NovelToon NovelToon
Kerinduan Di Antara Awan

Kerinduan Di Antara Awan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Aksara

Di antara kabut tebal yang melingkupi sebuah kota kecil, terdapat dua insan yang terpisah oleh luka-luka masa lalu dan dinding-dinding yang mereka bangun di sekitar hati mereka. Maya, seorang gadis muda dengan senyum rapuh yang menyembunyikan kesedihan yang tak terucapkan, bertemu dengan Atma, seorang penyair puisi yang membawa beban kesedihan yang sama beratnya.

Dalam taman yang dikelilingi oleh awan mendung, di tempat di mana kesedihan bersarang, keduanya menemukan tempat untuk berbagi cerita-cerita mereka yang penuh dengan rahasia dan rasa sakit. Di antara puisi-puisi yang penuh dengan warna dan keheningan yang menyentuh, Maya dan Atma menemukan cinta di antara kabut-kabut kesedihan.

Namun, cinta mereka tidak datang tanpa rintangan. Bayang-bayang masa lalu yang mengejar mereka, bersama dengan rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik senyuman mereka, menguji ketahanan cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kerinduan di bawah pohon perjanjian

Keesokan harinya, Maya masih terguncang oleh apa yang dia lihat di rumah Atma. Namun, sebelum dia bisa menangkap napasnya, dia dihadapkan pada Arthan yangsedang berjalan ke arah berlawanan dengan dua orang temannya.

Arthan, dengan tatapan dinginnya, melemparkan kata-kata yang pahit kepada teman-temannya di depan Maya “Eh, udah dengar belum, ada seorang gadis yang selalu mengharapkan anak hasil dari luar nikah untuk kembali dengan keceriaan dan membuat kata-kata omong kosong di kertas, loh.” Dia menganggap Maya sebagai orang yang bodoh dan tidak tahu diri, karena menurutnya, Atma tidak layak menerima kebahagiaan setelah dilahirkan sebagai anak haram.

Maya yang di penuhi rasa marah dan tersinggung akan ucapan yang dilontarkan oleh Arthan, tidak bisa lagi menahan diri. Dia menatap mata Arthan dengan tatapan yang sangat marah.

“Jaga ucapanmu itu, Arthan” Ucap Maya dengan nada tinggi.

“Heh, Maya, sebaiknya kau jauhi Atma si anak haram itu, dari pada hidupmu ketularan sial kedepannya.” Ucap Arthan sambil tersenyum dan menatap mata Maya dengan tajam.

Tanpa ragu-ragu, Maya menampar Arthan dengan penuh kemarahan dan kebencian. Tindakannya menyiratkan tidak hanya protes terhadap perlakuan kejam Arthan terhadap Atma, tetapi juga menegaskan prinsip dan kepercayaannya bahwa setiap manusia layak untuk mendapatkan cinta, kebahagiaan, dan penghargaan, tidak peduli apa pun latar belakangnya.

Tindakan Maya memunculkan kejutan dan marah di wajah Arthan. Namun, Maya tidak gentar. Dia melanjutkan untuk berdiri tegak, menahan rasa sakit akibat tamparan dari Maya yang begitu keras.

Arthan yang terpancing pun, hampir menampar Maya, untuk saja teman dari Arthan menahan tangannya “Jangan terpancing, Arthan, jika kau menampar Maya, kau dilihat oleh seluruh mahasiswa di kampus ini” Ucap temannya yang menahan tangan Arthan.

“Kenapa berhenti? Tampar saja, setelah itu kau akan malu dengan perbuatanmu sendiri, dengar baik-baik, Arthan, seharusnya kau malu dengan dirimu seorang laki-laki, menjatuhkan dan menghina orang itu hal yang memalukan asal kau tahu saja” Ucap maya sambil tersenyum. “Camkan itu, dan satu hal lagi, aku tidak akan pernah takut menamparmu atau memukulmu, karena aku tahu, orang sepertimu memiliki keberanian, karena ada teman-teman yang memanfaatkan kekayaanmu saja, jika tidak ada mereka, kau lebih lemah dari apa yang kau lihat sekarang” Ucap maya sambil melangkah menjauhinya.

Tamparan dari Maya yang begitu keras, sehingga bunyi dari tamparan itu terdengar dan membuat seluruh mahasiswa melihat ke arah Arthan dengan tatapan yang sangat tajam, Arthan segera meninggalkan lorong itu dengan rasa marah, dan akan membalas apa yang dilakukan Maya, yang membuat Arthan malu.

Meskipun hatinya masih terguncang oleh pertemuan dengan Arthan, Maya memasuki kelas dengan tekad yang kuat untuk tetap fokus pada studinya. Namun, meskipun dosen sedang menerangkan mata kuliah dengan penuh semangat, suaranya sama sekali tidak terdengar bagi Maya.

Ucapan Arthan terus bergema di kepala Maya, menciptakan gumpalan kegelapan yang menyelimutinya. Kata-kata kejam itu membuat Maya berpikir tentang kondisi keluarga Atma yang sangat kacau. Namun, meskipun ucapan yang diungkapkan Arthan menimbulkan keraguan dan kekhawatiran, Maya tidak mundur. Sebaliknya, itu membuatnya semakin menginginkan Maya selalu di samping Atma.

Di dalam dada Maya, tumbuh rasa keadilan dan keberanian yang tidak bisa dipadamkan. Dia tahu bahwa kehidupan Atma mungkin tidak mudah, tetapi itu tidak akan menghalanginya untuk tetap mencintai Atma dan tidak memperdulikan masa lalu Atma. Dia merasa semakin bertekad untuk membantu Atma menemukan cahaya di tengah kegelapan yang menyelimutinya, membantu Atma membangun hidup yang lebih baik dan berarti.

Ketika kelas berakhir, Maya meninggalkan ruangan itu dengan langkah yang mantap dan hati yang teguh. Meskipun beratnya beban yang harus dia tanggung, Maya tidak akan pernah meninggalkan Atma sendirian. Dia akan terus berada di sampingnya, memberikan dukungan, cinta, dan kekuatan yang dia butuhkan untuk melalui masa-masa sulitnya. Dan dengan tekadnya yang kuat, Maya yakin bahwa bersama-sama, mereka akan menghadapi segala rintangan dan melewati setiap tantangan yang datang dalam hidup mereka.

Dalam langkah yang tenang, Maya berjalan melewati jalan-jalan yang ramai menuju taman, tempat di mana pohon perjanjian berdiri tegak, menyimpan kenangan manis mereka bersama Atma. Suasana hati Maya yang sebelumnya tegang mulai mereda ketika dia memasuki taman yang tenang, dan bayangan pohon perjanjian mulai muncul di depannya.

Saat dia berdiri di bawah naungan pohon itu, Maya mengingat ekspresi wajah Atma yang berseri-seri saat dia mengungkapkan isi hatinya di bawah pohon perjanjian, cahaya keceriaan yang memancar dari matanya yang berbinar.

Namun, saat kenangan itu mengalir dalam pikirannya, sebuah rasa kesedihan menyelinap masuk ke dalam hatinya. Maya tidak bisa menahan air mata yang menetes dan membasahi pipinya. Dia merindukan saat-saat itu, saat Atma penuh dengan keceriaan dan kebahagiaan, dan dia tidak bisa membayangkan betapa sulitnya bagi Atma untuk menghadapi penderitaan dan keputusasaan yang sedang dia alami sekarang.

Dengan hati yang bergetar karena tangisannya, Maya tidak menyadari kehadiran Lestari yang mendekatinya. Ketika tangan lembut menyentuh pundaknya, dia terkejut dan menghapus cepat-cepat air mata yang membasahi pipinya.

"Lestari," ucap Maya dengan suara terguncang, dan tidak menyangka lestari berada di belakangnya.

Lestari tersenyum lembut pada Maya, memahami betapa rapuhnya temannya saat ini. Dia menatap Maya dengan penuh kehangatan. "Ada apa, Maya? Apa yang membuat kamu menangis, hingga terseduh-seduh seperti ini?."

Maya menceritakan semuanya kepada lestari, lestari yang terkejut akan apa yang terjadi dengan Atma dan kondisi keluarga Atma yang sebenarnya, Lestari ingat bahwa tidak pernah ayah dan ibu Atma berada di sampingnya, selama ia satu sekolah dengan Atma.

"Tapi kenapa kamu berada di sini juga?" tanya Maya, mencoba mengalihkan pembicaraan.

Lestari tersenyum dan mengangguk. "Aku hanya ingin menghabiskan waktu di taman ini sebelum pulang ke rumah."

"Begitu ya," ucap Maya dengan menundukkan kepalanya.

“Maya,” Panggil Lestari dengan tiba-tiba. “Aku ingin mengungkapkan sesuatu kepadamu, tapi aku harap kamu mendengarkan aku sepenuhnya terlebih dahulu dan aku sudah tidak tahan ingin mengataka ini sejak kemarin-kemarin, dan ini benar-benar membuat aku tidak tenang” Ucap lestari sambil memegang tangan Maya.

“Katakan saja, aku akan mendengarkanmu terlebih dahulu” Balas ucapan dari Maya sambil menggenggam tangan Lestari.

Lestari yang ingin mengatakan perasaannya tentang Atma dan kecemburuannya terhadap hubungan Maya dan Atma, Lestari sudah berfikir sangat keras dan ingin mengungkapkannya agar hubungan persahabatan mereka tidak rusak, dan Lestari menganggap ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya kepada Maya, walau dirinya tau berat rasanya menceritakan tentang perasaannya dengan Atma.

Maya yang melihat Lestari gemetar mulai menggenggam tangannya dengan lembut. “Katakan saja, apa yang ingin kamu katakan” Ucap maya dengan lembut, Lestari perlahan menguatkan hatinya untuk menceritakan apa yang seharusnya ia ceritakan dari dahulu.

1
Kana
bangun atma. ku tabok ya bkin cape nangis kau/Right Bah!/
Kana
pingsan aja biar ga cape 🙃
Kana
lagi kerja aku jgn dibuat nangis bisa? 🥺
Gema: siapa suruh baca di saat kerja wkwkw
total 1 replies
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
Gema: Terimakasih udah mampir yaa
total 1 replies
Kana
😢 ini mah buku diary
Kana
elma😭
Gema: parah elma nya ya
total 1 replies
ATAKOTA_
sangat menyentuh
Gema: terimakasih
total 1 replies
Kana
Ga sabar pengen ketemu kayanya ya🤭
Kana
ciiee 😚
Kana
Jangan makan pedes atma🤨
Gema: hahaha
total 1 replies
Kana
kasian lestari🥀
Gema: Maaf ya wkwkw
total 1 replies
Kana
jahil nya 🤨
Kana
Semangat Nulisnya🥰
Gema
Selamat menikmati perjalanan Atma dan Maya yah
Gema
senyum senyum yah wkwkw
Kana
Senyum2 nah🤭
Kana
Semangat dan Sukses Untuk Novelnya 🌷
Kana
Keren🥰
Gema: makasih sayang
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!