NovelToon NovelToon
Memeluk Luka

Memeluk Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta setelah menikah / Pengganti / Cerai / Keluarga / Angst
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: fromAraa

terkadang tuhan memberikan sebuah rasa sakit kepada para hambaNya sebagai perantara, agar mereka lebih dekat dengan tuhannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fromAraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ibu

...Tuhan telah memberikan sebuah kesempatan ini kepadaku, menitipkan sebuah malaikat yang selalu aku nanti sepenuh hati ke dunia ini....

...Sebuah raga yang semakin menguatkan ku,...

...Sebuah raga yang membuat kelapangan jiwaku bertambah untuk dirinya,...

...Sebuah raga yang akan selalu membawaku sadar akan pijakanku di atas bumi ini....

...Akan ku sediakan ruang hangat dan tenang untuk dirinya, selalu....

...Perihal jalan takdir yang akan mengiringi hidupnya, semoga tuhan selalu berpihak pada raga kecil itu......

...✓✓✓...

Jovandra merasakan sebuah kegelisahan yang begitu mendera di dalam hatinya. Siang tadi saat laki-laki itu sedang rapat di kantor, reza menelponnya. Memberi kabar bahwa serayu berada di rumah sakit karna merasakan sebuah kontraksi.

Jovandra segera bergegas saat itu juga, menuju rumah sakit yang alamatnya telah diberi tahukan oleh reza. Sesampainya di sana, jovandra diarahkan untuk menemani istrinya di sebuah ruangan rumah sakit itu.

Melihat serayu yang sudah siap akan persalinan dirinya, jujur saja jovandra sangat takut sekarang. Segala hal yang tak seharusnya difikirkan, kini tengah bersarang memenuhi pikiran laki-laki itu.

Jovandra menggenggam tangan istrinya di sana. Sedangkan dokter serta beberapa perawat sudah mulai membedah perut wanita itu. Jovandra tak henti-hentinya melangitkan doa untuk serayu dan calon buah hati mereka.

Tak butuh waktu lama bagi seorang dokter untuk mengeluarkan seorang bayi yang ada di dalam perut serayu. Suara tangisan yang nyaring terdengar memenuhi seluruh ruang bersalin itu.

Suster membawa anak mereka untuk dibersihkan terlebih dahulu. Jovandra mencium segala sisi wajah serayu. Mengecup lamat kening istrinya.

"Terimakasih banyak ra, terimakasih banyak..."

Ucapan banyak terimakasih juga selalu ia peruntukan kepada serayu.

Tak lama setelah serayu dipindahkan ke ruang rawat inap, suster memberikan seorang bayi kepada jovandra.

"Bayinya laki-laki dan sangat sehat. Pak, bu..."

Ucap seorang suster yang memberikan bayi itu kepada jovandra.

Jovandra menerima bayinya dengan tangan terbuka dan hati yang begitu lapang. Tangisan itu pecah seketika, melihat sebuah raga yang begitu kecil ada di dalam dekapannya.

Masih terlihat begitu rapuh dan tak berdaya. Tak henti-hentinya jovandra mengucap syukur kepada tuhan atas anugrah yang telah dititipkan kepadanya dan juga serayu disini.

Serayu yang melihat itu menahan agar tak ikut menangis. Dirinya begitu terharu melihat jovandra saat ini. Serayu hanya bisa meminta kepada tuhan agar selalu melimpahkan segala kebahagiaan dalam keluarga kecilnya.

"Ra anak kita ra..."

Serayu mengangguk menanggapi ucapan jovandra. Wanita yang masih berbaring setengah duduk di atas ranjang rumah sakit itu menerima bayi yang lahir dari dalam rahimnya.

Mencoba untuk memberikan ASI pertama yang keluar untuk sang buah hati. Mengusap lembut pipi merah nan gembul itu dengan satu jarinya.

Sama seperti jovandra. Serayu juga tak henti-hentinya mengucap rasa syukur atas anugrah tuhan yang telah menitipkan seorang malaikat kecil di dalam keluarga mereka.

Ia masih tak menyangka akan menjadi seorang ibu. Seorang anak perempuan yang dulu selalu berlindung dibalik raga ibunya, kini anak itu telah menjadi seorang ibu bagi anaknya sendiri.

...✓✓✓...

"Non rayu tidak usah banyak bergerak dulu, bilang saja sama saya kalau butuh sesuatu"

Serayu tersenyum, "iya mbak sani"

Serayu berjalan menghampiri jovandra yang sedang menggendong anak mereka di halaman belakang rumah itu. Raut wajah jovandra terlihat begitu bahagia, tersirat sebuah rasa yang mungkin sudah ditunggu sejak lama oleh dirinya.

"Jo..."

Jovandra menoleh ketika mendengar namanya di panggil. Tangannya terulur untuk membantu serayu yang masih sulit untuk berjalan. Jovandra menuntun wanita itu untuk duduk di kursi, lalu memberikan anak yang ada di gendongannya kepada serayu.

Jovandra berjongkok di hadapan istrinya. Senyuman itu tak pernah di lunturkan oleh jovandra.

"Kamu belum kasih nama anak kita, jo"

Jovandra berfikir sejenak, "gerriando abraham wicaksono, itu namanya bu. Semoga tuhan menjadikannya tumbuh menjadi anak laki-laki tangguh yang selalu dikelilingi oleh keberuntungan milik tuhan"

Jovandra mengusap pipi anaknya yang tertidur pulas di gendongan sang ibu. Serayu mengusap surai suaminya, perlahan turun ke rahang tegas itu.

"Tuhan pasti mengabulkan yang kamu langitkan buat geri"

Netra serayu memandangi wajah anaknya yang nyaris sama dengan sang ayah.

"Lihat jo, wajahnya mirip banget kamu. Aku cuma bagian hamil aja" ucap serayu mengangkat bahunya dan memperlihatkan ekspresi terkekeh geli karna ucapannya sendiri.

Jovandra tergelak mendengarnya, "ngga apa bu, geri akan tumbuh jadi anak yang punya lapang hati seluas samudra seperti ibunya"

Ucapan jovandra membuat serayu menyunggingkan senyum simpul. Semoga geri tak merasakan apapun yang serayu rasakan. Ia harus tumbuh di dalam keluarga yang hangat dan tenang.

...✓✓✓...

Lagi dan lagi...

Jovandra mengunjungi sebuah pusara yang selalu menjadi tempat pulang laki-laki itu saat senang ataupun sedih. Meskipun memang terlalu banyak sedihnya.

Entahlah, seakan pusara itu telah mengikat jiwa jovandra. Seakan tak ada tempat lain yang bisa membuat rindu itu menyusut selain disini.

Perihal rasa yang tak akan pernah bisa diobati lagi. Perihal cinta yang takan akan pernah bisa terbalas. Perihal rasa sesak yang selalu mendera kala raga itu menyambangi tempat dimana ia dikebumikan.

Tempat dimana ia bisa melepas topeng yang digunakan setiap hari. Tempat yang selalu menjadi saksi kala air mata itu turun membasahi pipi. Tempat dimana ia bisa bicara semua kebenaran tentang jiwanya yang masih tak menemukan titik terang untuk bangkit.

Sangat menyakitkan rasanya bagi orang-orang yang tak dapat mengenali jiwanya yang dulu. Mereka hanya bisa berkelana kesana kemari guna mencari sebuah kehangatan serta ketenangan untuk jiwanya.

Mereka tak sanggup melakukannya, namun juga tak dapat menghindari semua ini.

Mereka harus terus hidup, meskipun berjalan tertatih-tatih.

Mereka harus tetap bernapas, meskipun leher mereka tercekik sebuah tali.

Mereka harus tetap berdiri, meskipun kaki itu sudah berdarah-darah.

Hingga tuhan yang menyuruh mereka untuk pulang...

Manusia memang selalu di paksa untuk menerima suatu keadaan tanpa permisi. Menerima adalah jalan satu-satunya untuk kita yang memilih tetap bertahan untuk hidup.

...✓✓✓...

Jovandra bergegas menghampiri serayu yang sedang sibuk menimang geri di ruang keluarga.

Penampilan serayu terlihat sedikit berantakan. Kantung mata yang menghitam, rambut yang dibiarkan tak tertata dengan rapih seperti biasanya, serta tubuhnya yang terlihat lebih kurus daripada sebelum melahirkan gerriando.

Umur mbak sani yang sudah tak muda lagi membuat beliau sering izin untuk pulang. Semua pekerjaan rumah dilakukan bersama oleh serayu dan jovandra, termasuk mengurus geri.

Tapi jovandra tak pernah protes dengan keadaan serayu sekarang. Jovandra selalu ingin mencarikan art baru untuk mengurus geri agar serayu punya waktu untuk istirahat. Tapi serayu menolaknya, wanita itu bilang ingin mengurus anaknya sendiri tanpa seorang suster.

Ah...jovandra jadi teringat hidupnya dulu. Saking sibuknya ayah dan ibu, sampai rela menitipkan jovandra kepada mbak sani untuk diurus hingga dirinya dewasa.

Ia tak pernah menentang keputusan serayu. Apapun yang serayu bilang, selagi itu tak membuat dirinya kerepotan pasti jovandra akan menuruti istrinya.

Lagipula sejauh ini mereka masih bisa melakukan semuanya sendiri. Seperti saat serayu sedang memasak, jovandra yang akan menggantikan menjaga sang anak. Dan lain sebagainya.

Semenjak geri lahir, jovandra lebih sering bekerja dari rumah. Dan hanya akan keluar jika ada rapat mendadak atau pertemuan dengan klien nya.

Biasa lah, bos ekspedisi.

"Kamu istirahat saja dulu ra, biar aku yang gantian jagain geri"

"Tapi kamu sama aja abis kerja jo, takutnya kecapean"

"Ngga usah bantah bu, biar saya yang jagain geri. Kamu istirahat aja"

Tak ingin berdebat lebih panjang, serayu menuruti permintaan suaminya. Mengistirahatkan tubuh yang sejak semalam belum menyentuh kasur empuk miliknya.

Jovandra dengan telaten menimang anaknya, mengajak geri mengobrol meskipun anak itu hanya menyimak sang ayah saja. Keduanya bermain cukup lama hingga geri tertidur pulas dalam dekapan sang ayah.

Jovandra meletakan geri di dalam box bayi milik anak itu. Mulai berbenah mengumpulkan baju-baju kotor dan pekerjaan rumah yang lain. Sebenarnya tak terlalu berat, sebab dulu jovandra membeli sebuah robot yang bisa membersihkan rumah;menyapu&pel secara otomatis.

Semua piring kotor hanya tinggal dimasukan ke dalam mesin pencuci piring. Baju-baju kotor tinggal giling dan di uap setrika. Jadi itu adalah bukan sebuah hal yang berat bagi jovandra.

Setelah dirasa semuanya beres, jovandra mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga rumahnya. Melanjutkan pekerjaan yang belum sempat ia selesaikan saat di kantor tadi.

To be continued....

1
Yaka
best quote🖐️🔥
Tajima Reiko
Aku jadi terbawa suasana dengan ceritanya, bagus sekali! ❤️
fromAraa: terima kasih/Pray//Pray//Pray/
total 1 replies
Shinn Asuka
Kakak penulis, next project kapan keluar? Aku udah kangen!
fromAraa: nanti yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!