NovelToon NovelToon
Mutiara Hitam

Mutiara Hitam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak
Popularitas:953.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: syitahfadilah

Seringkali hal-hal yang menakjubkan berada di tempat yang dipandang sebelah mata. Layaknya mutiara hitam, kecantikannya tersembunyi di dalam kerang yang kumuh.
__________________________________________
"Orang-orang hanya tahu dengan namaku. Menghinaku karena pekerjaanku. Tapi, mereka tidak pernah tahu dengan cerita hidupku."~~~ Ara, gadis berusia 25 tahun itu diberi julukan mutiara hitam oleh warga sekitar tempat tinggalnya karena bekerja disebuah club malam.

Hingga suatu hari, karena insiden kecil membawa Ara kedalam hubungan pernikahan kontrak dengan laki-laki yang bernama Reynan, dengan kata terpaksa. Ara membutuhkan uang untuk biaya operasi ibunya. Sedangkan Reynan membutuhkan istri untuk memenuhi syarat hak waris perusahaan keluarganya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8. GAK ADA MALAM PERTAMA

Hingga malam resepsi, acara berlangsung semakin meriah. Para tamu undangan yang sebagian besar adalah para pebisnis silih berganti berdatangan.

Beberapa jam acara berlangsung, para tamu undangan satu persatu meninggalkan aula pernikahan. Dan kini waktunya bagi Ara dan Rey untuk beristirahat di kamar pengantin mereka.

"Kalian pasti lelah, sekarang masuklah ke kamar dan beristirahat." Ucap mama Winda yang ikut mengantarkan anak menantunya sampai ke depan kamar. Wanita baya itu tersenyum penuh makna.

"Iya, Mama juga istirahatlah." Ucap Rey sambil memutar handel pintu. Setelah pintu terbuka ia meraih pinggang Ara dan memeluknya. "Ma, kami istirahat dulu, selamat malam Ma." Ujarnya tersenyum lebar.

"Selamat malam Rey, Ara." Balas mama Winda kemudian bergegas pergi agar anak menantunya itu segera masuk ke dalam kamar. Wanita baya itu tersenyum senang sepanjang langkah membayangkan Ara dan Rey akan segera memberikannya seorang cucu.

Setelah mama Winda tak terlihat lagi, Rey dengan cepat menarik Ara masuk ke dalam kamar. Pria itu langsung mendorong Ara menjauh darinya, kemudian mengibaskan pakaiannya seakan banyak debu yang menempel.

"Kau tahu tidak, badanku rasanya gatal-gatal bila berdekatan denganmu. Tapi aku harus terpaksa melakukan itu di depan keluargaku. Oh sungguh ini benar-benar menyebalkan." Pria itu berjalan menuju kamar mandi, tanpa mempedulikan Ara yang tersungkur ke lantai akibat dorongannya. Bahkan tak merasa kasihan sedikitpun melihat Ara meringis karena perbuatannya itu.

"Dasar aneh! Dia yang membawaku ke dalam pernikahan kontrak ini tapi dia juga yang seolah tersiksa dengan keadaan ini. Kalau aku tidak butuh uang untuk biaya operasi ibuku, aku juga tidak sudi menikah dan berdekatan dengan pria yang tak punya hati sepertimu." Umpat Ara begitu tubuh Rey telah masuk kedalam kamar mandi.

Wanita yang masih mengenakan gaun pengantinnya itu berusaha bangkit dari atas lantai dengan sedikit kesusahan karena ujung gaunnya yang begitu panjang. Ia lalu berjalan kearah lemari dengan mengangkat ujung gaun pengantinnya.

Ara terperangah ketika membuka lemari, tatapannya langsung tertuju pada tiga helai pakaian tembus pandang dengan warna berbeda. Ia pun menutup kembali lemari sembari menghela nafas berat, di dalam lemari tidak ada pakaian lain selain pakaian tembus pandang itu dan juga sepasang piyama laki-laki.

"Ya ampun, bagaimana aku bisa lupa. Tadi kan aku membawa tas," Ara terkekeh pelan sembari menepuk keningnya sendiri. Kemudian berbalik lalu melangkah kearah ranjang, ia menyimpan tasnya di bawah ranjang.

"Eh kemana tasku, kok gak ada?" Ara terkejut saat menunduk kebawah ranjang untuk mengambil tasnya, namun sudah tidak ada lagi di bawah ranjang.

"Ngapain Kamu nunduk nunduk di situ? Mau pasang jimat biar aku tertarik padamu? Heh, gak akan mempan!"

Suara bariton Rey yang baru saja keluar dari kamar mandi mengagetkan Ara, wanita itu lekas berdiri lalu berbalik menatap Rey.

"Aku mencari tasku, kamu lihat tidak?" Tanya Ara dengan tatapan malas melihat suaminya itu.

"Ngapain cari tasmu yang isinya pakaian lusuh itu. Tuh, pakai yang sudah disiapkan sama Mama." Ucap Rey sembari menunjuk kearah lemari.

Ara mengikuti arah tunjuk suaminya, sesaat kemudian ia bergidik melihat kearah lemari. "Aku gak mau pakai itu. Aku mau pakai pakaianku." Ujarnya agak ketus. "Kembalikan tasku, pasti kamu kan yang sudah menyembunyikannya!" Ucapnya lagi terlihat kesal, ia sudah sangat merasa gerah dengan pakaian pengantin yang dipakainya.

"Cihhh, gak ada kerjaan banget aku menyembunyikan tas kamu!" Rey menatap sinis istrinya itu. "Lagian tinggal pakai yang sudah disiapkan Mama apa susahnya sih!" Gerutunya sambil berjalan kearah lemari. "Nih, pakai yang ini..."Ucapannya terhenti ketika membuka pintu lemari dan isinya hanya tiga helai lingerie dan satu pasang piyama untuknya. "Ini pasti kerjaan Mama." Geramnya seraya menutup pintu lemari.

.

.

.

Di kamar lain...

"Mama iseng banget sih ngambil tas Kak Ara," Dea cekikikan sambil mengeluarkan isi tas Ara, isinya hanya beberapa helai pakaian yang terlihat sederhana bagi orang-orang kaya sepertinya.

"Mama sengaja, biar malam ini Ara pakai yang sudah Mama siapkan di dalam lemari." Ujar mama Winda sambil tersenyum senyum sendiri membayangkan apa yang sebentar lagi akan terjadi di kamar pengantin.

Tok... Tok... Tok...

"Ma, Mama buka pintunya!" Rey mengetuk pintu kamar dengan tak sabar.

Mama Winda yang sedang tersenyum-senyum dibuat terkejut, pun dengan Dea, gadis itu dengan cepat memasukkan kembali pakaian Ara kedalam tas.

"Ma, itu suara Kak Rey." Dea dan mama Winda saling tatap, lalu keduanya serentak melangkah kearah pintu dan membukanya.

"Eh Rey, kok kesini? Ara nya mana?" Tanya Mama Winda sambil celingak-celinguk mencari keberadaan menantunya.

"Mama kan yang sembunyikan tasnya Ara?" Rey balik bertanya.

Mama Winda menggaruk pelipisnya yang tidak gatal sembari melirik Dea di sampingnya, "Gak disembunyikan Rey, cuma Mama simpan aja kok." Ujarnya sambil cengengesan.

"Sekarang mana tasnya? Ara mau ganti baju."

"Kan, udah Mama siapkan pakaian ganti di dalam lemari." Mama Winda nampak mesem mesem, berharap putranya itu mengerti dengan keinginannya. Yaitu Rey dan Ara segera membuatkan cucu untuknya.

Rey memijat batang hidungnya sambil menghela nafas panjang, entah bagaimana ia mengatasi mamanya sekarang. "Ma, malam ini Ara gak bisa pakai yang sudah Mama siapkan." Jawabnya setelah beberapa saat berpikir.

"Loh kenapa?"

"Ara lagi datang bulan." Bohong Rey.

"Yahhh, gak ada malam pertama dong." Ucap mama Winda dan Dea serentak.

"Iya, aduh Ma cepetan mana tasnya Ara." Pinta Rey tak sabar, dia sudah merasa jengah dengan tingkah mama dan adiknya.

"Iya sebentar," ujar mama Winda lalu menoleh menatap Dea." Ambilkan tas kakak iparmu." Titahnya.

Dea pun masuk dan tak lama kemudian ia kembali dengan membawa tas Ara.

Dengan tak sabar Rey merampas tas itu dari tangan adiknya lalu dengan cepat berlalu dari sana sebelum mamanya mengajukan pertanyaan lagi yang akan membuatnya pusing sendiri.

Sesampainya di kamar pengantinnya, Rey langsung melemparkan tas Ara tepat dihadapan istrinya itu yang duduk di pinggiran ranjang.

"Tuh, cepat ganti pakaianmu!"

Ara menatap suaminya sekilas lalu beranjak mengambil tasnya, dia mengeluarkan sepasang piyama panjang lalu menghampiri suaminya.

"Kenapa?" Tanya Rey melotot tajam ketika Ara malah menghampirinya.

"Aku tadi lupa sekalian minta tolong buat panggilkan Dea," jawab Ara.

"Mau ngapain memangnya memanggil Dea?" Tanya Rey lagi dengan ketus.

"Mau minta tolong buat bantuin aku melepas gaun pengantin ini."

Rey seketika berdecak pelan, "Gak perlu panggil Dea, biar aku yang bantu." Rey berjalan menuju belakang Ara dengan ekspresi nampak kesal.

"Gak usah," cegah Ara ketika Rey menyentuh resleting gaun pengantinnya, dan membuat pria itu semakin kesal. Dia dengan cepat berbalik menghadap suaminya itu.

"Gak usah buat drama ya!" Ujar Rey dengan sedikit membentak, dia pun memutar tubuh Ara dan langsung menurunkan resleting gaun pengantin Ara, otomatis punggung polos Ara seketika terekspos didepan matanya. Memang putih dan mulus, tapi sekalipun Ara tidak memakai pakaian dihadapannya, ia tidak akan tergoda.

Sedang Ara langsung memejamkan mata sembari menahan nafas ketika merasakan tangan Rey bergerak menurunkan resleting gaun pengantinnya, Rey pasti melihat punggungnya dan itu adalah pertama kali seorang laki-laki melihatnya.

"Sudah."

Ara terkesiap, dia langsung membuka mata dan cepat berbalik kembali seraya menghela nafasnya.

"Cepat ganti pakaianmu!" Tukas Rey lalu menyambar ponselnya yang berada diatas nakas, pria itu melangkah menuju balkon untuk menghubungi Sherly. Meski pernikahannya ini hanyalah kontrak tapi ia yakin jika kekasihnya sekarang pasti sedang bersedih membayangkan dirinya bersanding dengan perempuan lain.

1
Sri Endah B. A
Luar biasa
Jumaiyah Iyah
lagi kasmaran😆😆😆🥰
Aurora
gantian Ara yg cemburu
novianti suryani
Luar biasa
Kamsiyah
jln crita nya mantap,,walau jrg komen tp ku suka....mogs sukses ...y.....????!!!!!
Nurlinda: aamiin, terima kasih kk, mampir juga di karya lainnya 🤗🤗🤗
total 1 replies
Caca Marica
Luar biasa
Erni Nofiyanti
istri ke 2 papa gio mana?
Magda lena
Luar biasa
Vivo Smart
😅😅
Vivo Smart
bravo David 👍setuju.
jdi orang kok nggak tau terimakasih banget
Vivo Smart
kebiasaan Rey sukanya menuduh orang tanpa mencari tau kebenarannya. udah kayak emak emak kang gosip aja
Vivo Smart
sokooor Rey... anakmu taunya papanya orang lain bukan kamu, yang selalu ada dan mencurahkan kasih sayang nya ke Rayan
Vivo Smart
🙂🙂🙂
Vivo Smart
eok emang si Rey ini. bikin emosi aja
Vivo Smart
jangan balik sama Rey Ra, ingat... kamu membencinya waktu itu karena meruda paksa kamu. "aku membencimu Rey" itu kata kata kamu malam itu. jadi jangan maafkan Rey
Vivo Smart
ya elaa Ma... mama juga diundang, kok maalah ngundang orang lain lagi 🤦‍♀️ntar rasmanan nya nggak cukup gimana 😁
Vivo Smart
lagian nggak ngeh banget sih sama tanggal ulang tahun Rayan. ya dihitung dong mana tau anak Rey
Vivo Smart
Dea, kamu nggak tau apa apa, nggak usah ikut campur
Vivo Smart
karena waktu membuat Rayan, kakakmu ingin menunjukkan pada Ara semurahan apa dirinya. karena tidak terima Ara bilang serli menghianati kakakmu
Vivo Smart: itulah alasan mengapa Rayan bisa hadir ke dunia. kakakmu menghina dan memperkosa Ara
total 1 replies
Vivo Smart
lah, om Gio kemana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!