seorang gadis dari zaman modern, yang melakukan touring di salah satu gunung tertinggi yang ada di Indonesia. dan menyebabkan dirinya meninggal setelah berhasil menaklukkan gunung tertinggi itu.
namun, arwah yang ditarik itu, bukannya pergi kealam baka, malah melakukan perjalanan waktu ke dunia yang lampau, yang mungkin hanya ada dalam sejarah.
ia, sang gadis bernama Aryani mayora merasuki tubuh seorang ibu yang kejam, yang tega menyiksa anak kandung sendiri tanpa ampun. nama wanita itu adalah Anarawati.
lalu, bagaimana kah Kisah Aryani setelah mengambil alih jasad ibu kejam itu.?? yuk.. disimak..🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. membagikan makan malam di malam hari
Ia takut ibunya akan marah, padahal ibunya sudah bersikap baik kepada mereka tapi dirinya malah bersikap rakus dan menghabiskan semua makanan buah itu.
"Tidak sayang, tidak apa-apa... Kalian makanlah biar kenyang. Ibu akan memasak ini dulu oke..." Ujar anara lagi.
Tanpa memperhatikan dan memperdulikan anak-anak kembar itu, anara mulai sibuk memasak makanan untuk dirinya dan kedua anaknya sekaligus untuk membagikan makanan-makanan itu kepada para warga lainnya.
Dalam beberapa ingatan yang berhasil masuk dalam bayang-bayangnya itu, dari sana anara tahu bahwa dirinya ini adalah anak dari seorang Adipati dari kerajaan barang sabrangan.
Tapi karena insiden pemerkosaan yang terjadi pada dirinya kala itu, membuat dirinya dibuang ke tempat ini. Sehingga sang pemilik tubuh menjadi depresi dan menyiksa anak-anaknya.
Padahal anarawati dulunya adalah seorang perempuan lemah lembut dan baik hati. Ternyata, sifat seseorang bisa berubah, setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda pula. Tapi untuk sekarang tidak akan menjadi masalah, sekarang hidupnya hanya ada dua anak kembarnya saja.
Mereka sudah dibuang dari keluarga sang Adipati, jadi dia harus berusaha keras sendiri untuk menghidupi kedua anaknya dan memperbaiki sudut pandang anak-anaknya kepada dirinya.
Ia juga akan mendidik kedua anak itu menjadi orang-orang sukses seperti dirinya dulu di masa depan. Selama hampir sejam makanan itu berada di atas tungku, akhirnya kedua gentong yang berisi daging dan ubi kayu itu mulai menunjukkan tanda-tanda akan masaknya kedua makanan tersebut. Bahkan aroma wangi daging yang sudah dicampur dengan rempah-rempah telah menyeruak ke permukaan.
"Mmm.. ibu, aromanya enak sekali..!! Bikin Sadewa lapar." Ujar dengan tiba-tiba dan sudah berdiri tepat di samping sang ibu. Dengan reflek, anara terkejut dan langsung melihat ke arah sang anak.
"Dewa.!! Kapan kamu berdiri di samping ibu. Kamu membuat ibu terkejut nak..". Ujar nya. Sadewa yang menyadari perbuatannya langsung menunduk dan meminta maaf.
"Maaf ibu. Dewa tidak sengaja." Ujar Sadewa sambil memainkan jarinya. Anara pun langsung menghela nafasnya. Ia tau, kalau anak-anak itu, masih takut kepadanya.
"Tidak apa-apa sayang. Ibu hanya terkejut saja. Sebaiknya, dewa kembali duduk. Karena, ibu akan menyiapkan makan untuk kita. Setelah itu, mari kita pergi untuk membagikan makanan. Ya..." Ujar anara kembali kepada anaknya. Walaupun mereka Masih terlihat seperti meragukan dirinya yang berubah, namun mereka juga kelihatannya sedang mencoba untuk berdamai dengan ibu mereka.
"Baik Bu." Ujar Sadewa yang sudah kembali ceria. Setelah itu Sadewa Langsung kembali berlari meninggalkan ibunya dan duduk di tempat semula.
Sementara anara, dia mengambil sebuah mangkuk yang besar untuk menampung daging yang sudah masak untuk mereka malam ini. Nanti sisanya setelah mereka makan akan mereka bagi-bagikan kepada yang lain. Karena tidak mungkin rasanya, mereka membagikan makanan dulu sementara dirinya sudah sangat lapar akibat tidak memakan apapun sedari siang.
Sementara di sisi lain, Nakula selaku anak pertama dari anara. ia sudah menyiapkan beberapa piring yang beralaskan daun pisang yang akan mereka gunakan sebagai wadah untuk menempatkan makan mereka.
Pisang di sini sulit untuk berbuah, tapi, tidak semua pohon pisang yang sulit berbuah, mungkin ada sesuatu alasan yang tidak mereka ketahui. Jadi mereka hanya memanfaatkan daunnya saja. yang akan mereka ambil untuk alas piring yang memang lumayan kotor itu.
Anara yang sudah menemui kedua anaknya sambil membawa piring yang besar di mana isinya adalah daging rusa dan juga ada ubi kayu itu tercengang melihat semuanya sudah tertata dengan rapi. Mendapatkan hal seperti itu, anara pun langsung tersenyum.
"Terima kasih anak ibu..." Ujar anara sambil meletakkan nampan yang di bawah yang dipenuhi dengan semangkuk daging rusa dan juga ubi kayu.
Dengan cepat, anara langsung mengambilkan daging untuk anak-anaknya dan juga menambahkan ubi ke dalam piring keduanya. Setelah itu anara langsung menyuruh kedua anaknya untuk makan.
"Makanlah sayang. Makan yang banyak Jangan pikirkan untuk besok. Nanti ibu akan mencarinya lagi.. hati-hati, daging dan ubinya Masi cukup panas ." ujar anara dengan lembut dan penuh kasih sayang.
kedua anak itupun mengangguk, dan Dengan senang hati kedua anak itu pun mulai menyantap makanan mereka. Bahkan sepertinya mereka sangat menikmati nya. Apalagi aroma daging yang keluar menyeruak itu membuat perut tidak tahan meminta untuk segera diisi. Anara pun langsung tersenyum melihat anak-anak itu,
(Ibu janji akan menggantikan Ibu asli kalian untuk merawat kalian di sini. Semuanya akan Ibu usahakan untuk kalian berdua.) Batin anara. entah kenapa, ia merasa sangat menyayangi kedua anak ini.
Dirinya di masa depan yang penuh dengan kegiatan-kegiatan sosial yang pernah lakukannya, tentu saja memberikan beberapa pengetahuan dan melatih hatinya untuk ikhlas memberi dan berbagi. Setelah itu, anara langsung mengambil makanan untuk dirinya sendiri dan mereka semua makan dengan keadaan hening dan tenang.
***
Setelah mereka selesai makan malam. Seperti rencana awal anara, Ia kini mengajak anak-anaknya untuk pergi membagikan makanan kepada para warga setempat.
Yang tentunya, bisa mereka jangkau dan juga cukup untuk mereka. Kalau seandainya belum cukup juga, maka ia akan cari cara untuk memberikan makanan kepada yang lain.
Namun sepertinya makanan ini, sudah lebih dari cukup untuk mereka semua, karena penduduk yang terbuang itu tidaklah banyak.
Matahari sudah tenggelam dari tadi sehingga suasana di sana sangat gelap. Namun tak menyurutkan keinginan anara untuk membagikan makanan-makanan itu kepada para warga. Anara menyiapkan beberapa porsi makanan dan beberapa daging lainnya untuk dibawa. dan, karena berhubung waktu sudah gelap, anara pun meminta kedua anaknya untuk tidak jadi ikut.
"Sayang, berhubung waktu sudah malam dan gelap juga. Kalian berdua tetap berada di rumah, biar ibu yang akan membagikannya. Duduk saja di sini, jaga makanan ini sampai Ibu kembali dan mengambilnya lagi oke.." ujar Anara kembali mengeluarkan bahasa yang lembut. Namun anak-anak itu, masih belum menyadari apa yang dikatakan Ibu mereka. Mereka hanya mengangguk dengan patuh saja.
" Baik Bu." ujar keduanya. Setelah itu, anara langsung meninggalkan kedua anaknya di rumah dan pergi ke sebuah rumah yang sepertinya penghuninya sedang merintih menahan lapar.
Terdengar juga anak kecil merengek karena kelaparan. Anara yang berjiwa modern itu merasa hatinya tersentil kembali. Sungguh pemandangan seperti ini sangat tidak layak. Tanpa menunggu lama lagi, anara langsung mengetuk pintu tersebut.
Tok tok tok
"Permisi tuan, nyonya..!!" Ujar anara sambil mengetuk pintu itu. Dan hanya sekali ketuk, pintu itu pun langsung terbuka yang memperlihatkan seorang lelaki paruh baya dengan keadaan lemas dan tak bertenaga.
"maaf tuan mengganggu malam-malam. saya membawa beberapa makanan untuk anda malam ini. Jadi anda dan keluarga bisa makan malam. Dan besok jangan lupa berkumpul di lapangan, karena saya berniat akan ke hutan untuk mencari bahan pangan untuk kebutuhan keesokan harinya. dan jika tuan bersedia ikut, anda bisa menunggu di lapangan. " Ujar anara dan langsung menyerahkan makanan serta menyampaikan tujuannya.