NovelToon NovelToon
Semesta Kaviandra

Semesta Kaviandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Riunakim

Banyak yang bilang jodoh itu adalah cerminan dari diri kita sendiri. Dan sekarang Savinna sedang terjebak dalam perkataan itu. Ya, gadis yang baru saja menduduki bangku SMK itu tiba-tiba jatuh hati pada seorang anggota futsal yang ternyata memiliki banyak sekali kesamaan dengannya. Mulai dari hobi hingga makanan favorit. Akankah dengan kesamaan yang mereka punya akan menyatukan keduanya? Apakah dengan banyaknya kesamaan diantara mereka turut menimbulkan perasaan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riunakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dimarahi Rami

Sepulang sekolah, Savinna langsung memeriksa ponselnya yang baru saja dikembalikan setelah jam belajar mengajar telah usai. Ada banyak sekali notifikasi yang ia terima dari Kavi, diantaranya ada beberapa pesan masuk dan juga panggilan tak terjawab. Bahkan disaat Savinna kembali menghidupkan ponselnya, Kavi masih terus menghubunginya. Dan tanpa berlama-lama lagi, Savinna pun langsung mengangkat panggilannya.

"Assalamualaikum?" sapa Kavi dari seberang sana.

"Waalaikumsalam, Kak Fazriel udah pulang?"

"Belum, Kak Fazriel masih nungguin Savinna nih di halte."

"Oh ya? Kalo gitu aku keluar sekarang," ucap Savinna sebelum ia bergegas keluar dari gedung sekolahnya menuju halte.

Setibanya Savinna di halte, ia tidak bisa menahan tangisannya lagi. Ya, Savinna kembali menangis membuat Kavi merasa bersalah.

"Hei, jangan nangis ... Kak Fazriel gapapa kok," ucap Kavi berusaha untuk menenangkan Savinna.

"Kak Fazriel gak harus ngelakuin itu, Kak. Gak semua masalah harus diselesaikan pakai kekerasan."

"Kamu gak tau masalah intinya. Jadi, gak usah dibahas lagi, okey?"

"Tapi Kak Fazriel jadi di skors kayak gini gara-gara aku kan?"

"Bukan, Sayang. Bukan gara-gara kamu. Ini semua karena kesalahan Kak Fazriel sendiri," kelitnya.

Savinna mengusap air mata yang mengalir ke pipinya, "Hari ini, aku mau ketemu sama orangtuanya Kak Fazriel dulu sebelum pulang."

"Mau apa?" tanya Kavi penasaran.

"Mau bantu Kak Fazriel buat jelasin alasan kenapa Kak Fazriel di skors. Biar Kak Fazriel gak dimarahin sama Tante Rami dan Om Anton," jelas Savinna masih dengan sedikit isak tangis.

"Baiknya pacarku ... tapi sebelum itu temenin Kak Fazriel makan siang dulu ya? Laper banget nih, dari tadi pagi belum makan lagi selain sarapan di rumah."

Savinna lalu mengangguk, "Mau makan siang dimana?"

"Savinna maunya dimana?"

"Aku ... lagi kepingin makan bakso."

"Okey! Kita cari warung bakso yang paling enak. Hari ini biar Kak Fazriel yang traktir kamu ya?"

"Aku bisa bayar sendiri."

"Tapi kamu pacarnya Kak Fazriel."

"Terus apa masalahnya?"

"Pokoknya kalo lagi jalan-jalan sama Kak Fazriel, Savinna gak boleh keluar uang!" ucapnya penuh penekanan.

"T-tapi kan—"

"Gak ada tapi-tapian, Sayangku. Ayo pakai helmnya dan kita berangkat sekarang!"

Entah lah ... selama menjadi kekasih Kavi, Savinna sangat lemah apabila Kavi sudah memanggilnya dengan sebutan sayang.

Sejak awal, Savinna memang tipe gadis yang penurut. Namun apabila Kavi sudah merayunya dengan menggunakan panggilan sayang, Savinna seolah tidak punya alasan untuk menolak atau membantahnya sama sekali. Bahkan panggilan itu bisa membuat Savinna bungkam seolah sedang terhipnotis.

***

Savinna memilih warung bakso yang terletak di dalam sebuah taman pusat kota. Warung bakso itu memang kerap kali menjadi incaran Savinna dan sudah menjadi langganannya. Dan siapa sangka, warung bakso tersebut juga sudah menjadi langganan Rami sejak ia masih berpacaran dengan Anton.

"Jadi, Tante Rami juga suka makan bakso disini?" tanya Savinna disaat keduanya tengah menunggu pesanannya datang.

"Iya, Mama suka banget pesan bakso disini. Ternyata selera kamu sama selera Mama gak jauh beda."

"Kalo gitu, pulangnya kita bawain Tante Rami bakso ya? Kali ini biar aku yang traktir."

"Enggak usah, simpan aja uang jajan Savinna. Buat Mama biar Kak Fazriel yang beliin juga."

"Gak mau tau, pokoknya buat Tante Rami harus aku yang bayar. Kalo enggak, aku marah!" ancam Savinna.

Karena tidak ingin Savinna marah, Kavi pun memutuskan untuk mengalah.

"Aku boleh tanya-tanya soal kejadian tadi pagi?"

"Kalo bisa sih, gak usah tanya-tanya. Kak Fazriel juga malas buat bahas soal itu lagi."

"Tapi ada banyak banget pertanyaan yang muncul di otak aku, dan aku juga lumayan khawatir sama keselamatannya Kak Fazriel setelah ini."

Kavi mengernyit heran, "Maksud Savinna gimana?"

"Lupain aja deh, semoga gak ada yang dendam setelah kejadian ini ... oh iya, tadi pagi Kak Nauval bilang kalo Kak Vero ikut kena skors juga, apa benar?" tanya Savinna memastikan.

"Iya, benar."

"Kenapa bisa? Kak Fazriel suruh Kak Vero buat ikut nyerang cowok itu juga?"

"Bukan gitu, awalnya Vero emang melerai kita, tapi setelah si berengs*k itu jelek-jelekin nama kamu, Vero jadi ikutan tersulut emosi."

"Emang cowok itu ngatain aku apa sih? Sampai-sampai kalian berdua semarah itu," tanya Savinna semakin penasaran.

Kavi menggeleng seolah ia enggan untuk memberitahu apa yang telah ia dengar dari mulut Kelvin, tentu saja Kavi tidak ingin Savinna menjadi sedih setelah mendengarnya, "Kamu gak perlu tau dia bicara apa, yang jelas, Kak Fazriel cuma mau kasih dia pelajaran atas apa yang udah dia ucapkan tentang kamu."

Savinna benar-benar tidak percaya dengan siapa yang ada di hadapannya saat ini. Laki-laki yang dulu ia cintai dalam diam, hari ini benar-benar membelanya mati-matian. Bahkan tidak ada raut penyesalan sama sekali dari wajah Kavi setelah ia menerima sebuah hukuman skors selama tiga hari lamanya.

Kenapa dia ngebela gue sampai segitunya? Apa dia sesayang itu sama gue? Sebenarnya apa sih yang udah dibilang sama cowok itu? Gue benar-benar penasaran..

***

Kavi pulang ke rumahnya bersama Savinna. Sejujurnya ia takut jika Rami akan memarahinya setelah ia tahu tentang hukuman yang putranya itu dapatkan di sekolah. Tapi Kavi menjadi sedikit tenang saat melihat keberadaan Savinna di sisinya.

Gadis itu seolah menjadi obat penenang bagi Kavi. Apapun permasalahannya, jika Kavi sudah melihat wajah Savinna, Kavi seolah mendapat sebuah ketenangan yang berakhir membantunya untuk menemukan sebuah jalan keluar. Ditambah lagi, Savinna sudah lumayan dekat dengan kedua orang tuanya membuat Kavi semakin nyaman berada di dekat gadis itu. Kavi pun percaya jika Savinna akan membelanya saat ia dimarahi oleh Rami setelah ini.

"Wah, ada si cantik! Ayo masuk!" sambut Rami dengan begitu antusiasnya.

Setelah salim dengan wanita paruh baya itu, Savinna segera memberikan bingkisan berupa satu porsi bakso yang ia belikan di tempat langganannya tadi.

"Eh? Darimana kamu tau kalo Tante lagi kepingin makan bakso?" tanya Rami heran.

"Wah, kebetulan banget dong? Ini kita belinya di warung bakso langanannya Tante Rami lho!"

"Kamu serius?" tanya Rami antusias yang dibalas dengan anggukan oleh Savinna.

Mood Rami seketika meningkat derastis lalu menyuruh anak dan juga calon menantunya itu untuk masuk ke dalam.

***

Setibanya di dalam, Rami pun mulai menikmati semangok bakso sambil ditemani oleh Savinna.

"Kamu yakin gak mau makan juga?"

"Aku juga habis makan kok, Tant. Sama Kak Fazriel di warung baksonya langsung."

Rami pun mengangguk paham, "Oh begitu."

Rami menikmati baksonya sambil tersenyum sesekali menatap gadis berseragam putih abu-abu yang tengah duduk di hadapannya.

"Tante kenapa senyum-senyum begitu?"

"Tante senang sekali kalau Savinna mau sering-sering main kesini."

Savinna pun ikut tersenyum mendengarnya, gadis itu merasa sangat disayang disana, "Nanti aku bakal lebih sering main kesini buat nemenin Tante. Nanti kita buat kue sama-sama ya, Tant?"

"Wah, boleh banget tuh! Weekend nanti kamu harus kesini lagi dan kita buat kue sama-sama ya?"

"Siap!"

Duh, gimana gue bisa bilang soal hukumannya Kak Fazriel ya? Tante Rami lagi happy banget kayak gini, gue jadi gak tega buat ngerusak moodnya.

Tiba-tiba Kavi datang dengan pakaian yang sudah ia ganti sambil membawa sebuah amplop berisikan surat peringatan dari sekolah. Disana juga tertulis jika Kavi akan menjalani hukuman skorsing untuk tiga hari kedepan.

"Apa ini, Kav?"

"Surat cinta dari guru BK," jawab Kavi dengan santainya.

Savinna mulai was-was saat Rami mencoba untuk mengeluarkan secarik kertas dari dalam amplop tersebut dan mulai membacanya.

"Kamu kena skors?!" tanya Rami dengan nada tinggi. Wanita paruh baya itu terlihat begitu syok setelah membaca suratnya. Dan Savinna pun mencoba untuk menenangkan Rami dengan mengusap-usap pundak wanita itu.

"Tante, sebenarnya Kak Fazriel diskors gara-gara aku."

Rami beralih menatap Savinna, namun tatapannya tidak seperti tatapannya pada Kavi yang tengah marah, "Kenapa bisa gara-gara kamu?" tanyanya lembut.

"Bukan kok, bukan gara-gara Savinna. Ini semua karena kesalahan Kavi sendiri, Ma. Kavi habis ribut sama teman sekelas Kavi," bantah Kavi.

"Kenapa bisa ribut?!" tanya Rami dengan nada tinggi lagi.

"Pokoknya ada masalah yang gak bisa Kavi kasih tau ke Mama."

Rami hanya diam dengan raut wajah yang sangat marah. Sudah dipastikan jika nafsu makannya telah hilang.

"Pokoknya selama kamu di skors, kamu gak boleh temui Savinna sama sekali."

"Loh? Kenapa gitu, Ma?" tanya Kavi dengan nada protes.

"Kamu masih tanya kenapa? Jelas itu hukuman buat kamu dari Mama. Jadi selama kamu di skors, kamu gak boleh keluar rumah!" tegas Rami sambil pergi berlalu meninggalkan semangkok bakso yang belum selesai ia makan.

Savinna dan Kavi sama sekali tidak ada yang berani menahan Rami untuk tidak pergi. Keduanya membiarkan Rami pergi ke kamarnya untuk meredakan emosi.

"Maaf ya, Kak Fazriel gak bisa antar jemput kamu selama beberapa hari ke depan."

"Jangan minta maaf, Kak ... ini semua bukan murni kesalahan Kak Fazriel aja kok."

"Tapi tenang aja, hari ini Kak Fazriel pasti antar kamu pulang sampai ke rumah dengan selamat."

"Jangan dipaksa kalo emang Tante Rami udah ngelarang Kak Fazriel."

"Gapapa. Nanti Kak Fazriel bujuk Mama dulu."

Savinna menghela napas menatap anak tangga yang ada di rumah Kavi. Rasanya ia ingin sekali menaiki anak tangga itu lalu membujuk Rami untuk tidak marah pada Kavi. Tapi gadis itu terlalu takut untuk melakukannya.

Gue yakin, Tante Rami pasti kesel banget sama gue. Dia pasti bakal suruh Kak Fazriel buat mutusin gue setelah ini. Gue gak tau banget harus apa kalo itu semua benar-benar terjadi.

1
cikuaa
suka banget lanjut trs
call me una
🤩🤩
Rodiyah Tamar Diyah
😘😘😘
Rodiyah Tamar Diyah
😚😚😚
Rodiyah Tamar Diyah
/Wilt//Wilt//Wilt/
cinta cahaya putri
/Rose//Rose/
meltedcheese
likeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!