kisah Muhammad Azam Rizwan dan Delia Putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
"Apa ? Maksudnya bagaimana ini buk Jihan ? Saya kok kurang mengerti ya. " Bunda Retno berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh Jihan , namun dirinya sama sekali tidak mengerti apa maksud dari perkataan dari Jihan . .
Jihan masih menangis tergugu, sedangkan Fadil yang tengah mengelus punggung sang istri menoleh menatap ke arah bunda Retno . Fadil langsung menjelaskan semuanya secara runtut. Dari bagaimana mereka meninggalkan kedua anak kembar mereka , dan yang jelas tanda nya hanya ada pada satu kotak itu .
"Nama nya Aruna dan Arini . Kalau Aruna tmempunyai tanda lahir di kaki nya di sebelah kanan , tapi kalau Arini memiliki tanda lahir di lengan kanan nya . " Ucap Fadil menjelaskan .
Semakin terkesiap dirinya saat mendengar apa yang di ucapkan oleh pria paruh baya yang ada di depan nya saat sekarang ini . Sungguh fakta itu benar memang ada nya . Jika dirinya dulu dengan suami nya lah yang menemukan bayi itu. Namun ada suatu hal yang tidak sama .
"Apa yang buk Jihan dan pak Fadil bilang itu benar . Tapi -- maaf kan saya pak . Saya hanya menemukan bayi yang ciri-ciri ibu sebutkan Arini. Kalau Aruna , saya tidak menemukan nya buk . Saya tidak menemukan bayi selain Arini waktu itu . "
Deg
Jantung kedua nya langsung mencelos saat mendengar pernyataan itu , mereka langsung meluruh , membayangkan bagaimana nasib salah satu putri mereka , mereka tidak tau harus bagaimana lagi .
Bunda Retno ikut meneteskan air mata nya saat melihat kedua pasangan paruh baya itu menangis , dirinya juga merasa sangat bahagia sekarang ini . Delia sudah menemukan keluarga nya . Dan satu fakta nya lagi, jika Delia tidak sengaja di buang , mereka melakukan nya karena ada sebab . .
"Bunda , apakah Delia nakal ya dulu , jadi orang tua Delia buang Delia . " Ucap Delia saat berusia lima belas tahun , gadis itu sudah mengetahui jati dirinya . Bunda Retno tidak pernah menyembunyikan jati diri anak-anak panti nya. Wanita itu akan menjelaskan dan memberitahu mereka semua nya . Yang pastinya dengan lemah lembut . .
Kepala Delia yang tengah tertidur di dalam pangkuan itu langsung di usap nya dengan lembut , sayang sekali bunda Retno pada gadis ini , menikah bertahun-tahun dengan sang suami , tapi mereka tidak di berikan keturunan , menemukan bayi seperti Delia sudah seperti mendapatkan cahaya yang terang benderang bagi dirinya . .
"Delia anak yang baik . Delia tidak nakal sayang . Kita tidak boleh bersu'udzon nak . Kita tidak tau apa yang di alami kedua orang tua kamu sayang , sehingga menitipkan kamu kepada bunda . " Menjedah nya sesaat , lalu melirik Delia yang menatap lekat wajah nya .
"Tapi bunda sangat bersyukur sayang , Allah begitu baik dengan bunda mengirimkan malaikat sebaik kamu " sambung bunda Retno .
Delia tersenyum melihat nya , rasanya sungguh sangat membahagiakan sekali saat kehadiran dirinya sangat di hargai oleh seseorang . Bunda Retno selalu memberikan kata-kata yang baik, yang mampu di terima oleh hati nya .
"Dan untuk kedua orang tua kamu . Kamu jangan pernah berhenti berdoa ya sayang . Minta kepada Allah , agar suatu saat nanti kamu di pertemukan oleh keduanya . Dan saat hari itu tiba , berlapang dada lah nak . Dengarkan apa yang mereka katakan pada mu . Jangan kamu menilai sesuatu apa pun itu , tetap tenang . "
Delia langsung mengangguk kan kepala nya . Di dalam hati nya sudah berjanji akan melakukan apa pun yang di katakan oleh wanita yang sudah merawat nya penuh kasih dan sayang itu . Delia tidak pernah membayangkan jika dirinya tidak di temukan boleh bunda Retno dan suami nya . Mungkin saat itu dirinya di temukan oleh orang lain , bagaimana dirinya di temukan oleh seseorang yang jahat . Membayangkan nya saja sudah membuat Delia ketakutan . Mungkin dirinya tidak akan tumbuh menjadi gadis seperti saat sekarang ini .
•
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam " mereka semua langsung berdiri saat melihat rombongan Azzam sudah sampai di panti asuhan itu .
Bunda Retno menatap mereka semua nya dengan kening yang berkerut , ada apa mereka datang ke sini .
Berbagai pertanyaan langsung memenuhi kepala bunda Retno, namun bunda Retno hanya bisa tersenyum ramah menyambut kedatangan tamu-tamu nya .
Bunda Retno melirik Delia yang tampak menundukkan kepala nya , bunda Retno tau ada sesuatu yang di pikirkan oleh anak nya itu .
"Silahkan masuk " ucap bunda Retno tersenyum ramah .
Zahra langsung tersenyum , walaupun dirinya baru bertemu dengan wanita yang dirinya yakini pemilik panti asuhan ini, tapi Zahra sudah bisa menebak sebaik apa wanita paruh baya itu.
"Silahkan duduk buk , pak " ucap bunda Retno sopan , mempersilahkan mereka untuk duduk .
Delia langsung menghampiri bunda Retno , dan duduk di samping wanita paruh baya itu. Delia memeluk bunda Retno dari arah samping .
Dan semua itu tidak luput dari pandangan semua orang . Mereka merasa lucu dan gemas melihat bagaimana manja nya seorang Delia , sikap yang lain dari seperti biasanya . Baru kali ini mereka melihat sikap itu .
Terlebih Jihan , dirinya sangat ingin menjadi sandaran seperti bunda Retno . Jihan ingin sekali memeluk tubuh anak perempuan nya itu . Namun apa boleh buat , dirinya harus menahannya dulu , Jihan tidak mungkin mengatakan nya karena di sini ada tamu .
"Ekhm , maaf buk, jika kedatangan saya dan kedua orang tua saya mengganggu ibuk " ucap Azzam .
Bunda Retno menggeleng kan kepala nya . "Tidak apa-apa nak Azzam . Datang saja kemari , saya sangat senang jika sekalian mau mampir ke gubuk saya ini . " Sahut bunda Retno sambil tersenyum.
Azzam tersenyum mendengar nya , dirinya sangat senang orang baik seperti bunda Retno ini .
"Perkenalkan saya Zahra , saya ummah nya Azzam , dan di sebelah saya suami saya , Abi nya Azzam , Abian " ucap Zahra memperkenalkan dirinya dan sang suami .
Bunda Retno tersenyum , menangkup kan kedua telapak tangan nya ke arah kedua pasang paruh baya itu . "Perkenalkan saya bunda Retno , saya ibu asuh Delia . Dan di di sana " bunda Retno menunjuk ke arah pasangan Fadil dan Jihan , membuat semua orang menoleh ke arah kedua paruh baya itu .
"Mereka pak Fadil dan buk Jihan , mereka kedua orang tua kandung Delia ."
Deg
Delia langsung menoleh menatap ke arah bunda Retno dengan tatapan penuh tanda tanya . "Bunda ..." Panggil Delia .
Bunda Retno tersenyum , "nanti bunda kasih tau ya sayang " ucap bunda Retno lembut , lalu bunda Retno menoleh dan menatap ke arah Azzam . "Ada apa nak Azzam datang kemari , dengan membawa kedua orang tua nak Azzam "
Azzam langsung menegakkan tubuh nya , dan menatap ke arah bunda Retno . Azzam langsung menceritakan semua nya kepada mereka semua yang berada di sana , tanpa ada yang di tutupi sama sekali oleh nya . .
"Jadi saya kemari ingin meminta ijin menikahi Delia pak , buk , dan bunda "
Deg