NovelToon NovelToon
I Am Duchess

I Am Duchess

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Time Travel / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

dr. Lizza, seorang dokter muda yang terjebak dalam lingkaran gelap obat tidur, meninggal secara tragis karena overdosis. Namun, di dunia setelah kematian, ia terbangun dalam tubuh putri Duke Ashborn yang cantik dan berkuasa, bernama Lizra Ashborn, dalam Kerajaan Eldoria yang megah.

Terjebak dalam identitas baru yang jauh berbeda, dr. Lizza menyadari bahwa ia telah berada dalam jantung konspirasi dan intrik politik di kerajaan tersebut. Lizra, tubuh yang ia huni, merupakan sasaran perencanaan kejahatan yang meresahkan stabilitas kerajaan.

Dalam perjalanan yang penuh keputusan sulit dan pengorbanan, dr. Lizza harus menemukan keberanian dan kebijaksanaan untuk menghadapi musuh-musuhnya, sambil mengatasi konflik internalnya yang paling dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Desa kecil, Kecurigaan Rozen.

Lizra, Rozen, Ezra, dan Adrian melanjutkan perjalanan mereka menuju wilayah utara. Mereka tiba di perbatasan wilayah barat dan utara, di mana hutan-hutan yang lebat membentang di sekitar mereka. Tiba-tiba, mereka dihadang oleh sekelompok perampok yang muncul dari semak-semak dengan

senjata-senjata terhunus. Disana terdapat sekitar 20 orang dengan pedang dan

wajah di tutupi.

"Berhentilah! Barang berharga kalian akan menjadi milik kami sekarang juga!" seru salah seorang pria yang ditutupi wajahnya dengan

kain hitam. Dia maju mendekati keretakuda, sedangkan yang lainnya tetap berjaga

di posisi mereka dengan pedang tetap terhunus. Lizra dan Rozen keluar dari

kereta sedangkan Adrian dan Ezra turun dari bangku kemudi. Lizra dan Rozen bersiap mencabut pedang mereka dan Bersiap untuk

bertarung, sementara Ezra dan Adrian mengambil posisi bertahan. Mereka siap

menghadapi ancaman yang ada di depan mereka.

"Cih! Enak saja" seru Lizra dengan lantang, dia

menggoyangkan pedang nya dengan antusias.

“Sudah lama tidak menggerakkan otot, Lizra? Sebaiknya kau mundur.” Seru Rozen kepada Lizra yang di abaikan oleh Lizra dan berjalan cepat kearah pria yang mendekati kereta kuda. Pertarungan meletus di antara kedua belah pihak. Lizra dan Rozen menggunakan keahlian bertarung mereka, sementara Ezra dan Adrian berusaha melindungi mereka dari serangan musuh. Tetapi dalam kekacauan pertarungan, salah satu perampok berhasil menyerang Ezra dengan pedangnya. Ezra terluka di lengan kirinya, dan raut wajahnya menyusut dari rasa

sakit yang tiba-tiba.

"ARGH!" teriak Ezra, Lizra, yang melihat Ezra terluka, merasa panik, tetapi dia tetap fokus pada pertarungan. Dia bertarung dengan semangat yang lebih besar, berusaha menjaga seluruh tim agar tetap aman.

“EZRA, KAU BAIK-BAIK SAJA?!” teriak Lizra dengan keras

“Ya nona, maaf hanya goresan kecil saja.” Jawab Ezra ddan Kembali mengambil pedang nya dan bertarung. Setelah pertarungan yang sengit, mereka berhasil mengusir perampok dan menyelamatkan diri mereka. Namun, Ezra tetap terluka dan perlu pertolongan segera.

"Kita harus segera mengobati luka Ezra sebelum bertambah parah. Mari kita cari tempat yang aman untuk istirahat dan memulihkan diri." Kata Adrian yang menghampiri dan membantu Ezra berdiri.

Mereka berempat meninggalkan tempat pertarungan, berusaha mencari perlindungan sementara dan pertolongan untuk Ezra.

Lizra, Rozen, Ezra, dan Adrian tiba di sebuah desa kecil yang terletak di pinggiran hutan Rosert. Mereka mencari penginapan untuk

beristirahat dan mengobati luka Ezra. Desa terlihat tenang dan damai di bawah sinar matahari yang hangat. Di sana terlihat penginapan kecil, kereta di lajukan ke halama penginapan kemudian mereka turun dan berdiri di depan penginapan.

"Kita akan beristirahat di penginapan ini. Adrian, bantu Ezra masuk ke dalam." Rozen memberi perintah kepada Adrian. Mereka memasuki penginapan kecil itu, ditemani oleh pemilik penginapan yang ramah. Lizra dan Rozen membawa Ezra yang terluka ke dalam,

sedangkan Adrian meminta tolong untuk memanggil dokter atau tabib setempat.

"Apakah ada tabib atau dokter di sini? Salah satu dari kami terluka parah." Seru Adrian kepada pemilik penginapan.

“Ya, Tuan, saya akan membantu memanggil seorang dokter.”

“Baik, terimakasih banyak, Tuan pemilik” seru Adrian dengan ekspresi sangat berterima kasih.

Mereka duduk di dalam penginapan, menunggu bantuan medis untuk Ezra. Rozen dan Lizra memberikan pertolongan pertama sementara Adrian memperhatikan sekitar untuk memastikan keamanan mereka. Lizra mengambil kain kemudian membersihkan luka Ezra, dian menekan luka tersebut sehingga tidak semakinberdarah. Dia terus melakukan penanganan pertama pada luka dengan benda tajam.

Rozen melihat apa yang dilakukan oleh Lizra dan sedikit mengkhawatirkan nya. Erza merintih kesakitan.

"Ezra, bersabarlah. Bantuan akan segera datang." Seru Rozen menenangkan Ezra dan khawatir dengan Lizra.

“Ya, Yang mulia… maaf sudah merepotkan Nona dan Yang mulia Putra mahkota” seru Ezra dengan rintihan dan di sela erangan kesakitan. Pemilik penginapan datang dengan seorang dokter lokal, yang segera memeriksa luka Ezra dengan cermat. Mereka semua menunggu dengan ketegangan, berharap bahwa Ezra akan segera mendapatkan pertolongan yang dia butuhkan.

Lizra dan dokter lokal duduk di samping Ezra yang terbaring di atas tempat tidur. Mereka sedang berbicara tentang kondisi Ezra. Lizra tampak tenang dan terampil dalam memberikan instruksi kepada dokter, sementara dokter mengikuti arahannya dengan penuh perhatian.

"Saya melihat luka ini cukup dalam, tetapi tampaknya tidak mengenai saraf utama. Saya akan membantu membersihkannya, dan Anda bisa mulai menjahitnya setelah itu." Seru Lizra kepada dokter lokal tersebut.

"Anda sangat baik, Nona. Saya sangat menghargai bantuannya dalam perawatan ini. Kita bisa bekerja sama untuk memastikan nona Ezra mendapatkan perawatan terbaik.” Dokter mengangguk, mengikuti instruksi Lizra dengan penuh perhatian. Lizra dan dokter terlihat sibuk membersihkan dan menjahit luka Ezra. Mereka berdua tampak fokus dan terampil dalam melakukan tugas mereka, saling membantu satu sama lain dengan efisiensi.

"Saya akan menggunakan ramuan herbal ini untuk membantu proses penyembuhan. Ini akan membantu mengurangi risiko infeksi dan mempercepat penyembuhan." Kata dokter lokal tersebut dan menyerahkan botol obat kepada Lizra. Lizra menerima ramuan herbal yang diberikan oleh dokter dengan rasa terima kasih.

"Terima kasih atas bantuannya, dokter. Saya akan terus memastikan bahwa Ezra mendapatkan perawatan terbaik." Seru Lizra dengan rasa terima kasih yang besar karena telah membantu merawat Ezra. Lizra dan

dokter tersenyum satu sama lain, merasa lega karena mereka telah berhasil merawat Ezra dengan baik.Rozen, berdiri di sisi luar pintu kamar tempat Ezra dirawat, memperhatikan dengan seksama melalui celah pintu. Dia menyaksikan Lizra dan dokter lokal bekerja sama dalam merawat luka Ezra. Ekspresi heran tergambar jelas di wajah Rozen. Rozen memperhatikan setiap gerakan Lizra dengan rasa penasaran yang mendalam. Meskipun dia tidak memahami sepenuhnya bagaimana Lizra

memiliki kemampuan medis tersebut, dia tetap terkesan dengan keahliannya.

"Lizra, bagaimana mungkin kamu memiliki pengetahuan medis seperti ini?” Batin Rozezen yang memantau dan melihat cara Lizra membantu Ezra.

Heran dengan kemampuan Lizra, Rozen semakin mencurigai ada sesuatu yang lepas dari pandangannya selama ini, padahal Lizra selama ini selalu menempel padanya namun banyak hal yang ternyata tidak diketahui oleh

Rozen.

***

Adrian berdiri di luar pintu penginapan, memperhatikan sekeliling dengan cermat sementara Ezra istirahat di dalam. Dia siap untuk menghadapi segala ancaman yang mungkin datang dari luar, sedangkan di teras

penginapan, Rozen dan Lizra duduk berhadapan, mereka tampak berbincang-bincang dengan ramah. Meskipun demikian, Rozen tidak bisa menahan kecurigaannya

terhadap kemampuan medis Lizra.

"Liz, aku masih heran dengan kemampuanmu dalam hal medis. Bagaimana kamu bisa memiliki pengetahuan seperti itu tanpa pernah

belajar?"

"Oh, yang mulia, saya hanya memiliki sedikit

pengetahuan dasar dalam bidang medis. Mungkin saya hanya beruntung." Lizra

tersenyum, tetapi matanya menunjukkan rasa cemas yang tersembunyi di balik

senyumnya. Dia mencoba menyembunyikan rahasia kemampuannya dari Rozen, yang

semakin curiga.

"Aku rasa ada sesuatu yang tidak kamu katakan padaku, Liz." Rozen menatap Lizra dengan tatapan tajam, mencoba mencari tahu

kebenaran di balik kata-kata Lizra. Namun, Lizra tetap tenang, meskipun dalam

hatinya dia merasa gugup dengan pertanyaan Rozen.

"Maaf, yang mulia, aku sangat lelah. Aku akan tidur sekarang. Sampai jumpa besok pagi." Lizra merasa tertekan dengan pertanyaan Rozen, dia mencoba untuk menutupi ketidaknyamanannya dengan alasan

untuk pergi tidur lebih awal. Lizra berdiri dan bergegas masuk ke dalam penginapan, meninggalkan Rozen sendirian di teras. Rozen memperhatikan Lizra pergi dengan ekspresi yang dipenuhi dengan pertanyaan

"Aku tidak akan kehilangan pengawasan terhadapmu, Lizra. Ada sesuatu yang kamu sembunyikan, dan aku akan mencarinya." Batin Rozen, setelah Lizra menghilang dari pandangan nya.

1
Hikam Sairi
baca
salwi
/Chuckle/
salwi
👍
salwi
🫰
Olive
up sering2 thor
Bird
👣👣👣👣
Keyzie
🦾🦾
Pembaca Setia
👣👣👣
sysyn
🤗🤗🤗
sysyn
🥲
cell
halo kak, izin koreksi. Lizza kan dokter yah. Do deskripsi novelnya penulisan dokter nya pakai "Dr" tapi yang bener itu "dr" kak. Soalnya kalau "Dr" itu gelar doktor bukan dokter
Melsbay: thankyou...
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Melsbay
😁
Rahmat Aljissri
Mantap
Keyzie
lanjutkan👍👍
sysyn
👍👍👍
Rinjani Putri
aku mampir juga ya tinggalkan jejak bintang
Melsbay: trims ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!