NovelToon NovelToon
Suami Absurd

Suami Absurd

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / dosen / spiritual / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Teti Kurniawati

"Entahlah...aku harus berbuat apa dengan pernikahanku? Katanya cinta setengah mati, tapi kenyataannya cinta kita seolah akan mati. Aku tidak merasakan kehangatan yang semestinya. Aku lelah mengemis suamiku. Aku lelah..."

"Bantu aku untuk meraih jawaban untuk masa depan yang mesti kita lakukan. Aku tidak meminta banyak. Hanya ingin dibelai sayang sebagaimana sewajarnya seorang suami pada istri. Aku hanya butuh kamu sebagai teman berbicara ketika aku berkeluh kesah. Dan satu hal lagi yang membuatku jatuh sebagai martabat seorang istri, aku jarang disentuh." Seorang perempuan dengan kulit bersih kini memerah karena sejak sujud dia tergugu menangis. Dia hanya mampu berkeluh kesah pada sang Khalik di setiap sujudnya atas kondisi pernikahan yang sedang dijalaninya sekarang. Ya... sebagai manusia biasa dia pun kini merasa di titik terlemahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teti Kurniawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Drama hujan

"Beneran kamu mau menunggu motor kamu?" Tatapan Rahma begitu penasaran. Pasalnya awan mendung sudah menggelayut dan hampir jatuh karena berat menahan embun air.

"Iya. Tenang aja! So sekarang banyak mobil online ini." Zahira menepuk bahu Rahma agar tidak khawatir.

"Oke kalau begitu. Kalau ada apa-apa kabari ya!" Ucap Rahma seperti sudah bersahabat lama saja dengan Zahira. Rahma merasa sangat cocok berteman dengan Zahira.

"Iya.. Hati-hati di jalan ya! Fi amanillah!" Ucap Zahira.

"Apaan tuh artinya?" Rahma yang sudah naik dan duduk di kursi kemudi agak mengerutkan dahinya.

"Semoga kamu dalam penjagaan Allah Swt." Ucap Zahira.

"Oh.. iya aamiin.. kamu juga fi amanillah!" Rahma menirukan ucapan Zahira. Baru kali ini dia mendengarkan ada orang mengucapkan doa seperti itu. Ada baiknya juga dia menirukannya.

"Iya aamiin." Tak lama kemudian mobil Rahma pun pergi. Zahira melihat mobil Rahma berlalu dari hadapannya.

Tid

Tid

Suara klakson mobil membuat mata indah Zahira melirik ke arah suara. Mobil itu berhenti di depannya.

"Hayuu bebeb.. mau numpang tidak?" Tawar Reymon yang kini sudah merubah panggilan dari umi ke bebeb. Memang Reymon seenak jidat memanggil siapapun yang dia kenal.

"Bebeb?" Zahira melihat ke kiri dan ke kanan. Siapa tahu Reymon memanggil orang lain. Tapi di samping kiri dan kanannya tidak ada siapapun selain dirinya.

"Hey.. bebeb.. kok. kaya nyari temennya yang ghaib gitu. Atau jangan-jangan.. " Reymon melihat gerak-gerik Zahira yang sedang kebingungan.

"Iya. Kali aja bebeb kamu itu makhluk tak kasat mata. Jadi aku harus waspada." Zahira balas menjawab candaan Reymon.

"Gak dong. Gue kan makhluk paling tampan yang bisa dilihat dari segala arah. Jadi ayo naik! Keburu hujan nih!" Ajak Reymon pada Zahira.

"Gak.. silahkan aja pulang duluan! Ada yang mau aku mau tunggu dulu." Zahira menolak tawaran Reymon.

"Ya ampun.. serius Zahira! Aku lagi gak bercanda." Reymon rupanya tidak sedang bercanda mengajak Zahira masuk ke mobilnya. Dia tidak senang Zahira menolak ajakannya.

"Gak. Terima kasih." Zahira mengangkat tangannya lalu mensedakapkannya di depan dada tanda dia menolak halus.

"Ampun deh. Keras kepala nih ukhti. Kamu takut dimintain ongkos? Tadi aku becanda ko Zahira." Reymon rupanya juga kekeh mengajak Zahira untuk ikut ke dalam mobilnya. Memang awan mendung terlihat menyeramkan hari ini. Seperti akan hujan besar dan turun angin. Udara dinginnya sudah terasa sekali meski ini di Jakarta. Memang akhir-akhir ini cuaca cepat berubah-ubah akibat pemanasan global.

"Iya.. terimakasih. Aku naik taxi online aja! Ayo pulang keburu banjir nanti. Sayang kan mobilnya kalau kerendem. Bisa nangis kejer nanti." Ucap. Zahira masih bersiteguh akan menunggu kabar dari Baim dahulu tentang kondisi motornya. Karena kalau tidak, abinya pasti akan bertanya-tanya kemana motornya.

Zahira agak tidak tenang kalau belum mendapatkan kabar tentang motornya. Karena waktu itu Zahira pernah bersalah juga pada orang tuanya. Pernah menghilangkan motornya karena Zahira meminjamkan pada temannya lalu motornya raib dibawa kabur. Jadi sejak itu abi nya akan selalu mengingatkan Zahira untuk tidak meminjamkan sembarangan barang pada orang lain.

"Ya udah kalau kamu tidak mau. Hati-hati pulangnya! Nanti aku telepon." Ada perasaan tidak tenang dirasakan Reymon ketika melihat Zahira harus pulang sendirian dengan kondisi cuaca tidak ramah.

"Iya ma kasih." Ucap Zahira.

Mobil mewah Reymon pun berlalu dari hadapan Zahira menembus ramainya jalan raya. Apa yang dikatakan Zahira ada benarnya. Mobilnya bisa kerendam banjir kalau hujan besar. Karena mobil mewahnya terlalu rendah untuk jalanan. Jika banjir datang pastinya air mudah sekali masuk.

Zahira lalu berjalan dengan langkah cepat ke arah halte agar memudahkan dia memesan taxi online seandainya motor yang Baim perbaiki belum selesai.

Zahira duduk di tembok halte dengan sesekali menggosok-gosokan tangannya pada selangkanya. Angin dingin yang membawa embun air terasa dingin di kulit.

Lalu Zahira membawa benda pipihnya dari saku gamis. Dia menelpon Baim untuk menanyakan kabar motor yang diperbaikinya apa sudah selesai atau belum.

"Assalamu'alaikum." Zahira mengucap salam begitu telepon tersambung.

"Waalaikumsalam. Zahira." Baim menjawab salam Zahira, tapi suaranya tidak begitu jelas.

"Kamu.. dimana Baim? Di jalan ya?" Zahira menebak, Baim sedang dalam perjalanan.

"Mm.. gue menuju rumah elo. Sebaiknya elo naik taxi online aja. Udah mau ujan. Kalau gue anterin ke kampus percuma. Elo pasti keujanan." Jawab Baim sambil berteriak-teriak karena kondisi di jalan begitu ramai dan suara dari Zahira pun terkalahkan meski sudah dikeraskan.

"Oke.. Oke. Ma kasih ya Baim. Tagihannya berapa? Biar nanti aku bayarkan ke kamu." Tanya Zahira.

"Gampang. Entar aja deh!" Baim tidak pernah menarip bayaran pada Zahira. Selain segan, dia juga tidak ingin Zahira menganggapnya orang lain. Sejak mengenal Zahira, diam-diam Baim sudah jatuh hati sama Zahira. Tapi sampai sekarang pun Baim tidak berani menyatakan cinta pada Zahira. Dia berharap kebaikannya selama ini pada Zahira bisa dipahami oleh Zahira.

"Ah.. kamu mah suka gitu deh. Aku gak enak Baim. Pasti ada alat yang dibeli kan?" Tanya Zahira tak ingin semuanya gratis. Apalagi kondisi Baim bukan anak orang kaya. Zahira tahu Baim sebenarnya ingin kuliah. Tapi karena kondisi ayahnya yang sakit-sakitan ditambah beban adiknya yang masih sekolah jadi dia memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya. Padahal otaknya agak lumayan juga.

"Gak pa-pa Hira. Buat kamu apa sih yang gak bisa!?" Ucap Baim sambil membusungkan dada.

"Waduh... yang bucin... " Si kembar Dani menimpali. Dia tau kakaknya itu sudah lama menyukai Zahira. Buktinya di kamar tidurnya terpampang foto-foto Zahira.

"Ish.. bocil!" Baim menimpuk kepala adik kembarnya itu.

"Aw.. abang." Protes Dani yang hampir saja motornya oleng.

"Ya udah kamu cepetan naik taxi online keburu hujan Hira. Kamu gak usah khawatir motor kamu pokoknya aku anter ke rumah." Ucap Baim tak mau berlama-lama karena khawatir hujan akan segera turun

"Oke ma kasih Baim. Entar aku bilang ke umi biar ganti ongkos buat kamu. Assalamu'alaikum." Zahira segera menutup teleponnya.

"Aish... " Baim melihat benda pipihnya sudah mati.

"Kenapa bang? Mbak Zahira nolak abang lagi? Tembak aja sih napa? Keburu disambar orang baru nyesel." Ucap Dani memberi petuah.

"Bocil tau apa? Zaman now itu butuh Money tau. Nembak aja gak cukup. Abang ini lagi ngumpulin duit buat mahar. Malu lah.. cuman ngajak pacaran tapi kere." Jawab Baim kembali beralasan. Sungguh alasan yang sudah hafal di telinga Dani. Tiap kali disinggung tentang Zahira jawaban abangnya selalu itu-itu melulu.

"Bosen bang. Apa kagak ada jawaban lain?" Tanya Dani sambil melihat arah spion

"Ada." Jawab Baim cuek.

"Apa bang?" Tanya Dani penasaran.

"Nyari duit banyak biar bisa melamar Zahira." Jawab Baim mengulang lagi jawaban.

"Lah.. beda apanya. Copy paste gitu." Cebik Dani termakan omongan kakaknya.

"Bocil.. diem lu! Kecuali elu mau nyumbang abang duit banyak. Itu jawaban baru." Baim menimpuk lagi helm adik kembarnya itu.

"Aww.. abang." Protes Dani.

"Jangan cengeng! Cepet boyot banget kamu! Katanya mau jadi pembalap. Tapi keor." Baim ingin melatih kemampuan adiknya dalam menjalankan motor.

"Abang.. ini motor mbak Zahira. Kalau dipake ngebut terus rusak gimana?" Protes Dani.

"Lah.. elo aja gak profesional. Kalau mau jadi pembalap itu gak usah banyak takut. Tancap gas!" Perintah Baim. Hujan mulai turun dari langit dengan buliran agak besar. Baim memaksa adiknya untuk menambah kecepatan agar segera sampai di rumah Zahira.

"Oke bang. Gaskeun!" Dani menambahkan kecepatan untuk motor yang sedang dikendarai nya.

Zahira yang sedang berada di halte pun hendak memesan taxi online. Apalagi hujan sudah mulai turun.

Tid

tid

tid

Suara klakson lagi-lagi mengambil perhatian Zahira.

Sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di depan Zahira. Dan kaca mobilnya pun terbuka perlahan.

Netra Zahira pun akhirnya terkunci melihat siapa yang ada di dalam mobil itu.

"Masuk!" Suara dingin penuh penekanan benar-benar membuat bulu kuduk Zahira berdiri.

"Eh.. malah diam? Apa tidak kedengeran?"

Tanya Arsel dalam hati.

1
Dody Arif
sdh mampir ya kakak..salam kenal kakak🙏
teti kurniawati: Terima kasih👍🙏
total 1 replies
budi artwork
semangat thor
budi artwork
lanjut thor...
budi artwork
jadi inget zaman kuli
budi artwork
seru
budi artwork
awal yang mengesankan
Selviana
Aku sudah mampir nih.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak Ipar)
teti kurniawati: oke...
total 1 replies
teti kurniawati
topp markotop
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!