NovelToon NovelToon
XAVIERA TRANSMIGRATION

XAVIERA TRANSMIGRATION

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Mafia / CEO / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:194k
Nilai: 4.6
Nama Author: Eisa Luthfi

Transmigration series #01

Tentang Brina yang terbangun di tubuh yang sangat asing baginya. Ini sangat mustahil, tetapi nyatanya ini adalah sebuah takdir yang tidak dapat dirubahnya.

Juga jangan lupakan tentang seorang ketua mafia yang akan berubah menjadi kucing nakal di hadapannya!

....


#Karya baru no.14, 13, 12, 11 (2-6 Mei 2024)

Belum di revisi⏳️

No Plagiat❌
All Rights Reserved April 2024, Eisa Luthfi

Ig Author @eisa.luthfi20 & @fiyaa.scribble

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eisa Luthfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

ADEGAN YANG TERTERA TIDAK UNTUK DITIRU YA!

...~XAVIERA TRANSMIGRATION~...

Keesokan harinya tepat di pelajaran kedua, murid di kelas Viera sedang melakukan olahraga sesuai dengan jam pelajarannya.

Mereka asik dengan kegiatan mereka sendiri. Ada yang main basket bagi siswa, untuk siswi memilih bermain volly.

Viera mendudukan diri di bawah pohon yang rindang lalu meneguk air mineralnya.

Pikirannya menerawang tentang Xavier yang sudah pergi dari apartment pagi-pagi sekali. Ia juga menemukan sepucuk surat di bawah ponselnya bertuliskan.

Selamat pagi sayang....

Maaf ya aku harus pergi pagi-pagi karena ada hal mendesak yang harus segera diselesaikan.

Tadi aku buatkan pasta dan omelet nanti di habiskan ya!

Untuk kesekolah nanti kamu di antar sopir ya sayangg....

Semangat sayangku!

I'm yours, Xavier....

"Keknya ada masalah deh" gumamnya mengingat tingkah Xavier yang semalam banyak diam. Ia menghembuskan napasnya kasar.

Gadis itu lalu mengalihkan perhatian pada Lyn yang berlari kecil ke arahnya dengan keringat yang bercucuran.

"H-hahh Vieraa tolong botolku!"

Langsung saja botol minum Lyn ia berikan dan langsung diminum dengan cepat.

"Pelan-pelan Lyn!" khawatir Viera.

Lyn hanya cengengesan lalu duduk sambil meluruskan kakinya seperti Viera.

"Kenapa udahan mainnya?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Viera menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya gapapa sih udah kerasa capek aja aku" ucapnya kemudian membuat Lyn mengangguk mengerti.

"Yaudah yuk ke toilet abis itu ke kantin!"

...⏳...

Di sebuah markas sudah sejak pagi-pagi buta, Xavier beserta seluruh anak buah nya sudah bersiap-siap dengan rencana yang akan mereka lakukan.

Tetapi disaat Devon dan yang lainnya datang, mereka semua mengurungkan niat akan berbegas menyerang karena ternyata posisi target telah berpindah ke pulau kecil lumayan jauh dari kota.

"Ini akan lebih menyenangkan karena kita tidak perlu menutup akses jalan" Xavier menyeringai.

"Bukankah mereka seperti menyodorkan diri untuk di bantai?" Maxime menyalakan batang rokoknya.

"Menurutku sebagian anak buah kita memakai akses darat menggunakan mobil, sedangkan kita menggunakan helikopter agar lebih cepat sampai. Bagaimana?" Louis mengetuk-ketuk pistolnya diatas meja.

"Ide bagus" celetuk Devon lalu ia menutup laptop canggihnya.

"Marcel, tolong kumpulkan yang lain lalu kita berangkat!" titah Xavier sambil meneliti kembali senjata bawaan mereka.

"Baik Xavier."

Tidak memerlukan waktu yang lama mereka semua berkumpul atas arahan Xavier dan para sahabatnya.

Helikopter 'Airbus h225 Super Puma' itu menjadi pilihan mereka, ada sekitar 3 helikopter yang mereka pakai.

Hembusan angin yang sangat kencang karena baling-baling helikopter itu membuat orang-orang yang ada di sebuah markas langsung bersiaga.

Langsung saja Xavier dan yang lain turun menggunakan tangga yang ada disaat heli itu berhenti di halaman luas markas tersebut.

Kedatangan mereka di sambut pengawal yang sudah siap dengan senapan mereka.

"Hei kalian! Suruh pria tua itu untuk keluar!" teriak Louis remeh.

Teriakan itu membuat suasana semakin tegang, tidak lama kemudian pria tua itu keluar dengan kening yang masih tertempel plaster luka.

"Ck sudah bonyok masih saja bertingkah" celetuk Maxime.

Disaat itu juga Xavier maju dengan emosi yang sudah membara melihat pria tua di depannya.

Kerah pria tua itu menjadi sasaran tangan kekarnya. "Aku akan menghantarkanmu pada jurang kehancuran!" rahangnya mengetat dengan kilat kebencian.

"Kau siapa hah? Kenapa mencari ribut denganku!"

"Kau lupa dengan Xavior Hwe Darker!" nyalangnya lalu memberi bogem mentah kepada pria tua itu sampai tersungkur.

Melihat itu anak buah pria tua itu mengarahkan senjata pada Xavier.

Maxime mengkode seluruh anak buahnya untuk mengepung markas ini.

"Xavior?" gumam pria tua itu, seketika kerahnya di tarik lagi.

"Iya! Dan aku adalah putra dari orang yang kau bunuh itu!" Xavier terus saja melayangkan tinjunya membabi buta pria tua itu tanpa memberi kesempatan untuk membalas.

"Bunuh semua yang ada di tempat ini, jangan biarkan ada yang lolos!" teriak Maxime menitah seluruh anak buah mereka untuk menyerang.

Dengan napas yang sudah tidak beraturan pria tua itu mencoba untuk bangkit namun kaki jejang Xavier terlebih dahulu mengenai dadanya.

Bugh!

"Ah sepertinya tidak seru jika membunuhmu begitu saja" Xavier berjongkok di dekat pria tua itu.

"Marcel! Bawa dia dan siksa di tempat seperti biasa! Jangan sampai dia mati sebelum dia sendiri yang memohon untuk di bunuh!"

"Dengan senang hati Xavier!" Marcel tersenyum devil mendapatkan mangsanya.

Ah rupanya Marcel sudah lama menjadi pria baik!

Kali ini ia akan bersenang-senang mendengar teriakan pilu yang menenangkan itu.

Disisi lain Maxime menemukan pria muda yang ia yakini adalah putra dari mafia tua itu. Mereka terus saja berkelahi tanpa senjata membuat pria muda itu kewalahan.

"Dimana bibimu anak kecil?" Maxime menekan kuat dada pria muda itu disaat ia berhasil membuatnya tumbang.

"J-jangan menc-coba menyakiti bibiku sialan!"

"Tenang saja, jika kau bisa bekerjasama maka kau akan aman!" Maxime menyeringai melihat ekspresi pria muda di bawahnya. Ia menerka jika umur pria ini sekitar awal 20-an. Jadi sangat mudah memprovokasi anak muda seperti ini.

"Kau lupa? Jika ibumu meninggal juga karena ulah wanita ular itu?"

Pria muda itu mengepalkan kedua tangannya, melupakan sakit fisik yang ia rasakan. Berganti sakit hati saat mengingat bagaimana kejamnya bibi serta ayahnya yang diam saja disaat nyawa ibunya direnggut paksa.

"W-wanita itu ada di kamar dalam markas!" desis nya menatap tajam Maxime.

"Devon! Wanita ular itu ada di dalam kamar!"

Devon yang sedang membidik ke arah lawannya langsung saja bergegas untuk masuk kedalam markas diikuti Louis di belakangnya.

Louis memberi kode untuk Devon lalu mereka mendobrak pintu yang terkunci itu.

"Aaaa!"

Wanita yang ada di dalamnya itu terkejut disaat pintu kamarnya di bobrak paksa. Ia tidak menyangka bahwa persembuyiannya di temukan oleh musuhnya.

"Wah walau-pun sudah tua, lumayan juga ya" Louis menyeringai melihat penampilan wanita paruh baya yang ketakutan di depannya.

Dengan pakaian yang modis kurang bahan itu dapat memperlihatkan lekuk tubuhnya yang terawat.

"Sepertinya bermain-main sedikit akan menyenangkan" tangan kekar itu menyentuh dagu wanita itu yang sedang ketakutan.

"Pergi kau!" bentak wanita itu menyingkirkan tangan Louis dari dagunya.

"Beraninya kau!"

Devon menatap manusia didepannya jengah, membuang waktu saja pikirnya!

"Sudahlah Louis, lebih baik bawa dia lalu beri kabar pada Tuan Reymond!" ia mendekat lalu memasangkan borgol kearah tangan wanita itu.

"Lepaskan! Lepaskan aku bajingan!"

"Sttt diamlah wanita tua! Atau timah panas ini membuat otakmu mendidih!" Louis menyumpal mulut itu menggunakan kain yang ada di sekitarnya.

.

.

Di sebuah ruangan terlihat Reymond dan timnya sedang meeting di perusahaan rekan bisnisnya. Ia melirik ke arah ponselnya yang berulang kali berdering, karena nomor asing yang menelpon jadi ia hiraukan saja.

Namun sudah ke 5 kali ponselnya berdering membuatnya kesal. Ia meminta maaf lalu bergegas keluar ruangan untuk menjawab panggilan itu.

"Siapa?" bentaknya tersulut emosi.

"Saya Louis, sahabat Xavier!"

Dahi Reymond berkerut, "Ada apa?"

"Kami sudah menangkap pria tua bersama wanita ular itu Tuan! Sekarang kami sudah berada di markas Xavier, nanti lokasinya saya share!"

Reymond reflek sedikit meremat ponselnya itu mendengar penuturan pria muda itu. "Baiklah saya kesana!"

Langsung aja ia bergegas untuk berpamitan dan minta maaf lalu mengikuti arah lokasi yang di berikan oleh Louis.

"Lebih cepat Jordan!"

Jordan langsung menambahkan kecepatan agar mereka cepat sampai tujuannya.

Setelah sampai terlihat banyak orang yang sedang berjaga membukakan gerbang itu dan menyambutnya hormat.

"Dimana mereka?" tanya Reymond tidak sabar.

"Mari saya antar Tuan" ucap anak buah senior Xavier itu.

Mereka berjalan kearah ruang penyiksaan bawah tanah yang sangat pengap dan berbau anyir.

Sesampainya disana Reymond hanya mengenal Xavier dan Marcel saja, didepannya mereka terdengar suara-suara memilukan yang mengudara.

"Xavier?"

"Oh Tuan Reymond" Xavier menoleh langsung berdiri dari duduknya untuk menyambut Reymond.

Reymond melihat pria muda di depannya ini dengan penampilan yang sudah acak-acakan dengan darah yang menempel pada kemeja dan celananya.

"Apa ada yang terluka?"

Xavier mengendus geli mendengar pertanyaan dari pria paruh baya di depannya, apakah calon mertuanya ini menghawatirkannya sekarang?

Ah senang sekali di khawatirkan oleh calon mertua!

"Aku baik-baik saja, coba lihatlah wanita ular itu. Sepertinya Daddy mengenalnya" balasnya lalu tersenyum menyebalkan dimata Reymond.

Membiarkan Xavier yang telah memanggilnya 'Daddy', Reymond lalu berjalan ke arah jeruji yang terdapat wanita ular itu.

Disaat wanita itu menoleh, matanya membola sempurna.

"Eliza?"

...⏳️...

.

.

Ayo ayoo mana like and vote nya?

1
Khoerun Nisa
baru kali ini aku bc novel yg judulnya salah harusnya brina bukn xavira
Eisa Luthfi: karena aku suka dengan nama Xaviera dari pada Sabrina, hehe
total 1 replies
Khoerun Nisa
keren lh dikit
Khoerun Nisa
tor kpan si viera cerita ke sii Lyn klu dia si brina knp si Lyn mnggil Vera brina trus..
Khoerun Nisa
ko Lyn manggil viera brina..
Eisa Luthfi: termasuk brina transmigrasi, aku rangkum begitu supaya lebih ringkas, terimakasih
Eisa Luthfi: halo kak, sepertinya kakak nya kurang fokus baca di awal paragrafnya, karena sudah aku jelaskan disitu...

"Aroma obat-obatan menyeruak seiring dengan langkah kaki yang beriringan masuk. Lyn, sudah 3 hari ini ia merasa sedih mendengar dan melihat sahabatnya_Viera sedang tidak baik-baik saja. Ia mencoba bertanya perlahan apa penyebab Viera mendapatkan banyak luka serta lebam itu, dan yah... sebagai seorang sahabat Viera menceritakan kejadian yang ia alami. Bukan hanya penyebab ia terluka, tetapi juga tentang semua kejadian di luar nalar yang sudah beberapa bulan ini terjadi.

Lyn tentu saja syok dan kepalanya di buat pening, ia bertanya-tanya dalam hati_bagaimana bisa?"
total 2 replies
Khoerun Nisa
harus nya di situ tulis taunnya bias GK di sangka up pdhl Lg mngulang msa lalu
Eisa Luthfi: maap kak sengaja, biar jadi ala" misterius gituu
total 1 replies
Rere Salsa
Biasa
Rere Salsa
Kecewa
ira rodi
bagus langsung ketahuan memang si mama tiri yg buat viera celaka....
Myss Guccy
yang sabar ya thor,,
Erha Print
Luar biasa
Erha Print
kocak
Erha Print
/Facepalm/
𝓎𝑒𝑜𝓃𝓃𝒶
bingung saya
Yuliawati Sajo
seharusnya judul nya Sabrina transmigrasi bukan xavera,
Khoerun Nisa: bener kan yg hidup si Sabrina...tp mungkin tubuh Sabrina di masukin si viera JD judulnya bgtu
total 1 replies
Jumiati Jumiati
Luar biasa
Anonymous
lanjuttt /Applaud/
Aliyah Rengat
mana karya mu thor
Aliyah Rengat
lanjut thoor
fadyla Nurulroro
lanjut thor
Aliyah Rengat
la njut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!