NovelToon NovelToon
Cinta Dan Kebohongan

Cinta Dan Kebohongan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Percintaan Konglomerat / Keluarga / Romansa / Bad Boy
Popularitas:33.2k
Nilai: 5
Nama Author: Penaduajempol

Bella mempergoki kekasihnya selingkuh sedang bercumbu di parkiran mall yang sepi. Hal itu membuat Bella syok dengan melihat secara langsung Tama berselingkuh dengan seorang perempuan yang amat dikenalnya. Apa yang akan dilakukan Bella saat tahu Tama selingkuh? Dan bagaimana ia akan memberikan pelajaran pada perempuan yang amat ia percaya selama ini?



Disclaimer; Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, peristiwa atau cerita mohon dimaafkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penaduajempol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7 - Cincin sang pengkhianat

Saat baru ingin menginjak pedal gas dan berbelok. Tama menangkap bayangan teman SMP-nya yang sedang menggendong kekasihnya.

"Bella ... Danu ..." ucap Tama masih di dalam mobilnya.

Frilly menatap Tama bingung. "Ada apa, Tama?"

"Kenapa ada Danu disini ... Dia gendong Bella? Tapi ... apa yang terjadi dengan Bella?" gumam Tama yang masih di dengar oleh Frilly.

Frilly langsung menyamakan penglihatannya dengan apa yang Tama lihat. Frilly melihat Bella yang sedang di gendong ala bridal style oleh laki-laki yang cukup ia kenal lalu di ikuti Hera dan Intan di belakangnya.

"Kamu lihat, Tama? Bella di gendong-gendong sama cowok lain aja gak ada yang hina dia, seperti aku tadi. Apalagi itu Kak Danu, kan? Mereka satu sekolah, satu ekstrakurikuler juga lagi."

Frilly berusaha mengompor ngompori Tama agar Tama semakin membenci Bella.

"Diem Lo, ini semua gara-gara Lo. Kalau sampe terjadi sesuatu pada Bella dan ibu gue tau, Hubungan kita berakhir!" Ancam Tama yang sudah muak dengan rengekan Frilly.

Ia harus mengikuti mobil Danu dan memastikan kemana Danu membawa Bella.

Danu memasuki komplek tempat Bella tinggal. Ia memarkirkan mobilnya di halaman rumah Bella dan membuka pintu mobilnya untuk menggendong Bella.

"Biar Bella sama gue aja!"

Tama menyerobot ketika Danu ingin mengangkat tubuh Bella di seat belakang mobilnya. Disana ada Hera dan Intan yang sudah siap pasang badan untuk Bella dan Danu.

"Eh muka tembok!"

"Tembok Kebagusan Hera," balas Intan.

”Ehh sempak tuyul. Pergi gak Lo dari sini. Gue udah peringatin lo buat jauh-jauh dari sahabat gue. jangan ganggu Bella lagi!" hardik Intan sambil mendorong dorong tubuh Tama.

"Nu, langsung Lo bawa Bella ke kamarnya sama Hera. Biar si bajingan ini jadi urusan gue." Itu bukan suara Intan.

Intan sudah lebih dahulu masuk ke rumah Bella, mengikuti Danu yang menggendong Bella. Itu suara Robi, Robi datang bersama Saga. Ia sudah sangat geram saat melihat wajah Tama dari kejauhan.

"Lo gak tau masalahnya gak usah ikut campur Bi," hardik Tama.

Ia langsung mengambil langkah cepat untuk ikut masuk ke rumah Bella mengikuti langkah Saga. Namun Robi menahan langkah Tama dan menyeret Tama menjauhi rumah Bella.

Robi tidak tinggal diam, ia langsung memberikan kado terindah kepada Tama yang semoga saja tidak akan terlupakan oleh Tama.

"Mau kemana Lo?" Kado langsung diberikan oleh Robi.

Bughhh ...

Bugghhhh ...

Braakkkk ...

Plakkk ...

berulang ulang suara itu terdengar tapi tidak ada yang berniat memisahkan mereka. Bahkan security yang bertugas di kediaman Brawijaya hanya menatap ngeri kepada dua pemuda itu.

"Jangan berantem disini atuh, Den Robi ... Den Tama!" pekik salah satu ART Bella.

"Mang, atuh pisahin Den Robi dan Den Tama, nanti mereka kenapa-kenapa."

"Gak ah ... Gak berani saya. Mereka anak-anak berduit nanti kalau saya turun tangan terus reflek nyelakain salah satu, bisa pensiun dini saya."

Bahkan mereka hanya bisa memekik dan melerai dengan ucapan, tidak ada yang berani dengan tindakan.

"Intan udah cerita semua ke gue bahkan gue liat video terkutuk Lo sama gun dik kecil lo. Bajingan lo. Apa salah Bella, Bella salah apa sama Lo?"

Robi masih memukuli Tama dengan seluruh emosinya, di ujung matanya Robi mengeluarkan air matanya.

"Lo gak tau yang sebenarnya, Bi." Tama masih mengelak.

"Isabella berbeda, Tam. Dia udah penuh luka dan trauma dari kecil. Sekarang Lo nambah luka dan traumanya lagi?"

"Gue Khilaf, Bi!"

"Sialan Lo. Dia udah kaya Ade gue, Tam. Bang sat!"

Pukulan terakhir Robi mengenai pelipis Tama sehingga mengucurkan darah.

"Ya ampun Robi, Kenapa kamu sampe pukulin Tama seperti ini," seru Anna.

Wanita itu sudah lari dari kejauhan karena mendengar keributan di salah satu rumah teman dari anaknya itu.

"Apa tidak bisa dibicarakan baik - baik, Robi?" tanya Anna dengan nada agak meninggi namun tertutupi karena helaan nafas yang memburu.

"Suatu saat Tante bakal tau, bagaimana kelakuan Tama yang sebenarnya. Untuk saat ini bukan bagian saya untuk menjelaskan semua. Tugas saya sekarang ikut menjaga Bella dan teman-teman saya yang lainnya, agar terhindar dari pengaruh buruk setan yang berwujud manusia," pungkas Robi sambil melirik Tama.

"Ada apa ini, Tama?" Anna meminta penjelasan pada anaknya namun Tama enggan menjawab.

"Mulai saat ini. Gue, Hera, Intan dan Saga ngelarang Lo dan Frilly buat dekat dengan Bella lagi. Sekali aja Lo berulah. Abis Lo ditangan Gue. Lo gak lupa 'kan, siapa orang tua gue dan Bella?" ancam Robi.

Robi pergi dari hadapan Anna dan Tama tanpa permisi. Ia langsung masuk ke rumah Bella untuk melihat kondisi Bella saat ini.

Bella mulai tersadar berkat bantuan Danu yang menempelkan minyak eucalyptus di sekitar hidung mancung gadis itu. Namun ia masih berat untuk membuka matanya.

Bella di bantu Intan melepaskan kancing kemeja bagian atas yang Bella kenakan, agar Bella dapat bernafas dengan baik.

Samar-samar Bella mendengar percakapan teman-temannya dan ia mulai memfokuskan penglihatannya. Ia terbangun dan memilih bersandar di kepala kasur.

"Gue gak habis pikir sama Tama bisa main belakang gitu! Jadi selama ini kalian masih pacaran? dia ngakunya sama gue, udah putus sama Lo, Bell," ucap Robi saat baru sampai di kamar Bella.

Di kamar Bella sudah kumpul Saga, Intan, Hera dan Danu. Intan sibuk menekan nekan jari kaki gadis itu.

"Emang Tama main belakang? Astaghfirullah, lewat du bur, Bi? Lo gak apa-apa kan, Bell?" tanya Saga polos.

Wajar sih, soalnya hanya Saga yang tidak tau duduk perkaranya. "Di laknatullah bisa ihh. Astaghfirullah!" Berkali kali Saga aberistighfar.

Maklum Saga dibesarkan oleh keluarga yang kental akan agama. Ayahnya seorang tokoh agama terpandang di kota itu dan ibunya seorang Ustadzah yang memiliki yayasan sekolah Islam mulai dari Paud sampai jenjang SMA-SMK serta pondok pesantren.

"Konotasi Sa ... Konotasi ... itu bahasa perumpamaan. Main belakang sama dengan selingkuh!" jelas Hera. Ia gemas pada sahabatnya ini.

Bella tersenyum simpul mendengar kepolosan Saga. Meskipun kenyataannya ia sangat perih saat mendengar kata selingkuh.

"Tuh, Bella senyum kan kalau gue ngomong. Bell, lo gak apa-apa, kan? Lo masih inget gue kan ya?" tanya Saga. Wajahnya terlihat panik.

"Kamu siapa? dia siapa? Aku di mana? Aku siapa?" tanya Bella, menggoda Saga.

Ia sengaja mengerjai Saga. Terbukti Saga sedikit terjingkat karena kaget. "Ga, yang retak itu hati aku, bukan otak aku," pungkas Bella. Ia terkekeh melihat ekspresi Saga.

"Sudah lebih baik, Bella?"

Suara Danu membuat Bella menoleh. Ia lupa jika lelaki itu berada di kamarnya dan Danu lah yang menolong nya saat Bella mengalami gagal nafas yang berujung pingsan.

"Better Kak."

"Syukurlah." Danu tersenyum tipis.

"Kak Danu, terima kasih sudah bantu aku pulang. Maaf merepotkan Kak Danu. Sampai-sampai Kak Danu harus ninggalin toko Kak Danu." Danu hanya mengangguk dengan senyum manisnya.

"Jaga toko? Harrison bangkrut, Nu? Atau Pravitel' Vselennoy bubar?" Robi bertanya sambil menatap Danu heran.

Danu hanya menatap tajam Robi dan Robi paham arti tatapan itu. Ia memilih diam dan membuang tatapannya.

"Ini bukan pertamanya Lo di selingkuhin dia kan, Bell?" tanya Intan.

Bella mengangguk. "Dulu pernah ... sering malah. Sampai-sampai aku di bully, karena cewek itu berfikir kalau aku selingkuhannya Tama."

Intan menegakkan duduknya dan menatap Bella lekat. "Kok bisa? Bagaimana ceritanya, Bell?"

"Udah lama banget, Tan. Waktu masih di Cendrawasih aku sampai di kunciin di gudang sekolah dan di guyur air pel. Untung ada yang datang bukain gudang dan nolong aku."

Bella bercerita sambil melepaskan sebuah cincin dari tangan kanan nya.

Setiap pergerakan Bella mendapat perhatian dari Danu. Danu bahkan tidak melepaskan pandangannya dari Bella. Bella sadar jika dirinya sedang di amati dengan lekat.

Ia menoleh ke arah Danu dan menatap lelaki itu yang sedang memusatkan matanya pada tangan Bella.

Bella kembali menatap teman-temannya dan melempar cincin itu ke arah balkon kamarnya.

"Apa itu Bell?" tanya Hera.

"Cincin dari si penghianat," jawabnya.

"Jadi kali ini kamu gak bakal maafin dia lagi, Bell?" Kembali Hera bertanya.

"Entahlah!"

"Lo bego kalau sampai balik lagi sama dia. Kali ini dia selingkuhnya sama sahabat kita sendiri, Bell."

Intan menatap Bella tidak percaya. Pasalnya ia sangat tau jika Bella pasti akan memaafkan Tama lagi dan kembali seperti tidak ada masalah apapun.

"Tapi aku gak bisa jauh dari ibu dan ayah, Tan." Air mata Bella turun kembali.

Jika mengingat Anna, ia tidak bisa berhenti menangis. Anna adalah pengganti sosok mami nya yang telah pergi. Hanya orang tua Tama yang selalu ada di saat Bella membutuhkan.

"Jika kamu ada masalah dengan Tama cukup Tama saja yang kamu hindari. Jangan orang tua atau orang-orang disekitar Tama, kita contohnya. Jangan sampai memutus silaturahmi, Bell," pungkas Saga.

"Baik Pak Ustad!" jawab serempak dari Robi, Hera, dan Intan.

Saga yang mendengarnya langsung tersenyum simpul menunduk nundukan badan dan kepala tanda sungkan.

'Jadi selama ini, dia penyebabnya. Bren gsek Lo,' Monolog Danu.

Pandangan Mata Danu tidak lepas dari Bella. Gadis cantik berambut panjang coklat kepirangan, berkulit putih Langsat, dan bermata coklat madu. Mahakarya tuhan yang sangat indah namun di sia siakan.

'Lo akan menyesal, Tama,' Batin Danu.

Satu persatu teman Bella pamit. Menyisakan Danu yang masih duduk di pinggir tempat tidur Bella. Ia masih menatap lekat Bella dengan senyum tipisnya.

"Apa ada yang salah sama aku, Kak? Apa muka aku kusut banget ya?" tanyanya pada Danu yang selalu memperhatikannya.

"Maaf aku telat menjaga kamu ..." gumam Danu yang masih menatap wajah Bella lalu turun menatap ke jari manis sebelah kiri. Tersemat cincin berbentuk dolphin bermata berlian.

"My bride," gumam Danu.

"Kak Danu bilang apa tadi?" tanya Bella.

Ternyata gumaman Danu tidak terdengar jelas oleh Bella.

"Ahh ... engga. Kamu udah jauh lebih baik, kan? Kalau butuh teman curhat, WhatsApp aku aja!" Danu berdiri bersiap untuk pulang

"Aku pulang ya Bella," pamit Danu.

"Aku antar ke depan ya Kak? Sebentar."

Bella mengambil sepasang sendalnya di bawah tempat tidurnya. Sampai di depan pintu, lagi-lagi Bella mengucapkan terima kasih.

"Sama-sama. Istirahat yang cukup ya. Minggu depan siap hiking, kan?"

Danu mengacak acak puncak kepala Bella dengan pelan. Itu mengingatkan nya akan sikap manis Tama padanya. Segera Bella segera menepis ingatan itu.

"Iya kak, be carefull!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Bisa kamu jelasin ada apa ini Tama?" bentak Adi, Ayah Tama.

"...." Tama memilih diam enggan menjawab.

Ia shock melihat wajah putranya memar babak belur bak maling motor di amuk warga karena ketahuan.

"Siapa yang lakuin ini, Tama? Apa perlu ayah tuntut orang yang udah bikin kamu begini?"

"Jangan Yah. Kita cuma cekcok ringan aja kok sama Robi tadi!" jelas Tama.

Dia tidak ingin ayah ibunya mengorek masalah nya lebih jauh lagi. Apalagi ayahnya salah satu hakim yang paling disegani di negara ini.

Anna memperhatikan Tama dengan lekat. Tatapannya bak elang sedang membidik mangsa. Ada jiwa penasaran tentang apa yang terjadi dengan anak nya dan sababat-sahabat anaknya itu. Ditambah keadaan mobil yang penyok dan banyak goresan di body samping.

"Robinson? Robi 'kan atlet MMA, yang benar aja, gak seimbang. Ada apa sih ini Bu?" tanya Adi kepada istrinya.

Sedangkan yang ditanya hanya diam dengan masih menatap tajam anaknya seolah-olah sedang membaca apa yang ada di dalam pikiran Tama.

"Kamu ketahuan selingkuh 'kan, Tama?" Tebak ibunya dan di angguki oleh Tama.

Adi langsung menggebrak meja dan menatap Anna. "Telpon Pak Broto, Bu. Buat janji untuk besok. Ayah mau bertemu beliau untuk membahas perihal pemindahan warisan keluarga Adisutjipto," titah Ayah Tama.

"Yah ... Ayah ... ini cuma salah paham antara aku dan Bella. Kalau aku jelasin secara baik-baik, Bella pasti maafin aku. Tolong Yah, ini masih bisa di bicarakan!"

"Ibu rasa Bella tidak akan mau kembali bersama mu Tama. Entahlah ... Ibu rasa seperti itu."

"Tama hanya belum ketemu Bella, Bu. Ibu tau sendiri 'kan, bagaimana Teman-temannya Bella tadi?"

"Ibu Ingat Tama, bahkan sampai anak pewaris Harrison turun tangan dan membopong Bella."

"Ka-Kamandanu Dallin Harrison, Bu? Bagaimana bisa Bella mengenal dia? Ini mengerikan." Adi menatap tajam putranya.

"Kalau sampai Bella tidak mau menginjakan kaki kesini lagi. Siap siap kamu angkat kaki dari rumah ini," Ancam Anna.

Tama menghela nafas kasar. Ia menuju kamarnya untuk berfikir bagaimana caranya agar Bella tidak memutuskan hubungan mereka. Karena Tama yakin, kali ini Bella tidak akan mudah memaafkannya.

Saat Tama ingin menelpon Bella, ternyata gadis itu sudah memberi pesan padanya untuk menemuinya besok di cafe dekat komplek mereka.

Tama tersenyum senang, ini kesempatan nya untuk menjelaskan kepada Bella dan sedikit mengancam gadis itu seperti sebelum sebelum nya.

TBC

1
amateur dara
semoga Adrian baik2 saja /Sob/
amateur dara
happy wedding Bella Danu /Drool//Drool//Drool/
Nita Zali
lagi dan lagi konfliknya...
amateur dara
ya ampun apa jangan-jangan kamandanu yang berbuat /Sob/
amateur dara
Bella benar2 pengertian /Sob/
amateur dara
hampir aja lu jadi cowo bego lagi, Nu. gemes gue
Diyah Pamungkas Sari
kampret otor bkin ngaka "prindapan" bisanya kesana halunya 🤣🤣
Pena dua jempol: wkwkkwwk 🤣 makasih kak udah baca karya aku yang agak absurd dan cabul ini 🤣
total 1 replies
Nita Zali
moga Bella n Danu bersama...jgn biarkn mrk berpisah thor
amateur dara
dinasti PV bakal panjang nih romannya. /Drool/
Pena dua jempol: ikuti terus kisahnya ya kak 🫰🏿
total 1 replies
amateur dara
wah... Daebak.
amateur dara
di cintai secara ugal-ugalan sama cogil kaya Danu tuh /Drool//Drool//Drool/
amateur dara
omo /Whimper//Whimper//Whimper/
amateur dara
poor camilla
amateur dara
Bu Anna benar-benar trauma sama keluarga harrison
amateur dara
ngakak sama gurunya /Facepalm/
amateur dara
eka please lah /Facepalm/ ngakak bgt sumpah kelakuan lo
Pena dua jempol: konyol ya kak 🤣
total 1 replies
amateur dara
ada lagi aja hambatan buat mereka /Sob/
amateur dara
/Drool//Drool//Drool//Angry/ chapter terbaik
Pena dua jempol: terima kasih 🫰🏿
total 1 replies
amateur dara
asli #Darkromance terseru
amateur dara
Danu... nakal ya /Panic/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!