NovelToon NovelToon
SEPASANG PENGANTIN PENGGANTI

SEPASANG PENGANTIN PENGGANTI

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:31.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zainuri I

Kirana Larasati meminta izin cuti karena saudaranya menikah. keesokan harinya saat datang ke pesta pernikahan tanpa sengaja bertemu dengan bos besarnya di kantor. usut punya usut ternyata bos besarnya adalah saudara dari calon iparnya. entah apa yang terjadi, kedua mempelai melarikan diri entah ke mana. kedua keluarga bingung akhirnya mengajukan Kirana untuk menjadi pengantin pengganti. sedangkan dari pihak pria mengajukan bos besar Kirana sebagai pengantinnya.
bagaimana kisah mereka? kepoin di sini SEPASANG PENGANTIN PENGGANTI.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zainuri I, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPP 8

"Kurang ajar. Gue nggak terima pak bos jadi milik loe," raung Angel dan menjambak rambut Kirana.

"Aaargh, sakit dodol," teriak Kirana sembari menahan tangan Angel yang bertengger di kepalanya agar tidak semakin menarik rambutnya.

" Rasain. Dasar jalang sialan," amuk Angel. Dirinya yang telah lama menyukai Devian, bahkan rela lembur hampir tiap malam agar kinerjanya meningkat dan membuat Devian terkesan. Namun apa kenyataannya, dengan mata kepala sendiri, dia menyaksikan Devian bersama Kirana begitu intim. Tentu saja dia tidak terima.

"Lepas atau aku bertindak!" ancam Kirana penuh penekanan. Kirana tidak ingin membuat gaduh dan menarik perhatian karyawan yang lain. Beruntung mereka sudah kembali bekerja karena waktu istirahat sudah berakhir.

"Jangan harap. Loe harus mau janji untuk pergi bahkan resign dari kantor ini. Baru akan gue lepasin."

"Ok kalau itu maumu," jawab Kirana membuat Angel menyunggingkan senyum kemenangan. Namum semua tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan. Kirana yang sedari tadi masih memegang tangan Angel berhasil menarik tangan itu dari rambutnya. Kemudian tangan Angel dipiting ke belakang.

"Aduh aduh aduuuuh," teriak Angel kesakitan, namun Kirana tidak peduli.

"Lepasin. Sakit bego," teriak Angel nyaring mengundang perhatian membuat para karyawan yang kubikelnya dekat TKP penasaran. Mereka meninggalkan pekerjaan untuk melihat apa yang terjadi.

"Aku nggak suka bikin rusuh. Tapi aku juga nggak mau ditindas!" ucap Kirana pelan namun penuh penekanan dan masih bisa didengar oleh telinga mereka yang ada di sana. Tanpa menghiraukan semuanya, Kirana mendorong Angel hingga tersungkur dan mendarat dengan tidak cantik sama sekali. Kirana lalu pergi dari sana dan tentu saja tujuannya adalah ruang arsip. Memang mau kemana lagi? Ke ruang Presdir untuk mengadu? Itu sih bukan gaya Kirana Larasati kali. Kirana bisa mengatasi hama kudisan macam Angel seorang diri.

Mereka yang ditinggalkan Kirana melihat Angel yang telah dibantu bangun oleh anggota satu divisinya.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya orang itu.

"CK. Nggak usah sok peduli deh loe. Loe seneng kan lihat gue kayak gini?" kesal Angel. Memang dasar hama kudisan. Bukannya terimakasih sudah ditolong, malah marah-marah nggak jelas. Situ waras Bu?

"Terserah. Udah ditolong juga," kesal orang itu dan meninggalkan Angel begitu saja.

"Melihat kelakuan dia, sudah pasti dia yang bikin ulah," ucap salah satu dari mereka memberi komentar.

"Iya. Dengar-dengar dia itu sombong. Mentang-mentang sekretaris manager," timpal yang lainnya.

"Suka carmuk juga," tambah yang lain lagi.

"Biarkan sajalah. Toh salah dia juga."

"He eh." Yang lain manggut-manggut tanda setuju.

Angel meradang mendengar mereka tidak ada yang membelanya sama sekali. Dia sudah berusaha siang dan malam, namun nyatanya imagenya tetaplah buruk.

"Diam kalian semua. Menyebalkan," teriak Angel dengan mata melotot hampir keluar. Jangan lupakan wajah yang merah padam karena sangat marah. Sudah kalah dari orang yang dia katai jalang, eh masih juga dapat hinaan dan cibiran dari yang lain.

"Huuuu," sorak semuanya membuat Angel mengepalkan tangannya hingga buku-buku tangannya memutih.

"Udah. Mari kita kembali bekerja sebelum ditegur atasan," ajak si A dan diangguki oleh semuanya. Mereka meninggalkan Angel begitu saja. Angel menghentakkan kakinya kesal dan kembali ke ruangannya.

...----------------...

Kirana saat ini sudah ada di dalam mobil bersama sang suami. Mereka dalam perjalanan pulang ke rumah. Kirana hanya menyandarkan kepalanya dengan mata terpejam. Devian melirik istrinya dan tersenyum.

"Dia pasti sangat lelah," guman Devian tetap fokus pada jalanan. Dia mengendarai mobil dengan hati-hati agar istrinya tidak terganggu oleh guncangan. Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di apartemen. Devian memandang istrinya yang tertidur sangat pulas. Karena tidak tega membangunkannya, Devian menggendong Kirana ala bridal style. Dia meninggalkan barang-barangnya di dalam mobil.

"Pak," panggil Devian pada satpam petugas.

"Ya Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam itu sopan.

"Tolong ambil barang saya dan istri di mobil. Nanti antarkan ke unit saya ya pak. Terimakasih."

"Sama-sama Tuan."

Devian tiba di depan unitnya dan ternyata sudah ada kedua orangtuanya di sana.

"Mantu Mama kenapa?" tanya Marisa khawatir.

"Nggak apa-apa, Ma. Mungkin kecapekan," jawab Devian menenangkan mamanya.

"Syukur kalau begitu," ucap Marisa lega. Sedangkan Cahyo hanya memperhatikan interaksi sepasang ibu dan anak itu.

"Ma, tolong bukakan pintunya dong," pinta Devian karena dia tidak mungkin menurunkan istrinya di sana.

"Mana aksesnya?" tanya Marisa.

"Di tas kerja aku. Pak tolong tas kerjanya." Pak satpam langsung tanggap dan memberikan tas kerja Devian pada Marisa.

"Terimakasih ya Pak."

"Sama-sama, Bu."

Cahyo mengambil alih barang lainnya dari tangan pak satpam dan memberikan tips selembar uang merah. Satpam itu berterimakasih dengan perasaan yang berbunga-bunga. Tips yang dia dapatkan juga lumayan baginya.

Dengan pelan, Devian membaringkan Kirana di atas kasur. Marisa membantu melepaskan sepatu sedangkan Cahyo meletakkan barang di atas meja rias. Devian pamit pada orang tuanya untuk membersihkan dirinya.

Marisa memandang menantu dadakannya itu dengan rasa terharu. Pernikahan yang dia dan suaminya khawatirkan ternyata baik-baik saja. Saat suaminya mengajaknya keluar, Marisa melihat Kirana seperti menggigil dan dahinya berkeringat.

"Bentar Pa. Kelihatannya Kirana tidak baik-baik saja," ucap Marisa dan langsung menghampiri menantunya. Dia menyentuh dahi Kirana dengan punggung tangannya. Panas, itulah yang dirasakan Kirana.

"Astaga, Kirana demam," panik Marisa membuat Cahyo ikut khawatir.

"Papa panggil Steven, Ma."

"Iya Pa. Cepetan" Marisa keluar dan tak lama kemudian sudah kembali dengan ember ditangannya. Marisa dengan telaten mengompres Kirana. Sesekali dia melihat pintu kamar mandi yang belum terbuka.

"Kenapa Devian lama sekali mandinya?" dumel Marisa.

"Ini juga kemana si papa. Katanya manggil Steven, kok nggak balik-balik sih." Karena cemas dengan keadaan Kirana, Marisa merasa waktu berjalan dengan lambat. Tentu saja jiwa emak-emaknya keluar yaitu mengomel.

Ceklek. Pintu kamar mandi terbuka dan pandangan Devian beradu dengan pandangan mamanya. Devian mengernyit heran melihat mamanya masih berada di kamarnya. Belum juga Devian bertanya, mamanya sudah menyembur duluan.

"Kamu ini mandi kok kayak anak cewek saja. Lama betul,"

"Biasa aja kok, Ma," bantah Devian karena memang dia merasa mandinya seperti biasanya.

"Alah pakai ngeles kayak bajaj aja," omel Marisa lagi. Devian hanya berdecak menanggapi ocehan mamanya. Dia memilih masuk ke WIC dan berpakaian. Dia juga penasaran mengapa mamanya masih di kamarnya. Devian belum menyadari keadaan Kirana yang tidak baik-baik saja. Karena setahunya Kirana tertidur karena kelelahan.

"Mama kenapa masih di sini?" tanya Devian setelah selesai berpakaian. Devian belum melihat istrinya yang tertempel handuk di keningnya.

"Ck," decak Marisa kesal karena anaknya masih saja bertanya.

"Katamu Kirana baik-baik saja," omel Marisa sambil mengganti kompres. Devian baru menyadari kalau istrinya tengah dikompres oleh mamanya.

"Astaga Dek. Kamu kenapa? Bukannya tadi baik-baik saja?" panik Devian dan langsung menghampiri Kirana.

"Aku akan panggil Steven," ucap Devian lalu mengambil ponselnya.

"Nggak perlu. Papa udah suruh Steven kesini," ucap Cahyo menghentikan jari Devian yang hendak menekan tombol call.

"Bagus deh," lega Devian namun hanya sesaat. Dia kembali khawatir akan keadaan istrinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kirana kenapa ya? Semoga lekas sembuh ya Kirana! 🤲🤲🤲

1
Wati_esha
Terima kasih update nya.
Next, ditunggu kelanjutannya.
Eka Bundanedinar
keren deh kirana emang
Eka Bundanedinar
siapa nih musuh nya kepsek itukah yg dendam ke devian krna dipecat
Wati_esha
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Wati_esha
Siapa yang memperhatikan terus menerus keluarga Devian - Kirana?
Wati_esha
Bian si tengil sudah ujian akhir, naik jenjang sekolahnya.
Wati_esha
Kenapa keluarga Huda menolak bersama - sama?
Wati_esha
Terima kasih update nya.
Next, ditunggu kelanjutannya.
Wati_esha
Perkataan teman Bian kok mirip dengan temannya Anton. Anak-anak, masih kecil tapi sudah pandai membully. 😢😢😢😢😢
Wati_esha
Tq update nya.
Wati_esha
☺☺☺☺☺☺☺ Anton ternyata tertutup ya jiwanya.
Amalia Putri
lanjut thor semanggat selamat pagi selamat aktifitas,sehat"terus buat Author dan pembaca semua.
Eka Bundanedinar
semoga hadil kesehatan debian mmbaik dan semoga mnjadi orang tua mereka yg amanah
Wati_esha
Devian mati gaya di hadapan Hasan. 😜
Wati_esha
Apa boleh buat ... kepala sekolah & wali kelas terpaksa dipecat.
Wati_esha
Gila juga ya, Devian ... langsung ambil alih sekolah itu. 😜😜😜
Wati_esha
Kepala sekolah & wali kelas ... 🤦‍♀️🙃
Wati_esha
Tq ya update nya.
Wati_esha
Tq update nya.
Wati_esha
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!