NovelToon NovelToon
Ugh ... My Aggressive Bos!

Ugh ... My Aggressive Bos!

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor
Popularitas:257.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sheninna Shen

"Hangatkan tubuhku. Only one night."

Sebuah kalimat yang mengubah seluruh kehidupan Leon dan Bianca yang bertemu di Paris secara kebetulan.

Pertemuan singkat yang awalnya sebatas di Paris saja, siapa sangka berlanjut hingga saat keduanya kembali ke Indonesia.

Keduanya dipersatukan dengan status yang berbeda. Atasan dan bawahan. Hal tersebut membuat Leon memanfaatkan wewenangnya untuk bertindak dan bertingkah agresif kepada Bianca yang diam-diam telah mencuri ciuman pertamanya di Paris.

🫧🫧🫧

Halo semua! Ini novel terbaru Kak Shen. Yuk kepoin! 💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu Itu Datang Lagi

..."Dua tahun. Apa dua tahun ini terlalu mudah untuk dilupakan?" – Reymond Eldebarka...

"Selamat pagi, Pak Leon," sapa Brad pagi itu.

Leon hanya diam dan masuk ke dalam mobil usai Brad membukakan pintu untuknya.

Dari raut wajah Leon, Brad menangkap sesuatu yang tak beres sedang terjadi. Bertahun-tahun ia bekerja dengan pria itu, bertahun-tahun juga ia melihat keseharian Leon yang sulit ditebak itu.

"Pagi, Pak," sapa Bianca sambil tersenyum ke arah Brad.

"Panggil Brad aja, biar lebih santai," ucap Brad sambil membalas senyuman yang Bianca lemparkan padanya. Pria bertubuh tinggi semampai berkulit sawo matang dengan rambut cepak tersebut membukakan pintu depan untuk Bianca.

"Brad," panggil Leon dingin.

"Iya, Pak," sahut Brad sambil langsung membungkukkan tubuhnya untuk mendengar aba-aba dari Leon yang saat itu sedang berada dalam mobil.

"Apa tangan sekretarisku terluka?" tanya Leon lagi.

"Nggak, Pak. Tangannya—”

"Terus, ngapain bukain pintu buatnya? Emangnya dia nggak bisa sendiri?" sembur Leon yang terpancing cemburu meskipun saat itu hatinya sedang sakit dan moodnya sedang tidak baik.

Bianca yang mendengarkan perkataan Leon, ia dapat merasakan angin dingin yang entah dari mana berhembus ke tubuhnya.

"Brad, ayo berangkat," ucap Bianca mencoba menengahi perselisihan sepele antara Leon dan Brad.

Brad hanya mengangguk dan berjalan menuju pintu kemudi mobil. Usai semuanya berada di dalam mobil, sedan Mercy keluaran terbaru tersebut melaju menuju bangunan Salvatore Group yang berada di daerah Selatan.

Drrttt... Drrttt...

Ada sebuah panggilan masuk ke ponsel Bianca. Ia lupa mematikan nada ponsel tersebut. Ia pun bergegas merogoh ponselnya dari dalam tas dan melihat ada nomor baru yang sedang memanggilnya.

"Halo?"

^^^"Sayang, tolong dengarkan dulu penjelasanku."^^^

^^^"Please jangan blokir aku lagi."^^^

^^^"Ayo ketemu, ya? Aku—”^^^

"Maaf, sepertinya salah sambung. Saya sedang buru-buru ke ruang meeting. Jadi panggilannya saya sudahi dulu," ucap Bianca sopan mengakhiri panggilan dari mantan tunangannya.

Meskipun tak melihat ke arah Bianca dan matanya menatap ke kanan ke arah luar jendela, Leon sempat menajamkan telinganya untuk mengetahui isi dari percakapan Bianca dan seseorang yang memanggil gadis incarannya itu.

Sudut bibir Leon terlihat naik saat mendengarkan respon Bianca yang menolak untuk memberikan kesempatan pada mantannya yang brengsek itu. Entah kenapa, ia merasa bahwa keadaan seperti itu sangat menguntungkan dirinya.

Ting! Ting! Ting! Ting!

Ponsel Bianca tak henti-hentinya berbunyi karena ada banyak pesan masuk. Bianca tahu bahwa semua itu adalah pesan dari Rey, mantannya. Ia pun bergegas mengganti mode getar pada ponselnya agar tak mengusik ketenangan di dalam mobil itu.

Dari sudut mata Bianca, ia dapat melihat ekspresi Brad yang tak acuh karena sibuk mengemudi. Tapi ia tak tahu bagaimana dengan Leon yang duduk di belakangnya. Apa pria itu terusik? Atau pria itu juga sama seperti Brad? Bianca memilih untuk mengindahkan perasaan tak nyamannya. Ia pun bergegas membuka pesan masuk dari Rey.

^^^"Sayang, aku mohon. Ayo kita bertemu sebentar."^^^

^^^"Aku tau aku salah. Tapi tolong dengarkan dulu."^^^

^^^"Setelah bertemu, kamu bebas untuk mengakhiri semuanya atau memilih lanjut."^^^

^^^"Aku harap kita tetap lanjut."^^^

^^^"Tak masalah kamu telah menghabiskan biaya nikah sendirian ke luar negri."^^^

^^^"Tapi tolong jangan campakkan aku."^^^

^^^"Aku sangat menyesal dan nggak mau kamu pergi."^^^

^^^"Dua tahun. Apa dua tahun ini terlalu mudah untuk dilupakan?"^^^

Membaca pesan-pesan yang dikirimkan oleh Rey, tanpa sadar Bianca mengulum senyum. Bukan sebuah senyum karena rindu atau semacamnya. Tapi senyum karena pesan-pesan itu terlihat konyol. Bagaimana bisa pria itu mengatakan dengan gamblang 'tak masalah kamu telah menghabiskan biaya nikah sendirian ke luar negri'? Itu kan uang yang ia pinjam dari kantor? Toh tabungannya juga sudah habis karena biaya pernikahan yang hangus dan tak bisa di refund. Lalu, ada lagi pesan tentang mengungkit kenangan 2 tahun yang telah mereka lalui.

"Ck! Memang sulit dilupakan. Tapi aku terlalu bodoh karna bertahan dengan orang manipulatif seperti dia selama 2 tahun. Haaa ... padahal aku bisa mendapatkan pria yang jauh lebih tampan seperti Leon. Bahkan Leon—”

Bianca tak melanjutkan ucapan batinnya. Seketika ia langsung menggigit bibirnya sambil mengutuki dirinya yang entah kenapa membanding-bandingkan Rey dengan Leon. Sudah jelas dua orang itu berbeda bahkan tak bisa dibandingkan!

"Come on, Bianca. Kenapa malah mikirin Leon sih?!" gerutu Bianca sambil menghela nafas pelan sembari memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi.

Di saat yang sama, saat di mana Bianca sibuk berdebat dengan dirinya sendiri, Leon juga sibuk memperhatikan Bianca melalui kaca spion dalam mobil. Dari kursi belakang ia dapat melihat ekspresi bahkan saat gadis itu menggigit bibirnya.

"Sudah ku bilang jangan gigit bibir. Tapi dia tetap melakukannya," batin Leon kesal. Ia tak ingin siapapun melihat gadis itu menggigit bibirnya, sekalipun itu adalah Brad.

Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka tiba di lobby gedung megah Salvatore Group. Bianca bergegas turun dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Leon dan membiarkan pria itu keluar.

Namun di saat Leon berjalan menuju pintu masuk diikuti Bianca di belakangnya, tiba-tiba saja langkah kaki Bianca terhenti saat lengannya ditahan oleh seseorang.

"Sayang," ucap pria itu menahan langkah Bianca.

Hal tersebut membuat darah Leon mendidih seketika. Bagaimana tidak? Gadis yang menjadi obsesinya saat ini dipanggil 'sayang' oleh mantan yang hampir saja menikah dengan gadis itu.

"Rey? Ngapain kamu di sini?!" tanya Bianca panik dengan suara yang pelan namun penuh penekanan. Dari raut wajahnya terlihat bahwa ia sangat tak nyaman dengan kehadiran pria itu di lingkungan kerjanya.

"Kamu memblokirku, bahkan nggak merespon semua pesan dari nomor baruku. Aku benar-benar kehabisan akal. Beri aku kesempatan untuk menjelaskan semua itu dengan benar," ucap Rey dengan wajah memelas dan memohon.

Sementara itu, Leon mengepalkan kedua tinjunya. Terlihat pembuluh darah yang timbul di permukaan kulitnya dengan rahang yang mengeras karena menahan amarah. Matanya melotot melihat tangan sampah itu menyentuh gadisnya yang berharga.

"Security!" panggil Leon tak sabar.

"Pak, maaf. Saya akan segera mengatasinya," ucap Bianca yang melihat bahwa saat itu Leon tak senang dengan pemandangan yang ada di depan matanya.

"Tolong jangan bawa masalah pribadi ke tempat kerja!" tukas Leon geram.

Sementara itu, beberapa security datang mendekat dan bersiap-siap ingin menyeret Rey keluar dari gedung itu.

"Please, pulanglah. Aku janji aku akan menghubungimu segera," ucap Bianca kepada Rey. Ia benar-benar terpaksa melakukan hal tersebut karena malu saat ada banyak pasang mata yang sedang memperhatikannya seolah ia adalah sebuah tontonan yang sangat menarik di pagi itu.

Rey mengangkat kedua tangannya saat security menghampirinya. "Tenanglah. Aku akan pergi dari sini."

"Dan kau," Rey menunjuk dengan angkuhnya ke arah Leon, "kau pasti anak baru di sini? Nggak usah sok-sok'an mentang-mentang kerja di perusahaan gede!"

Bianca tak mampu menahan malu yang bertumpuk-tumpuk saat Rey dengan bodohnya mengatakan hal tersebut kepada pemilik Salvatore Group.

"Rey. Please, pulanglah," suruh Bianca dengan tegas kepada Rey. Karena mendapat janji dari Bianca bahwa ia akan segera dihubungi, pria itu pun pergi dari sana.

Kemudian Bianca bergegas membungkukkan badannya kepada Leon dengan wajah yang menahan malu sekaligus perasaan bersalah.

"Maaf, Pak. Saya nggak tau hal ini akan terjadi pagi ini. Maaf untuk—”

"Berhenti meminta maaf untuk sesuatu yang bukan karena kesalahanmu," potong Leon sembari membalikkan badannya dan berjalan menuju lift. Ia melonggarkan dasinya yang terasa seperti sedang mencekik lehernya sambil menghela nafas kasar.

...🫧🫧🫧...

...BERSAMBUNG......

1
Chin Hong Tan
Luar biasa
Chin Hong Tan
Lumayan
Andriyati
bodoh aja terus
Karolina Amul
terima kasih thor untuk karya nya
semangat terus🥰💪
Rabiatul Addawiyah
Trims thor utk novelnya
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
nikmati hasil perbuatanmu jalang
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor..
Rita
alhamdulillah
Rita
bos e ngerti asisten nya Jones mknya dicariin jodoh🤭
Rita
😂😂😂😂😂😅bos semena2
Rita
nasib dan takdir mu ditangan othor
Rita
coba aja klo berani
Rita
tuh ditegesin
Rita
ngarep
Rita
tergantung mood
Rita
sabar bang sabar hadeuh br ketok palu jd curiga ketok palu apa ketok kepala
Rita
hmmmmmm
Rita
tuh pilihan mu
Rita
nyicil Rein hmmmm
Sheninna Shen: nyicil sekalian icip 🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!