu masuk ruang privat.

Felly dan Arga menoleh, dan keduanya terkejut melihat pelayan tersebut. Pelayan itu berdiri di tempat, tubuhnya tegang dan wajahnya tak bergerak seperti patung. Nampan di tangannya terapung di udara, tanpa seolah-olah ada kehidupan di dalam gerakan itu.

"Apa yang sedang terjadi?" desis Arga, matanya menatap pelayan yang terdiam itu dengan tidak percaya.

"Felly, Arga," potong Reka cepat, "bagaimana cara kalian menjelaskan hal aneh itu?"

Felly menggosok-gosok dagunya, mencoba mencari jawaban yang masuk akal.

"Ini benar-benar aneh, Reka. Pelayan itu seperti beku di tempatnya," ujarnya.

Arga mengangguk setuju. "Ya, ini sungguh tak wajar."

Sementara itu, pelayan tersebut tetap berdiri dengan posisi yang sama, tidak bergerak sama sekali, seolah-olah terperangkap dalam waktu.

"Felly, seharusnya kamu juga membeku seperti pelayan itu saat aku memberitahu jika kita hidup dalam dunia novel," kata Reka dengan serius.

"Aku membeku mematung!" seru Felly dengan ekspresi campuran antara kaget dan keheranan.

"Kamu bertanya tentang pertunanganku dengan Gazef, kan? Aku sudah memutuskan pertunangan itu beberapa minggu lalu, tapi penulis novel memutar waktu dan mengembalikanku kembali ke awal cerita sebelumnya," ujar Reka.

"Aku tidak tahu kenapa aku tidak terpengaruh seperti yang lainnya. Aku masih memikirkan jawabannya," kata Reka kepada Arga.

1
lily
mamvus luh
lily
🐾🐾
Ni Ketut Patmiari
masih nyimak
Me Ta
ceritane jalurnya mbuh puyeng aku
Me Ta
basmi pelakor😡😡😡
Habib Muklis
ceritanya sangat menarik bayak teka teki nya membuat yg baca juga ikut memikir kan
Nabila
puyeng kepala ku
Nabila
bingung
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Yu, gabung bersama dengan GC BCM kita di sini akan membantu kamu untuk belajar menulis yang baik dan benar bahkan kami jg sudah merekrut author senior untuk membimbing kita semua
yu, gabung! caranya mudah hanya cukup kalian Follow akun saya, maka saya otomatis akan mengundang kalian semua untuk belajar bersama kami. Terima kasih
Sri Tati
Luar biasa
Frando Wijaya
ternyata pemeran utama wanita jg kna kendalikn
Frando Wijaya
gk nyangka.... penulis novel penguasa sialan ini Tiba2 muncul di dpn sendiri...heh 😏
Frando Wijaya
kykny kunci utk halangi penguasa penulis novel sialan itu adalah bch yg nma arga ini....tpi gw mkin bingung aja...sumpah deh 🤦🤷
Frando Wijaya
bch itu gk terpengaruh ttg kekuasaan penulis novel sialan itu... seperti bug
Frando Wijaya
kykny murid yg bunuh diri ini...sama seperti reka.... mengulang wkt kembali jg... sampai2 Dia sendiri putus asa
Frando Wijaya
ckckck 😏..... ternyata oh ternyata....
Frando Wijaya
ternyata kelemahan fatal adalah pemeran utama wanita yg favorit...jiah... bner2 sampah...segituny obsesi utk menuju happy ending? bner2 konyol
Frando Wijaya
kykny si diri 1 lg reka...tpi kykny si asli reka....
Frando Wijaya
nanti bneran kuntil bogel Bru Tau rasa
Frando Wijaya
pemeran utama wanita jd pembawa kesialan.... gara2 tanpa Tau menyinggung putri yg bkn Dia bs lwn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!