NovelToon NovelToon
Cewek Galak Itu Milikku

Cewek Galak Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Playboy / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: nlras

playboy x cewek bar bar x musuh jadi cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nlras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8 | Terkagum

"Bawa tas gue," ucap seorang cewek yang melempar tasnya ke Naura. Hampir saja mengenai wajah Naura.

"Ini maksud lo apaan nyuruh gue bawain tas lo?" tanya Naura yang tidak terima.

Cewek itu memandang remeh penampilan Naura saat ini, dia tertawa melihat Naura yang menjadi satu-satunya perempuan yang menggunakan pakaian tertutup di sana. Namanya Cindy, pacar Arga. Dia sudah mendapat kabar dari Arga kalau ada murid baru yang jadi asisten Arga.

"Eh lo itu asisten cowok gue, itu tandanya lo juga asisten gue dong. Udah jangan banyak tanya deh lo, terus gak usah nyolot juga. Sadar status lo di sini itu apa," kata Cindy memerintah.

Naura memejamkan matanya sejenak, mencoba untuk tidak marah saat diperlakukan tidak baik oleh orang yang tidak dia kenal. Beberapa menit yang lalu Naura dan Arga sampai di arena balapan. Suara deruman motor saling bersaut-sautan, anak-anak muda sedang berkumpul untuk unjuk kemampuan mereka masing-masing. Naura diturunkan di suatu tempat dan Arga pergi begitu saja.

"Jadi gue dibawa kesini buat jadi asisten ceweknya," gumam Naura. Mau kesal tetapi dia sadar kalau memang dia sedang terikat kontrak dengan Arga

Naura sadar kalau sekarang bukanlah tempatnya untuk mencari masalah, dia akan kalah kalau berlawanan dengan manusia sejenis Cindy. Mau tidak mau Naura menyandang tas Cindy, mengikuti kemanapun cewek itu pergi. Tatapan Naura menunjukan ketidak sukaannya pada Cindy. Berpakaian yang minim, centil, dan sok kecantikan. Lama-lama Naura muak berada di sisi Cindy terus.

"Semangat sayangku cintaku, kamu pasti menang. Kamu kan jagoan," ucap Cindy menyemangati Arga yang ingin ber balapan. Sebentar lagi semua peserta akan mengambil tempat mereka masing-masing.

Arga tersenyum manis, merangkul pacarnya untuk dipeluk singkat. Naura bingung melihat kelakuan Arga, seingatnya cewek yang dekat dengan Arga bukan Cindy. Tetapi, kenapa malam ini berubah.

"Makasihh sayang. Aku pasti menang karena ada cewek cantik yang selalu mendukungku," kata Arga sambil mencolek dagu Cindy.

"Dih najis banget," ucap Naura lirih. Mual melihat gaya berpacaran Arga.

"Maksud lo apaan?" tanya Arga. Mendengar samar-samar Naura mengucapkan kata najis.

Naura terkesiap, langsung menggelengkan kepalanya.

"Lo jagain cewek gue, turuti apa yang dia mau paham.!" perintah Arga.

Naura memutar malas manik matanya, mengeluarkan suara decakan kesal. "Iya," jawabnya malas.

Semangat Naura mendadak muncul melihat seorang cowok yang baru saja datang. Cowok itu tampak gagah menggunakan jaket kulit hitam dengan lambang tengkorak besar di belakangnya. Naura sungguh tidak percaya bisa melihat dia di tempat seperti ini, dia kira cowok itu adalah anak yang baik-baik, karena saat berbicara dengannya merasakan keramahan dan kelembutan tutur katanya.

"Lo suka sama dia?" tanya Cindy mengejutkan Naura. Saking sibuknya dia melihat sosok itu, Naura sampai tidak sadar kalau Arga sudah beranjak dari hadapannya. Para peserta balap mulai mengambil posisi start.

"E-nggak!" Naura menggeleng cepat, tidak mau ada yang tahu jika dia tertarik dengan cowok itu.

Cindy mencebik, dari tatapan Naura saja sudah bisa terbaca kalau gadis itu menyukai sosok yang jadi rival Arga. Cindy tidak mau ambil pusing soal itu, dia lega kalau Naura tidak menyukai Arga. Tidak perlu cemas jika miliknya direbut oleh cewek berstatus sebagai asisten Arga.

"Itu Zaidan, musuh bebuyutan Arga. Kalau lo masih mau hidup lo aman mending jauh-jauh deh dari orang yang gak Arga suka," ucap Cindy.

Naura mengangkat bahunya tak acuh, tidak peduli dengan peringatan itu. Arga atau siapa pun itu tidak ada yang punya hak untuk melarangnya. Menyaksikan balapan secara langsung menjadi pengalaman pertama bagi Naura. Pandangannya tidak lepas memperhatikan Zaidan yang sedang bersiap balapan. Kehadiran Zaidan membuat malam Naura menjadi tidak sia-sia.

"Semangat kesayangankuu!" teriak Cindy saat peluit dibunyikan. Naura memejamkan matanya sejenak, memanjatkan doa untuk Zaidan agar Zaidan bisa menang dan selamat. Rasanya tidak mungkin jika dia berteriak histeris seperti Cindy, mengingat akan statusnya sekarang sebagai asistennya Arga. Berada di sebelah Cindy membuat Naura tidak nyaman, sudah seperti polusi suara yang mengganggu telinganya.

"Lo bisa gak sih diem aja? Cowok lo juga gak bakalan denger kalau lo teriak-teriak kayak gitu!" titah Naura. Naura tidak lagi mampu menahan emosinya.

Cindy melotot tajam, baru kali ini ada seorang gadis yang berstatus sebagai asisten pacarnya berani membentak dia. "Maksud lo apaan, hah? Sadar diri lah, lo itu cuman asisten pacar gue. Gak ada hak lo buat ngelarang gue!"

"Suara lo itu udah cempreng, berisik banget! Lagian ya, Arga juga gak denger suara lo. Suara motor itu udah bikin telinga gue sakit tambah lagi teriakan lo ," jelas Naura menggebu-gebu.

"Enak aja lo bilang suara gue cempreng!" Cindy mendorong kasar pundak Naura.

"Waah lo mainnya fisik, lo kira gue bakal takut sama lo?" Naura membalas perlakuan Cindy, hampir membuat cewek centil itu terjatuh, untung saja ada Andre yang langsung sigap menangkap tubuh Cindy.

"Wah parah sih lo, Nau. Cewek kesayangan Arga ini," kata Andre sambil geleng-geleng kepala.

"Huhu sakit banget tau, dia hampir aja buat gue terjatuh. Kalau nanti gue lecet gimana, perawatan tubuh gue tuh mahal banget," keluh Cindy. Memasang wajah sedih di hadapan Andre, dan meminta pembelaan pada Andre.

"Ehh lo duluan ya yang dorong gue. Jangan jadi drama queen deh," kata Naura. Dadanya terasa sesak saat ini, emosi mulai menguasainya.

Naura melemparkan tas Cindy ke wajah Andre, dia tidak sudi memegang barang milik Cindy. "Lo pegang tuh tas dia!" suruh Naura kemudian melangkah meninggalkan Cindy dan teman-teman Arga.

"Eh mau kemana lo Nau?" tanya Aldo menahan pergelangan tangan Naura.

"Lepasin gue!" bentak Naura seraya menepis kasar tangan Aldo.

"Udah Do, biarin aja. Kalau Arga nanyain dia bilang aja dia kabur," kata Rafi.

"Lo itu anak baru di sini Nau, kalau lo diculik terus dilecehkan gimana? Ayolah Nau, jangan dikit-dikit marah." Aldo mengabaikan perkataan Rafi, dia masih memikirkan keselamatannya Naura saat ini. Arga punya tanggung jawab besar atas keselamatan Naura saat ini. Dia yang sudah membawa Naura ke arena balap.

"Udah biarin aja, Do. Biar dia diculik, cewek keras kepala kayak dia itu susah kalau dibilangin," timpal Andre.

"ya kalau dia kenapa-kenapa gimana?"

Naura mendengus kesal, merasa tidak ada faedahnya dia datang di acara seperti sekarang ini. "Bodo amat ya! Gue mau pulang," kata Naura.

Naura tidak memperdulikan peringatan Aldo dan teman-temannya, dia melangkah pergi. Di sekitar arena balap dipenuhi banyak orang-orang berbagai kalangan, pada umumnya geng-geng yang ingin unjuk aksi mereka, Naura terus berjalan mengabaikan godaan yang mulai menyapanya. Dia harus segera pergi dari lokasi dan pulang.

"Duh, ini gimana caranya gue pulang kalau Handphone gue aja disita." Naura menepuk pelan jidatnya, baru ingat kalau sesampainya di lokasi Arga meminta Handphone nya. Jaga-jaga kalau Naura berniat kabur saat acara sedang berlangsung.

Naura mencari tempat paling sepi, sekiranya tidak ada cowok yang nakal untuk mengganggu dirinya. Dia bersyukur dibekali ilmu bela diri oleh kedua kakaknya, kalau ada yang berani macam-macam dia bisa mengeluarkan berbagai jurus yang telah dipelajari. Tatapan tajam dan wajah angkuh Naura pertunjukan, mengabaikan siulan yang ditujukan untuknya.

Sorakan orang-orang disekelilingnya telah mengejutkan Naura, dia memicingkan matanya untuk melihat siapa yang jadi pemenang. Raut wajah Naura seketika berubah setelah melihat Zaidan yang terlebih dahulu menyentuh garis finish. Dia tersenyum lebar, bahkan berteriak sangat kegirangan.

"Yey, selamat Zaidan!" teriak Naura, dia tidak yakin jika Zaidan akan mendengar teriakannya itu.

Ternyata dugaan Naura salah, Zaidan me-notice keberadaannya. Zaidan yang tadi sedang bersalaman dengan teman-temannya langsung berlari untuk menghampiri Naura. Lesung pipinya terlihat saat dia tersenyum.

"Emm Naura kan?" tanya Zaidan.

Naura langsung salah tingkah, dia mengangguk malu. "I-iya, gue Naura. Yang jajan di tempat Mang Dadang."

"Lo ngapain di sini, Nau?" tanya Zaidan. Dia memperhatikan di sekeliling Naura,dia tidak menemukan teman atau siapa pun yang mendampinginya. "Lo sendirian di tempat kayak gini Nau? Seriusan?"

Naura menggaruk tengkuknya,bingung harus mulai dari mana menjelaskan kenapa dia bisa sampai di arena balap ini. "Selamat ya udah juara,Dan' kata Naura mengalihkan pembicaraan.

Zaidan kembali tersenyum, berhasil menerbangkan banyak kupu-kupu di perut Naura. Tidak pernah dia melihat senyuman manis seperti senyuman Zaidan. Dia yang sulit jatuh hati bisa tertarik hanya dengan senyuman saja.

"Terima kasih Nau. Tapi seriusan deh Nau, lo datang kesini sama siapa? Bukannya lo murid pindahan ya? Disini itu enggak aman lho buat cewek kayak lo,Nau" kata Zaidan yang sedikit khawatir. Dia menganggap Naura sebagai temannya.

"An-anu, gue tadi sebenernya dibawa sama seseorang. Terus gue nyasar. G-gue juga bingung sih jalan pulang," jawab Naura terbata-bata. Tidak mau menyebut nama Arga karena takut jika Zaidan malah memusuhinya.

"Gue anterin lo pulang aja ya, Nau. Tapi lo ingat alamat rumah lo kan?"

Naura menggigit bibirnya, lalu menggeleng pelan. Sialnya, dia lupa mengingat alamat rumahnya, tapi dia ingat bus apa yang harus dinaiki saat pulang dan pergi sekolah.

"Lo sama siapa sih ke sini? Sebutin namanya biar gue bantu cariin dia. Sumpah Nau, disini nggak aman buat lo. Lagian ngapain sih cewek kayak lo dibawa ke tempat beginian," gerutu Zaidan.

"Dia sama gue, kenapa?" ucap seseorang. Suara itu terdengar berat tapi halus. Tangannya langsung melingkar di pinggang Naura, menarik gadis itu agar merapat dengannya.

"Arga," ucap Naura yang terkaget.

Kedua rahang Arga mengatup keras, tatapan tajamnya membuat Naura tidak bisa berkutik. Zaidan menggeram, tidak percaya saingannya adalah Arga. Pandangan Zaidan beralih pada Naura, yang sepertinya meminta bantuan.

"Lepasin gue," kata Naura yang berusaha melepaskan tangan Arga di pinggangnya.

"Ternyata lo liar juga ya Nau, dibayar berapa lo?" tanya Arga dengan wajah angkuhnya.

"Jaga ya mulut lo itu! Gue bukan perempuan yang murahan!" Naura berhasil melepaskan tangan Arga dari pinggangnya.

"Gak usah banyak bacot deh lu, udah gue peringatinkan jangan dekatin cowok bngst ini. Dan sekarang lo malah ngelanggarnya! Lo benar-benar keras kepala ya Nau," kata Arga. Suaranya meninggi, aura dingin yang terpancarkan dari diri Arga berhasil membuat nyali Naura menciut.

"Sekarang lo ikut gue!" sambungnya menarik Naura pergi dari hadapan Zaidan saat ini.

Salah satu sudut bibir Zaidan terangkat, dia tertarik dengan semua ini.

1
rfah
semangat thorrrr nulisnyaa
azalea
jangan lupa di like yaa man temann :)
azalea
jangan lupa like gaisss:)
rfah
semangat thorrrr
Marry Pang
bagus
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
baguss
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
bagusss
Jannah Sakinah
semangat Thor nulisnya. rajin update ya🌺
ist_goliteratur
AAAAA jadi keinget teman aku, yang punya sifat yang hampir sama kayak Nau.
rfah
lanjuttt
azalea
bantu support yaa gaiss heheheh
rfah
lanjuttt
rfah
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!