NovelToon NovelToon
Sang Pewaris Raja Kera

Sang Pewaris Raja Kera

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Dunia Lain
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Artanda permana

Menceritakan tentang kehidupan seorang gadis yang terpilih sebagai penerus khoham pendamping milik sang kakek. berpetualang mencari energi gaib tuk dapat membangkitakan Sukmanya. dan berambisi menghancurkan kerajaan gaib bersama sang khodam pendampingnya. setelah mendapatkan warisan khodam Raja kera dari sang kakek, kehidupan gadis itu seakan berubah dan sering berurusan dengan makhluk gaib, sang khodam pendampingnya yang di perintahkan oleh kakek dari gadis itu membuat gadis itu dan sukmanya ikut terlibat untuk memusnahkan Raja iblis dan seluruh pengikutnya. bagaimana kisah selanjuntya? mampukan gadis itu dan sukmanya beserta khodam pendampingnya menghancurkan kerajaan gaib itu.?? langsung disimak kuy ceritanya agar kalian tidak penasaran 😉😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artanda permana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Kematian Kakeknya Lisa

Bukan tidak mungkin perasaan sangat terpukul setau Lisa tadi masih bisa bertemu dan baik baik saja, tetapi sekarang kakeknya sudah tiada dalam waktu yang sangat singkat.

bu Kasna berjalan mendekati putrinya, dan akan coba menenangkan putrinya yang larut dalam kesedihan.

"Sudah ya Nduk.. kamu yang sabar, mungkin ini sudah waktunya kakekmu pergi meninggalkan kita, kita harus ikhlas melepas kepergian kakek, Iklas ya Nduk." bu Kasna berucap sambil mengusap punggung Lisa dengan pelan.

"Tapi bu kenapa kakek pergi secepat ini ninggalin kita, Kenapa.?? ucap Lisa seraya terisak tangis.

bu Kasna menarik tubuh Lisa dan memegang wajahnya seraya berkata.

"Dengarkan ibu Nduk.. orang meninggal itu semua hak, semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di seluruh alam semesta ini akan kembali jika sudah waktunya, termasuk kita, karna sesungguhnya kita semua milik Allah, hanya kepadanya kita kembali, atas kehendaknya kita hidup di dunia ini."

bu Kasna nampak berusaha menasehati putrinya karna ia tau bahwa putrinya itu sangat menyanyangi kakeknya.

Semenjak Lisa masih kecil hampir setiap hari ia bersama kakeknya jika ditinggal ibunya bekerja.

"Jodoh, kematian dan rejeki itu semua rahasia besar yang ada di tangan Tuhan yang Maha Esa, kita semua tidak akan pernah tau di antara itu semua mana yang akan datang duluan, jadi kamu yang sabar ya Nduk.. ini sudah takdir Alllah, mungkin Allah sayang sama kakek, sampai sampai kakekmu di panggil duluan kehadapan nya."

"Iya bu.. jika ini takdir kita harus kehilangan kakek, insyaallah, Lisa Ikhlas." Lisa berucap seraya mengusap sisa air mata yang membasahi pipinya.

Semua orang yang ada di sekitar tempat itu mereka semua menjadi terharu melihat kejadian itu, bahkan sebagian dari mereka juga ikut menangis.

Terlihat Dinda yang sudah sampai ia di depan rumahnya Lisa ia nampak terkejut saat melihat ada banyak orang di depan rumah maupun di dalam. ia menjadi heran dengan itu semua.

"Ada apa ini ya kok rame? semoga ini bukan pertanda buruk. guman Dinda setelah mematikan mesin motornya, ia merasa bimbang dan kebingungan ketika melihat sekumpulan orang yang berada di depan rumah.

Dinda langsung turun dari motornya dan berlari kecil menuju ke dalam.

Langkahnya terhenti saat sampai di samping pintu, ia merasa tekejut melihat kerumunan orang yang mengelilingi Jenazah.

"Benar dugaanku ini tidak seburuk dengan apa yang aku bayangkan, jadi ini alasannya Lisa menangis tadi.? guman Dinda sambil memandangi Lisa yang tengah memeluk Jenazah kakeknya. ia perlahan melangkahkan kakinya menghampiri Lisa dan ibunya.

"Maaf bu jika menganggu, saya kesini hanya ingin mengembalikan ini, tadi HP nya Lisa ketinggalan dirumah saya."

Dinda langsung menyerahkan HP nya Lisa pada ibunya.

"Iya Nduk.. makasih sudah mau nganterin kesini."

bu Kasna menerima HP itu seraya mengusap air matanya.

"Iya bu sama sama." ucap Dinda sambil tersenyum ke arah bu Kasna.

Ia diam sejenak sambil memperhatikan Lisa yang nampak menangis seraya memeluk jenazah kakeknya. ia jadi ikut bersedih tak terasa air matanya luruh, ia tak kuasa menahan air matanya, Dinda begitu terharu melihat hal menyedihkan itu.

"Ya Allah berikanlah ketabahan dan hidayah untuk mereka, kuat kan lah hati Lisa dan ibunya tuk Ikhlas menerima takdir darimu, berilah mereka kesehatan ya Allah." Guman Dinda di dalam hatinya sambil mengusap air matanya.

Setelah itu pun sebagian orang yang ada di sana mengangkat jezanajah mbak Sukim untuk di mandikan, mereka terlihat sangat kompak ikut membantu dan mengurus jenazah mbah Sukim.

Singkat cerita.. Kini jenasah mbah Sukim pun telah selesai dikebumikan, selama proses pemakaman berjalan dengan lancar tanpa ada ganguan apapun.

Para warga yang tadinya ikut membantu memakamkan jenazah mbah Sukim kini mereka semua pun sudah pulang, hanya menyisakan bu Kasna dan Lisa saja yang masih berada di pemakaman.

Terlihat, Lisa menangis pilu serasa memegang batu nisan yang tertulis nama kakeknya, ia merasa sangat sedih dari hatinya yang paling dalam sebenarnya ia belum ikhlas sepenuhnya melepas kepergian kakeknya.

"Lisa.. ayo nak kita pulang, biarkan kakekmu beristirahat dengan tenang di alam sana, ayo Nduk kita pulang." bu Kasna berucap sambil mengusap sisa air mata yang sempat membasahi pipinya.

"Lisa masih mau disini bu, Lisa gak mau pulang, ibu kalau mau pulang duluan aja. jangan paksa aku ibu, pokonya Lisa masih mau disini."

"Yasudah nak jika itu kemauanmu ibu gak akan maksa, ibu pulang dulu."

Bu Kasna hanya pasrah ia tidak bisa berbuat banyak jika itu sudah kemauan putrinya, dengan berat hati perlahan bu Kasna melangkahkan kakinya pergi meninggalkan putrinya yang tidak mau ikut pulang dengannya.

"Jadi ini sebabnya kakek memberikan cincin itu sama Lisa, kenapa harus pergi kek kenapa..? guman Lisa yang terus meracau seorang diri, tak henti hentinya ia terus menangis air matanya luruh hingga berjatuhan di atas gundukan tanah.

"Baik lah jika ini sudah takdir dari Allah, Lisa Ikhlas Lillaahi Ta'ala melepas kepergian kakek, Lisa akan menjaga cincin pemberian kakek sesui janji Lisa, apapun yang terjadi Lisa akan terus menjaga cincin itu sampai kapanpun."

"Lisa pulang dulu ya kek, kakek yang tenang ya di alam sana, aku sayang kakek." Lisa berucap sembari bangkit dan mengusap sisa air matanya, setelah itu ia pun beranjak pergi dari pemakaman kakeknya.

°°°°°°

Sore hari pun telah berlalu.. kini digantikan oleh sang bulan yang menyinari dunia.

Di malam harinya.. terlihat di ruang tamu yang tidak terlalu lebar di adakan lah acara tahlilan guna mendoakan almarhum mbah Sukim yang telah berpulang kehadapan sang Maha Kuasa. ruang tamu yang terlihat sederhana itu dipenuhi oleh lautan manusia para warga dan tetangga bu Kasna yang juga ikut mendoakan almarhum mbah Sukim. bacaan ayat ayat suci alquran menggema di seluruh ruangan.

Setelah selesai acara tahlilan, Lisa nampak berjalan menuju kamarnya, sedangkan bu Kasna masih menetapkan di ruang tamu dan berbincang bincang dengan orang orang yang masih berada disana.

Lisa terlihat duduk di samping jendela kamarnya, tatapan kosong menatap ke arah luar jendela. bayang bayang wajah kakeknya masih teringat jelas melekat di penaknya.

"Semua yang telah pergi tidak akan pernah kembali, hanya menyisahkan kenangan indah, sama halnya dengan kakek, berat rasanya tapi mau gimana lagi ini semua sudah takdir Allah." guman Lisa ia hanya termenung sambil menyandarkan kepalanya ke samping jendela.

"Yasudah lah tidak ada yang harus disesali semua sudah terlanjur terjadi, yang terpenting sekarang aku harus menepati perintah kakek sesuai dengan janjiku" gumannya lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!