NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat Perintah

Hari ini adalah hari kedua sejak Zarel menemui sosok yang dia sebut sebagai 'Atasan'. Sesuai janji sosok 'Nyonya' itu, Zarel mendapati surat perintah darinya.

Di tangan Zarel, sudah ada surat itu. Dia segera membuka suratnya tanpa banyak menunggu. Kening Zarel berkeryit saat membacanya.

[Zavyerol, kau sudah tau tentang surat ini kan? Surat yang ku bicarakan saat kau memberi laporan. Aku mengerti alasanmu menemui Penjaga Ruh Negri Zephyr. Aku sudah menyelidiki semuanya. Amukan itu, karena terjadinya pembunuhan Iblis yang dilakukan di depan massa.

Kemudian, dalang dari pembunuhan itu adalah Zyan Zephyr. Putra Mahkota Kerajaan Zephyr. Dari laporan yang ku terima dari Iblis milikku di sana, tubuh Zyan Zephyr dirasuki Iblis, sudah berjalan hampir dua minggu. Itu adalah waktu yang terlalu lama untuk kegagalan pengesktraan inti mana.

Ada kemungkinan besar, tubuh Zyan Zephyr berpotensi sebagai wadah ruh Iblis. Ini akan menjadi masalah di masa yang akan datang.

Tugasmu:

▪︎ Memusnahkan seluruh Keluarga Kerajaan Zephyr.

▪︎ Membunuh Kyle Beasley yang sudah terlalu banyak tau informasi tentang ruh Iblis.

Aku yakin kamu bisa melakukan tugas-tugas itu, kamu adalah calon Raja Ruh Iblis selanjutnya.]

"Cih!" Zarel mendecih setelah membaca isi surat itu.

Zarel memusnahkan surat itu. Dia mengosok kepalanya dengan kesal. "Sialan, ini sama saja menjadikanku sebagai makanan singa. Haaaa, kenapa harus aku yang menjadi kandidat Raja Ruh? Nyatanya, Rajanya sudah bangkit. Aku harus memeriksanya secara rutin apabila dia memakan permen itu dengan benar. Menyembunyikannya, adalah hal yang paling benar sekarang" Zarel berjalan ke luar dan mencari Lucian sebelum dia pergi ke Negri Zephyr.

Zarel melihat Lucian yang selalu terlihat sangat bahagia saat berada dihadapan Andralia. "Apa di masa lalu, orang itu seperti ini saat bersama dengan Erundil?" Zarel geleng kepala saat melihat Lucian menggunakan gaun merah muda.

Dia mendatangi Lucian meski dia tau saat ini waktu bermain Andralia. Lucian merasakan energi Zarel yang meluap dengan samar. Dia langsung menoleh ke belakang. "Kenapa kau seperti orang kesal?" Tanya Lucian kepada Zarel.

Zarel menunjukkan senyumannya dengan matanya yang menyipit. "Selamat Pagi, Putri Andralia. Apa saya boleh bergabung bermain dengan Anda dan Lucian?" Zarel sengaja mengabaikan Lucian. Sebab, dia tidak bisa menjawabnya.

Wajah mungil Andralia terlihat gembira. Dia mengangguk dengan riang. "Kamu jadi orang jahat ya" Ucap Andralia meminta Zarel memerankan orang jahat.

"Ja... jahat?" Tanya Zarel.

Andralia mengangguk. "Nanti, orang jahat menculik Putri Lucian dan aku adalah Serif yang menyelamatkan Putri. Hehe!" Andralia tertawa dengan senang.

Zarel dan Lucian saling melihat. "Um, Saya/Aku tidak mau" Ucap mereka bersamaan sambil melihat Andralia.

Mata Andralia terbelalak. Kemudian matanya berkaca-kaca dengan cepat. "Tidak.... Tidak mau?????" Tanya Andralia dengan suara gemetar.

Hati Lucian dan Zarel tertusuk melihat wajah bocah 10 tahun yang mau menangis. Mereka berdua tersenyum lepas. "Aku/Saya akan melakukannya~" Jawab mereka berdua seolah-oleh sekitar mereka penuh bunga-bunga yang bertebaran.

Zarel dan Lucian menyelesaikan permainan yang Andralia buat itu. Hingga, saat ini sudah waktunya bagi Lucian untuk latihan fisik.

"Tuan, saya akan pergi" Ucap Zarel sebelum Lucian memasuki lapangan pelatihan.

Lucian tidak merasa adanya keanehan. "Tentu saja, pergilah" Jawab Lucian.

"Apa persiapan pidatonya sudah selesai?"

"Aku tidak membutuhkan hal aneh seperti itu" Jawab Lucian.

Zarel mengosok tengkuknya. Dia merasa kesulitan menjelaskannya kepada Lucian.

"Ah,... ya, bagaimana dengan cemilan permen Anda?" Tanya Zarel.

Lucian mulai merasa aneh. "Apa yang ingin kau coba katakan?!" Tanya Lucian dengan kesal.

Zarel mengosok tengkuknya lagi dan melihat ke arah lain. "Haha, kurasa ini hari terakhirku disini. Kau tau~ Aku Iblis. Tidak bisa menetap di tempat yang sama dengan waktu yang terlalu lama. Aku sudah menyiapkan semua yang Kyle titipkan padaku. Aku akan meletakkannya di kamar rumahmu" Zarel langsung berbahasa informal kepada Lucian.

Lucian mendengus. "Saat Ayahku pulang nanti, ketahui saja, Kau akan menjadi orang yang akan dia cari di list paling atas" Lucian bercanda sambil menyikut pinggang Zarel.

Zarel tertawa. "Aku tau~ Aku bahkan akan yakin apabila kau akan mulai mencariku~. Sudah ya, tolong jaga diri Anda dengan baik. Saya pamit" Ucap Zarel sambil menepuk bahu Lucian.

Saat itu, Lucian tidak akan mengira apabila Zarel datang untuk memberi dia suatu tanda. Zarel sendiri, sangat menyayangkan karena Lucian tidak bertanya dia akan pergi kemana. Zarel tersenyum tipis. "Ya, kita lihat saja apa yang terjadi kedepannya".

Zarel langsung menggunakan sihirnya untuk berpindah di Kerajaan Zephyr. Dia tak lagi menyamarkan warna rambut dan irisnya. Dia tidak langsung melakukan tindakan berbahaya ke Istana Zephyr. Melainkan-

"ZYAN!!!" Zarel mendatangi Istana Zephyr menemui Putra Mahkota Zephyr.

Zyan yang tengah mengobrol dengan prajurit istana segera melihatnya. Sayangnya, Zyan bukanlah Zyan. Di dalam tubuh itu, sudah di kuasai oleh Iblis. Iblis itu, dapat mengenali sesamanya. Kening Zyan berkerut dan menjaga jarak dengan Zarel.

"Em, a,... ada apa kau kesini?" Ingatan Zyan telah berbagi dengan Iblis yang merasukinya itu.

Zyan dan Zavyerol adalah teman seakademi. Zarel tersenyum dan merangkul Zyan. "Dimana Theodore? Aku ingin melihat adikmu. Dan aku membawa beberapa oleh-oleh untuknya~" Zarel menunjukkan tas kertas kecil yang dia bawa untuk hadiah Theodore.

Tubuh Zyan berkeringat dan Zarel menyeringai sambil meliriknya. "Kenapa kau tidak mengantarku, hmmm?" Tanya Zarel mengintip wajah Zyan yang menunduk.

"The-Theo sed-"

"Kak Zavyerol?" Suara anak laki-laki terdengar dibelakang Zarel.

Zarel menoleh ke belakang kemudian tersenyum dengan lebar. "Wah! Theodore! Kau sudah segede ini?!" Zarel melepaskan Zyan dan mengosok kepala Theodore dengan keras hingga rambut rapi Theodore berantakan.

"Apa yang membawa kakak tiba-tiba ke sini?" Tanya Theodore menahan rambut cokelatnya yang semakin berantakan.

Zarel tertawa lalu dia memberikan hadiah kecil itu kepada Theodore. "Nah, ini oleh-oleh untukmu" Zarel tidak menjawab pertanyaan Theodore.

Kedua mata hijau Theodore terbelalak. Dia terlihat senang. "Apa isinya kak?" Tanya Theodore.

"Permen cokelat" Jawab Zarel.

"Aku akan memakannya terima kasih" Theodore melihat Zyan yang terus memperhatikan Zarel. Dalam benak Theodore, sebisa mungkin dia harus menjauhkan Kakaknya dari Zarel agar Zarel tidak terluka. Apalagi, dia mengetahui Zyan kini dirasuki Iblis.

Theodore, menepuk lengan Zarel. "Kak, mau istirahat dulu di dalam? Putra Mahkota masih sibuk saat ini" Ucap Theodore.

Kedua mata Zyan terbelalak. "Tidak. Kalau kau pergi dengan dia, maka aku akan pergi juga" Jawab Zyan. Dia sangat mewaspadai kedatangan Zarel.

Iblis itu sadar. Kedatangan Zarel disini, hanya untuk mengambil tubuh Zyan yang berpotensi sebagai wadah ruh Iblis. Zarel melihat ke arah Zyan. Dia menunjukkan senyumannya dengan gigi taringnya yang lancip.

"Haha, tidak sudah. Aku hanya ingin melihat kalian berdua sebentar. Aku cuma lewat. Aku harus kembali sebelum jam dua. Sehat-sehat disini, Theodore" Ucap Zarel.

Theodore menahan tangan Zarel. Di sini, Theodore berfikir apabila Zarel bisa membantunya untuk menyadarkan Kakaknya.

"Eh? Kenapa Theodore?" Tanya Zarel.

"Kak, emmm...." Mata Theodore tertuju pada Zyan. Zarel mengerti. Dia menyeringai lebar di balik wajah ramahnya itu. Theodore tau tubuh Zyan tengah digunakan Iblis.

Zyan menepuk bahu Theodore sebagai peringatan. "Theo, sudah waktunya bagimu untuk mengambil seragam akademi. Ku dengar, Putri Andralia akan masuk di akademi, di tahun yang sama denganmu. Benarkan, Zavyerol?" Iblis di dalam tubuh Zyan berusaha mencari jalan keluar.

Zarel tersenyum. "Itu benar. Nanti, kamu akan bertemu dengan Lucian. Putra angkat Kolonel Kyle Beasley. Dia seumuran denganmu, Theodore" Jawab Zarel menatap Zyan.

Zyan berbalas senyuman. "Ah, benar juga. Lucian Beasly, siswa baru yang memegang nilai 98.5 di rata-rata umum. Apa dia sudah menyiapkan pidato yang bisa membuat Kolonel Kyle berlinang?" Tanya Zyan menatap Zarel.

Theodore di antara mereka hanya melihat Zyan dan Zarel secara bergantian.

"Dia sudah pintar, dan tidak membutuhkan hal bodoh itu" Jawab Zarel.

Zyan mengusap rambut Theodore. "Adikku juga pintar. Dia ada di urutan kedua dengan nilai rata-rata 98.25" Jawab Zyan dengan nada yang bangga.

Theodore terdiam. "Apa yang mereka obrolkan?"

"Mau tidak mau, saat hari masuk akademi nanti, Theodore harus bisa masuk dan berdiri di sebelah Lucian Beasley" Ucap Zyan sebagai pacuan kepada Zarel apabila dia tidak akan menyerah semudah itu.

Ujung bibir Zarel terangkat ke atas. "Ya, itu bagus" Jawab Zarel menepuk bahu Zyan sambil melambai pergi dari sana.

Kaki Zyan terasa lemas. "Astaga! Kenapa aku bisa sebodoh ini? Mulutku, mengacungkan gertakan perang dengan tersirat ke Iblis Bangsawan sepertinya? Siaaaal! Mati sudah! Tidak lama lagi, aku sungguhan akan mati!"

Untuk pertama kalinya, Theodore melihat ekspresi ketakutan dari wajah Zyan. Dia kembali menoleh ke arah Zarel yang melambai pada Prajurit di sana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!