SECRET MARRIAGE WITH FRIEND'S MOM

Hari ini adalah hari yang biasa di kampus. Adelia tengah berjalan menuju ruangannya ketika tiba-tiba dia melihat pemandangan yang membuat hatinya berdesir. Shanaz dan Arkan sedang berjalan berdampingan dengan Shanaz tersenyum bahagia. Mereka terlihat akrab dan bahagia, dan Adelia merasa sesuatu yang tak enak dalam hatinya. Kenapa akhir-akhir ini dia sering melihat Arkan bersama wanita itu?

Tentu saja, Adelia tidak dapat menyalahkan Arkan atas pertemanannya dengan Shanaz.  Namun, rasa cemburu yang tak terkendali mulai muncul di dalam dirinya. Adelia berusaha menyembunyikan perasaannya dan berpura-pura tidak peduli. Dia bahkan mencoba berbicara dengan Renata hanya untuk mengalihkan pikiran dari Shanaz dan Arkan. Sesuatu yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya, mengajak Renata berbicara.

Namun, Renata, merasa heran mengapa Adelia mengajaknya berbicara, biasanya setiap berbicara mereka justru berdebat. Renata dengan tajam mengamati setiap gerak-gerik Adelia. Dia mencium aroma cemburu dalam wanita itu dan ingin tahu apa yang sedang terjadi. Renata melihat kesempatan untuk menyingkap rahasia Adelia dan mahasiswanya itu.

"Kenapa kau menatap mereka? Apa hubungan kalian?" tanya Renata, mencoba menenangkan diri agar tidak terlihat terlalu penasaran.

"Oh, Tidak ada yang istimewa, seperti yang kukatakan sebelumnya, dia salah satu mahasiswaku," jawab Adelia, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Apa hanya itu? kalian terlihat sangat akrab. Apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?" goda Renata dengan tajam.

Adelia merasa terpojok. Dia tahu bahwa Renata akan terus menggali informasi sampai menemukan sesuatu yang dapat dia gunakan untuk mencemarkan nama baiknya. Adelia tidak ingin mengungkapkan pernikahannya dengan Arkan, terutama karena dia telah meminta Arkan untuk merahasiakannya. Adelia sendiri masih mencoba mencari cara agar bisa bercerai dari Arkan.

Bercerai? Kenapa dadanya terasa sesak saat memikirkan rencana itu? Dan mengapa Adelia merasa tidak ingin bercerai dengan Arkan? Apakah ia mulai jatuh cinta dengan pemuda itu? Tidak ini tidak boleh terjadi, dia belum siap mengakui memiliki suami seorang pemuda yang jauh lebih muda darinya. Parahnya pemuda itu adalah teman putranya.

"Renata, kau tahu bahwa aku tidak suka membahas kehidupan pribadi di kampus," elak Adelia.

Renata tidak akan berhenti begitu saja. Dia mencium gelagat tak biasa dari Adelia dan dia tidak akan melepaskannya begitu saja. Renata adalah tipe orang yang suka mencari tahu rahasia orang lain dan mengeksposnya untuk mendapatkan perhatian dari Dekan. Renata tahu Dekan menyukai Adelia, pria itu seorang duda.

"Tidak ingin membahas kehidupan pribadi di Kampus? Seharusnya kau tidak dekat dengan mahasiswamu, karena itu akan menjadi scandal," ujar Renata dengan senyum sinis di wajahnya.

Adelia merasa semakin tertekan. Dia tidak ingin masalah pribadinya menjadi sorotan di kampus. Tetapi dia juga tidak bisa menahan diri saat melihat Arkan bersama Shanaz. Sebelum kedatangan Shanaz, Arkan tidak pernah terlihat bersama gadis lain.

"Adelia!" sapa Dekan yang melewati mereka.

"Mr. Alex," jawab Adelia dan Renata serentak.

Renata langsung memasang wajah dengan senyum ramah. Telah menjadi rahasia umum bahwa Renata menyukai dekan mereka. Adelia juga kagum dengam dekan dan jika boleh mengatakan, pria yang diinginkan Adelia untuk menjadi suaminya adalah pria seperti Alex.

"Adelia, apakah kamu punya waktu malam ini? Aku ingin mengajakmu makan malam," tanya Alex dengan sopan.

Adelia merasa terkejut dan gugup oleh undangan tersebut. Dekan Alex adalah figur penting di kampus, dan mengundangnya makan malam adalah hal yang tidak pernah dia bayangkan.

Renata yang juga mendengar hal itu menjadi semakin cemburu dengan Adelia, Alex selalu memberikan perhatian lebih terhadap Adelia.

"Ten-tenang saja. Ini hanya makan malam biasa," gumam Alex sambil tertawa melihat kegugupan Adelia. Alex pun menoleh sekilas kepada Renata.

Setelah memberanikan diri, Adelia menjawab dengan senyuman, "Tentu saja, Mr. Alex. Saya akan senang makan malam bersama Anda."

Adelia berpikir, mungkin dia harus mencoba dekat dengan pria lain agar pikirannya tidak terfokus kepada Arkan. Adelia masih menolak perasaannya untuk Arkan.

"Baiklah, saya akan menjemputmu nanti malam. Kirimkan saja alamatmu padaku," ujar Alex.

"Tentu saja," balas Adelia.

Alex meninggalkan Adelia dengan perasaan bahagia karena berhasil mengajak Adelia makan malam dengannya.

"Apa kau menyukai Mr. Alex?" tanya Renata, nada cemburu terlihat di kalimatnya.

"Apa kau selalu punya banyak waktu untuk mengurusi urusan orang lain?" Adelia menatap tajam kepada Renata.

"Tidak usah mengelak, katakan dengan jujur, kau menyukai Mr. Alex?" ulang Renata.

"Jika benar, apakah itu menjadi masalah buatmu?" tantang Adelia.

"Miss Adelia!" suara yang sangat dikenal Adelia, wanita itu langsung membalikan tubuh dan menghadap ke arah suara tersebut.

"A--Arkan?" gugup Adelia, bagaimana Arkan bisa ada di belakangnya? Apakah pria itu mendengar pembicaraan Adelia dan Renata.

Gerak-gerik Adelia tidak luput dari pandangan Renata. Kegugupan Adelia menjadi nilai tambah baginya. Pasti ada sesuatu antara Adelia dengan mahasiswanya itu. Ini bisa dia jadikan untuk menyingkirkan Adelia sekaligus mendapatkan Alex. Tinggal mengumpulkan bukti yang dapat dia tunjukan kepada Alex saja. Jika benar Adelia memiliki hubungan khusus dengan Arkan, satu kampus bisa heboh.

"Para mahasiswa telah menunggu Anda, Miss." Arkan berusaha bersikap tenang, meskipun penasaran. Jadi Adelia menyukai Dekan mereka. Pantasan saja Adelia meminta membatalkan pernikahan mereka.

"Oh, iya terima kasih." Adelia mulai bergerak dan berjalan menuju kelas.

Dalam diam, Renata menyusun rencana untuk menciptakan masalah dan membuat Adelia gagal hadir makan malam dengan  Alex. Dia ingin memanfaatkan situasi ini untuk menjatuhkan Adelia dan mendapatkan perhatian dari Alex.

"Apa kau benar-benar akan makan malam dengan Mr. Alex?" teriak Renata, sengaja agar Arkan mengetahuinya. Renata sangat yakin pasti ada sesuatu di antara mereka.

Arkan menoleh ke arah Adelia, wajahnya menyiratkan tanda tanya. Adelia mengabaikan perkataan Renata, wanita itu terus berjalan menuju kelas. Sampai di lorong sepi. Arkan menarik tubuh Adelia, mereka bersembunyi di sebuah ceruk.

"Apa hubunganmu dengan Mr. Alex?" tanya Arkan dengan cemburu.

"Bukan urusanmu!" Adelia berusaha melepaskan diri dari Arkan. Namun, entah mengapa dia sangat berdebar melihat wajah Arkan.

"Tentu saja itu menjadi urusan ku, kau adalah istriku. Apa perlu aku membeberkannya kepada semua orang?" ancam Arkan. Itu adalah kelemahan Adelia.

"Jangan sesekali mencobanya," hardik Adelia.

"Maka menjauhlah dari Mr. Alex!" tegas Arkan.

"Kau sendiri? Bagaimana hubunganmu dengan gadis bernama Shanaz itu?" tantang Adelia, menatap tajam ke mata Arkan.

"Kau tidak perlu cemas, aku akan segera membereskannya." Arkan tidak tahan untuk tidak mengelus pipi mulus Adelia. Ada perasaan suka ketika mendengar nada cemburu terlontar dari bibir sexy Adelia.

"Katakan apa hubunganmu dengan gadis itu?" Adelia menyingkirkan tangan Arkan dari mengelus pipinya.

"Aku tidak bisa mengatakannya sekarang, kau tidak perlu cemas atau cemburu." Arkan mengelus bibir merah Adelia.

"Kalau begitu jangan mencoba melarangku."

🍒🍒🍒