NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8 Ada Apa Dengannya

Gisel menggerakkan tempat duduknya sedikit ke kiri agar tidak menghalangi pandangan Haikal yang tertuju pada laptopnya.

“Tuh anak gila kali yah, bisa jantungan tuh anak orang” kesal Riza melihat kelakuan Haikal yang tidak seperti biasanya.

“Ini dirapihkan lagi yah, setelah itu Lu kirim ke email Riza” ucapnya lalu Kembali menegakan tubuhnya.

Jangan ditanya bagaimana penampilannya sekarang, entah kenapa penampilan yang lusuh karena seharian berhadapan dengan laptop tidak menjadikannya buruk melainkan menjadi lebih karismatik.

“Kok bisa yah dia cakep dengan rambut yang berantakan dan bajunya yang sudah tergulung sana sini” bisik Karin pada Gisel

“Ha…? Maksud Lu apa Rin?” tanya Gisel yang tidak mengerti maksud ucapan Karin.

Karin menggelengkan kepalanya pelas, pasalnya Ia tidak ingin emosi karena kepolosan atau kebodohan sahabatnya itu.

“Perasaan Gisel nggak bodo deh, apa karena sering main disini jadinya dia bodoh ya” Ucap Karin dalam hatinya melihat sahabatnya itu.

.

Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam, Gisel juga tidak mendapatkan panggilan masuk dari Mark, mungkin karena sekarang weekend, Mark tidak berpikir bahwa Gisel akan keluar.

Juan datang membawa beberapa makanan, bagaimana tidak pekerjaan mereka masih belum kelar juga setelah ada beberapa koreksi dari Haikal.

Saat ini mereka sedang merapikan berkas keanggotaan, ditambah sekarang sudah ada anggota BEM baru.

“Guys Gue udah pesan makan” ucapnya setelah merapikan makanan diatas meja.

Mereka semua bergegas menuju tempat Juan merapikan makanan, karena jujur saja mereka semua sudah cukup kelaparan apalagi harus menghadapi tumpukan kertas yang ada dihadapan mereka.

“Nanti kapan-kapan Gue ajak kalian berdua makan yah, tapi sekarang makanya disini aja dulu” Juan tidak enak pada Karin dan Gisel yang ikut terlibat dengan pekerjaan inti yang biasanya mereka kerjakan hanya berempat.

“Santai aja kak ini aja udah cukup kok” ucap Gisel dengan ramah

“Yah kalaupun nggak cukup nanti pesan lagi” Juan mencoba mencairkan susana.

“Kita nggak nolak kok kak kalau ditraktir tiap hari juga” jawab Karin dengan asal

“Lu bukan orang miskin yah Rin” ucap Gisel dengan nada mengejek

Mereka semua tertawa dengan ucapan Gisel kecuali Haikal, Ia begitu fokus dengan makanannya.

.

“Gue antar pulang yah?” Tanya Juan pada Gisel.

“Emang nggak ngerepotin?” tanya Gisel, Ia tidak enak jika harus merepotkan Juan.

Gisel berpikir akan menumpang pada Haikal karena mereka tinggal di Gedung apartemen yang sama

“Nggak dong, Lu berdua udah repot-repot dating kesini masa nggak Gue antar balik” ucap Juan meyakinkan

“Tapi rumah Gue nggak searah sama Gisel kak, soalnya Gisel tinggalnya di apartemen” ucap Karin yang tidak ingin merepotkan Juan jika harus pulang balik mengantarnya dan Gisel.

“Lu bisa balik bareng Gue, rumah kita searah” ucap Jeno.

Mereka bergegas keluar menuju parkiran untuk pulang. Sedangkan Riza dan Haikal kini masih didalam ruangan menyelesaikan yang sudah tanggung jika ditinggal.

.

“Lu kesal sama Gue?” tanya Jeno saat didalam mobil, Ia melihat wajah Karin yang tidak begitu bersahabat

“Gue kesal aja, Kak Jeno ngapain sih jawab kaya tadi pas Gue seneng mau ditraktir” tanya Karin, entah kenapa Ia lebih berani bicara dengan Jeno

“Buset Lu dendam an amat sih, Gue kira Lu udah nggak ingat masalah tadi” Jeno tidak habis pikir dengan napa yang dikatakan Karin

"Mana bisa, muka Kak Jeno soalnya nggak ngeselin tapi ngomongnya malah ngeselin” Karin juga mengakui tampang lucu Jeno.

“Gue memang lucu sih” jawabnya enteng

“Tuh kan ngeselin, ngomongnya ngeselin banget” Karin tidak habis pikir dengan Jeno yang berbicara dengan tampang lucu tapi ngeselin.

.

“Kak Makasih yah, jadi ngerepotin” ucap Gisel tidak enak pada Juan

“Iya, besok Lu ke kampus ngga?” tanya Juan

“Nggak sih kak, paling besok Gue ke tokoh bunga” jawabnya sembari mengingat apa yang akan dilakukanya esok

“Ngapain ke toko bunga, mau beli bunga?” tanya Juan

“Nggak kak, Gue punya toko bunga, beberapa hari ini belum kesana lagi, soalnya tempatnya cukup jauh jadi agak susah kalau harus bolak balik sendiri” jawabnya lagi

“Oh gitu yah, ya udah Gue balik yah” izinnya lalu segera menjalankan mobilnya setelah di angguk oleh Gisel.

.

Riza merenggangkan tubuhnya setelah menyusun filenya dengan rapi dan menyimpannya.

“Kal, Gue numpang apartemen Lu dong, males banget pulang terus mesti bawa mobil” Riza sudah begitu kelelahan jika harus pulang

“Ya udah ayo” Haikal juga sudah selesai dengan pekerjaannya setelah jam 2 malam

Mereka bergegas setelah merapikan barang-barangnya ke dalam tas dan siap meninggalkan kampus

“Gimana urusan Lu sama Selin” tanya Riza.

Hanya Riza Haikal akan lebih terbuka itu, karena Riza akan marah jika Haikal menyimpan bebannya sendiri dan tidak bercerita padanya, Sedangkan Juan dan Jeno lebih santai dan mempercayai Keputusan Haikal

“Nggak giman-giman, kemarin Gue dikabarin Riska temannya katanya dia masuk rumah sakit, Gue pikir dia menyiksa dirinya lagi karena Gue” jawabnya dengan rasa kesalnya pada Selin yang sulit diberi tahu.

“Emang Lu yakin kalau dia masuk rumah sakit karena menyiksa dirinya?” tanya Riza

Bagaimanapun Riza tahu dari Haikal bahwa Selin berselingkuh dengan seorang dokter,

“Lu udah ketemu sama dokter itu, kali aja Lu salah paham doang” tanya Riza Kembali.

Riza juga tahu betul bagaimana Selin mengejar Haikal hingga mereka bisa berpacaran, bahkan teman-temanya tidak menyukai Selin yang begitu gigih mendekati Haikal. Selain itu usia Selin yang terpaut 3 tahun lebih tua dibanding Haikal juga membuat mereka tidak begitu menyukai Selin ditambah dengan pakaian Selin yang selalu terbuka sangat tidak layak dengan Haikal.

“Gue nggak yakin, dari awal juga Gue nerima Dia karena kasihan dan nggak tega dia selalu masuk rumah sakit karena Gue” jawab Haikal sedikit menunduk.

Menurutnya dari awal Ia sudah salah memaksakan perasaanya untuk tetap menerima Selin yang notabenenya tidak dia sukai.

.

.

“Selamat pagi….!” Sapa Selin lalu memeluk Gisel yang kini ada didepannya.

“Pagi Kak Selin….” Balas Gisel.

Gisel kenal Selin sebagai sahabat baik kakaknya, bahkan Ia pernah mengira kakaknya mempunyai hubungan khusus dengan Selin.

“Kak Selin emang nggak ngerepotin Kak Selin yah kalau harus ngantar Gue ke toko bunga” tanya Gisel tidak enak

Selin sengaja meminta Gisel menunggunya untuk mengantarnya ke toko bunga, karena Ia tahu Mark begitu sibuk hingga tidak memperhatikan adiknya yang juga kesepian karena kedua orang tua mereka yang selalu bertengkar.

Jangan ditanya bagaimana Selin mengetahuinya karena hubungan persahabatan Selin dan Mark sudah tidak bisa diragukan lagi. Bahkan sampai saat ini hanya Selin yang mengetahui siapa Wanita yang disukai Mark saat ini.

“Nggak dong Gisel, kan Kakak juga mau beli bunga, kamu tahu kan bunga kesukaan kakak?” ucap Selin dengan antusias.

“Bunga Matahari, tenang bahkan stok bunga matahari nggak akan pernah habis di tokoh kak” Jawab Gisel dengan girang.

Gisel menyukai bunga matahari sejak ada seorang anak kecil yang memberinya bunga matahari untuk mendiamkannya. Dan Gisel ingat betul bagaimana cara anak itu membuatnya diam.

“Ya udah ayo sekarang kita ke toko” ajak Selin.

.

“Wahh bunga mataharinya bagus-bagus banget sih” ucap Selin yang kini berjalan dibelakang toko Selin yang merupakan pekarangan dengan berbagai jenis tanaman bunga.

“Eh Pak Jono, mau nanam bunga lagi yah?” tanya Selin

Pak Jono merupakan salah satu pekerja taman bunga milik Gisel yang berada dibelakang toko.

“Nggak neng ini pembibitan aja dulu, soalnya bunga matahari kan nanamnya pakai biji” jawabnya dengan senyum ramah.

Para pekerja di sana juga mengenal Selin yang merupakan sahabat dari kakak majikan mereka.

“Gue boleh bantu nggak pak?” tanyanya lagi

“Emang neng nggak takut nanti tangannya kotor?” tanya Pak Jono

“Nggak dong pak” jawab Selin lalu bergegas membantu pak Jono untuk mem bibit bunga matahari tersebut di wadah yang sudah disediakan oleh pak Jono sebelumnya.

Namun beberapa saat mereka mem bibit Selin jatuh pingsan dan membuat pak Jono terkejut.

“Tolong…” teriak Pak Jono meminta bantuan , karena Ia pun bingung harus bagaimana menolong orang yang jatuh pingsan.

Gisel yang ada didalam toko bergegas keluar menghampiri Selin dan meminta beberapa pekerja di taman untuk membawa Selin kedalam mobil.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!