NovelToon NovelToon
Mampukah Bertahan

Mampukah Bertahan

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Menikah Karena Anak
Popularitas:121.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: Redwhite

Shima merelakan suaminya menikah lagi. keturunan menjadi alasan ia rela di madu. kesulitannya dalam mengandung membuatnya harus rela berbagi suami dengan wanita lain.

Dinar, tak lagi bisa menolak keinginan ibu dan istrinya untuk menikahi Rizka.

Segala usaha sudah mereka lakukan agar Shima bisa mengandung. Namun Tuhan memang belum memberikan kepercayaan itu pada mereka.

Akhirnya dengan terpaksa Dinar mengabulkan keinginan ibu dan istrinya.

Dia hanya berharap semoga pernikahan mereka akan bahagia, karena pernikahan itu tidak di dasari perselingkuhan.

Namun, cobaan silih berganti mengguncang prahara rumah tangga mereka.

Di tambah Dinar mulai berat sebelah semenjak mengetahui kehamilan istri keduanya.

Mampukah Shima dan Dinar mempertahankan maghligai rumah tangga mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam panas

Foto pernikahan yang ada di sebelah Shima tak sengaja tersenggol olehnya.

Shima berdiri mematung memandang bingkai foto pernikahannya yang pecah.

Ya Allah ada apa ini.

Perasaannya tiba-tiba tak enak. Shima bergegas membersihkan pecahan kaca agar tak melukainya dan suaminya.

Namun saat sedang mengambil pecahan-pecahan kaca itu tanpa sengaja jarinya tergores, menyebabkan luka yang mengeluarkan darah segar.

Refleks Shima mengaduh dan bergegas bangkit menuju dapur.

Di biarkan air mengalir di jarinya. Anehnya air mata Shima ikut keluar tanpa di minta.

"Astaga Shima kamu hanya tergores, kenapa harus nangis sih!" gerutunya pada diri sendiri.

Namun ada yang sesak di dalam sana. Tiba-tiba dirinya membayangkan jika saat ini sang suami dengan istri keduanya pasti tengah memadu kasih.

Shima menepuk nepuk dadanya. Dia menengadah berharap dapat menghentikan air mata bodohnya.

"Tenang Shima ... Tenang. Bukankah itu hak mereka?" ujarnya miris.

Shima kembali ke kamar. Ia berusaha memejamkan mata, sayangnya sudah di coba berbagai posisi tetap saja matanya tak bisa terpejam.

Gelisah yang dia rasakan kala membayangkan tubuh suaminya tengah merengkuh tubuh wanita lain, membuatnya tak tenang.

Shima bangun dan memukul-mukul kepalanya dengan kesal.

Jika di kediaman Shima, wanita tiga puluh tiga tahun itu tengah gusar memikirkan sang suami.

Berbanding terbalik di kediaman Rizka, justru sepasang pengantin baru itu tengah menikmati indahnya malam pertama mereka yang tertunda.

Pikiran tentang Shima hilang begitu saja saat dirinya tengah menikmati tubuh sang istri kedua.

Setelah mencapai puncaknya, tubuh Dinar melemas. Dia ambruk di atas tubuh istri mudanya.

Sedangkan Rizka, meski menahan sakit di bagian intinya, tapi ada rasa bahagia yang menyelimutinya.

Akhirnya dia bisa merasakan indahnya malam pertama dengan seseorang yang sangat ia cintai sejak dulu.

Dinar mengecup dahi dan bahu sang istri. Tak lupa juga mengucapkan terima kasih.

Bagai singa yang kehausan. Dinar mencurahkan segala hasrat kelelakiannya malam itu pada sang istri.

"Semoga cepat ada benih kamu di sini ya mas," ucap Rizka penuh harap.

Dinar lantas tersenyum lalu menumpukkan telapak tangannya di atas perut sang istri.

"Amin ... Semoga mereka bisa menjadi anak yang sholeh dan sholeha," ucapnya.

Keduanya lantas berpelukan, menghabiskan malam panjang yang kini menjadi candu baru bagi Dinar.

Paginya, keadaan keduannya tampak sangat canggung.

Lyli yang melihat kondisi sang putri yang tampak sedikit sulit berjalan membuatnya tersenyum.

"Maaf ya mah, Rizka enggak bantu mamah buat sarapan," ujarnya merasa bersalah.

"Alah kamu ini Riz. Mamah juga pernah jadi pengantin baru—" jawab Lyli membuat wajah Rizka memerah.

"Hemmm ... Kamu apa bisa bantu mbakmu?" tanya Lyli cemas sebab kemarin putri bungsunya berjanji untuk membantu sang kakak.

Rizka menggigit bibirnya, dia bingung harus mengatakan apa pada sang kakak. Rasanya sangat aneh jika dia harus jujur dengan sang kakak tentang keadaannya.

"Mah," sapa Dinar lalu duduk di sebelah sang istri.

Wajah lelaki itu tampak segar. Membuat Lyli tak henti-hentinya tersenyum.

"Kalian kenapa?" sela Rahmat yang baru bergabung.

Wajah tirus Rizka semakin memerah kala sang ayah menatapnya intens.

Lyli lantas menepuk lengan sang suami dan memberi kode dengan mengedipkan mata.

"Papah ini!"

Rahmat yang tahu maksud sang istri lantas berdehem untuk menghilangkan kecanggungannya.

Dinar yang malu pun hanya mampu menggaruk tengkuknya.

"Mas lekas sarapan. Nanti terlambat ke kantor," sela Rizka sembari menyendokkan makanan untuk sang suami.

"Eh iya, mas juga harus mampir ke rumah Shima. Dari semalam dia ngga balas pesan mas," ucap Dinar yang membuat senyum Rizka sedikit luruh.

Cemburu tentu saja. Meski dia berusaha mengerti tapi rasa itu selalu saja muncul. Bahkan terkadang dia berpikir andaikan saja dia bisa memiliki sang suami seutuhnya.

Rizka segera menepis pikirannya dengan menggeleng.

"Kamu kenapa?" tanya Dinar cemas. Dia takut sang istri kembali merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya yang telah berubah status.

"Ngga papa mas. Memang sebaiknya mas kabarin mbak Shima. Jangan lupa salam buat mbak Shima ya mas."

Lyli tersenyum melihat sang putri dengan lapang dada mau mengerti keadaan rumah tangganya.

"Ini mamah masak banyak. Jangan lupa bawakan untuk istrimu juga."

Lyli lantas menaruh makanan yang ia masak pada rantang agar bisa di bawa sang menantu untuk kakak madu putrinya.

"Sekalian undang Shima ke acaranya Andin Nar. Mamah berharap keluarga kita bisa rukun," pesannya.

Dinar tersenyum, pikirannya semakin yakin jika pernikahan poligami yang ia jalanin akan berakhir bahagia.

Nyatanya istri kedua dan mertuanya bahkan ikut memikirkan perasaan istri pertamanya.

Hanya tinggal satu tugasnya, yaitu membuat sang istri pertama kembali seperti dulu.

Jujur, banyak yang berubah dari diri Shima semenjak obrolan tentang pernikahan keduanya waktu itu.

Semenjak itu sikap Shima agak dingin dan datar. Bahkan Dinar sudah tak pernah lagi merasakan sikap manja istrinya dan dirinya tak suka itu.

.

.

Setelah sarapan di kediaman istri keduanya, Dinar buru-buru kembali ke rumah. Dia merindukan istri pertamanya. Tak hanya itu, dia juga mencemaskan keadaan Shima sebab sang istri tak membalas pesannya.

Marah kah? Pikir Dinar. Mungkin juga kecewa.

Dinar harus bersiap dengan sifat dingin sang istri yang akan menyambutnya nanti.

Setelah sampai, Dinar bernapas lega kala melihat mobil sang istri masih terparkir di halaman rumahnya.

"Sayang?" panggil Dinar.

Dia lantas menuju ke dapur di mana biasanya sang istri berada di jam segitu.

Namun kosong. Tak ada sang istri di sana. Dia lalu bergegas menuju kamar mereka, berharap sang istri sedang berada di sana.

"Sayang? Shima?" panggilnya.

Tempat tidurnya masih berantakan. Namun suara gemericik air di kamar mandi membuat Dinar bernapas lega.

Dia duduk di samping ranjang dan mengernyit bingung. Tak biasanya sang istri kesiangan seperti ini. Akhirnya Dinar membereskan ranjang yang biasanya selalu tertata rapi di pagi hari itu.

Setelah lama menunggu, Dinar memilih kembali ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk istrinya.

Tadi ia sengaja sarapan sedikit karena dia juga ingin sarapan bersama istri pertamanya.

"Mas," panggil Shima setelah kembali dari kamar mandi.

"Loh kamu udah siap? Mas pikir kamu kesiangan, terus lagi mandi."

Shima tersenyum tipis, dia lalu menatap pakaian baru yang di kenakan sang suami.

Pas dan sesuai dengan bentuk tubuh sang suami.

Ternyata Rizka pandai mengurusmu mas.

Shima mengeyahkan rasa resahnya. Toh tak ada yang salah jika Rizka mengurus suami mereka.

Terlebih lagi Rizka adalah seorang pengusaha butik. Ia yakin selera fashionnya pasti bagus.

Apa mereka juga menghabiskan waktu dengan berbelanja kemarin.

"Kamu sakit?" cecar Dinar setelah memperhatikan sang istri yang tampak pucat.

"Enggak mas, aku cuma lemas aja. Masuk angin mungkin," jawab Shima lemah.

Bagaimana tidak lemah, semalaman ia terjaga hingga pagi.

"Ayo kita ke dokter!" ajak Dinar cemas.

"Mas, ngga perlu, aku cuma masuk angin biasa aja kok. Mas tenang aja," jawab Shima.

Hatinya yang sejak semalam gundah mendadak ceria saat melihat sang suami mengkhawatirkannya.

Namun itu hanya sebentar. Kala melihat sang suami melihat ponselnya sembari tersenyum. Perasaan bahagia itu hilang seketika.

.

.

.

Lanjut

1
Yunerty Blessa
Makasih banyak kak thor buat karya indah nya
sungguh mantap sekali 👍✌️
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘
Yunerty Blessa
akhirnya Shima merasakan kebahagiaan bersama Emilio dan anak kembar nya juga.....
Yunerty Blessa
kasian juga....
Yunerty Blessa
syukur lah kalau Amanda sudah sedar......
Yunerty Blessa
itulah balasan nya kerana suka berbuat jahat terhadap Shima
Yunerty Blessa
syukur lah kandungan Shima baik² saja.....Rizka ni benaran tidak tahu diri selalu cari masalah 😏
Yunerty Blessa
kenapa tak mahu lagi 🤦
Yunerty Blessa
mantap Emilio...jangan bagi peluang lagi 😏
Yunerty Blessa
jangan mau Shima kan masih ada Dinar,ayah nya
Yunerty Blessa
biar mampus kau Rizka...
Yunerty Blessa
Rizka juga cari masalah 🤦
Yunerty Blessa
jangan cari muka Rizka...
Yunerty Blessa
pergi saja Rizka...ada juga mertua mu jaga anak mu
Yunerty Blessa
jahat nya mulut mu Dinar...anak Rizka juga anak mu
Yunerty Blessa
ada apa dengan Shima
Yunerty Blessa
tahniah buat pernikahan mu Shima dan Emilio....
Yunerty Blessa
akhirnya Shima lepas jua dari Dinar
Yunerty Blessa
jangan mau Shima... sudah ada pak Emilio pengganti Dinar.....
Yunerty Blessa
kasian Shima yang jadi mangsa.... tanya Dinar dulu Amanda jangan main tangan saja 😡
Yunerty Blessa
jangan terlalu berharap Dinar 😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!