NovelToon NovelToon
Unblessed Story

Unblessed Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: iyan al

Seorang gadis yang selalu mengeluh tentang hidupnya yang membosankan tiba-tiba saja di transmigrasi ke sebuah dunia antah berantah, menguak rahasia besar yang selama ini ia lupakan.

Penyerangan yang tiba-tiba membuat dirinya mau tidak mau harus meninggalkan seseorang yang menarik perhatiannya saat ia tiba.

Akankah gadis itu berhasil menguak identitas yang ia lupakan? Bisakah takdir mereka menyatu kembali? Apakah benang merah mereka mengkhianati mereka?

⚠️Perubahan pov akan terjadi untuk mendukung cerita, harap teliti agar tidak terlewat dan bingung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iyan al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Xian vs Cymera I

Matahari masih menyelimuti dirinya menggunakan hamparan langit dan awan yang lumayan gelap, semua makhluk hidup masih menjelajahi mimpinya dengan nyenyak tanpa ingin diganggu.

Namun malam yang tentram itu dipecahkan oleh Xian yang berlarian di tengah hutan, Xian sekali-kali menengok kearah belakang, menjulurkan lidahnya dengan tatapan meledek kearah singa yang mengejarnya. 

Singa itu memiliki ukuran tubuh yang sangat besar, keempat kakinya sangat kekar dengan bulu berwarna keemasan yang tebal, cakar yang tajam sudah keluar dari tempatnya bersembunyi, siap untuk mencakar pemuda itu.

Singa itu mengaum marah dengan kencang setelah melihat jika Xian menjulurkan lidah dan meledeknya, langkah kakinya semakin lebar dan semakin cepat mengikis jarak antara dirinya dan Xian hingga kini berjarak satu setengah meter.

Xian juga mempercepat larinya, namun semua itu terlambat karena cakar singa tersebut sudah mendarat dengan ganas di punggungnya. 

"Poin berkurang -150, kerusakan diterima oleh master." Suara sistem terdengar ketika punggung Xian mulai mengeluarkan darah yang sangat banyak. Singa itu menyerangnya lagi, Xian melompat dan menggulingkan tubuhnya untuk menghindar dari cakaran singa. 

Xian menumpukan kedua tangannya seolah sedang memegang sebuah pedang, pada detik selanjutnya sebuah pedang panjang yang sangat tipis muncul, gagangnya terbuat dari emas putih murni yang berhiaskan batu giok berwarna aquamarine jernih, pedang itu memancarkan aura putih yang tipis namun padat yang mengitarinya. 

Singa itu terlihat gemetar namun sekali lagi mengaum dengan perkasa, tubuh singa itu menjadi besar dua kali lipat. Burung-burung terbang meninggalkan area sekitar pertempuran dengan tergesa-tergesa, takut menjadi korban. 

Singa itu menatap Xian dengan bengis lalu melompat kearah Xian, mengarahkan cakarnya ke tubuh Xian. Beruntung Xian sudah memasang kuda-kuda hingga mampu menghindari serangan singa. 

Xian meloncat dari dahan ke dahan dengan sedikit bermain-main, bahkan dirinya sempat mengambil buah apel dan memakannya di atas pohon lalu melemparkan apel itu ke kepala singa. 

Jelas saja singa itu semakin marah, singa itu mengumpulkan lebih banyak kekuatan hingga tubuhnya berubah bentuk. Ekornya berubah menjadi ular berbisa, kaki belakangnya adalah kambing dan berkepala singa. Taring hewan itu bertambah panjang dengan liur yang menetes, membuat Xian merasa jijik.

"Arius! Benda menjijikan apa yang ada dihadapanku ini?" Tanya Xian sambil menghindari serangan singa, kini keduanya bermain kejar-kejaran lagi karena Xian pergi masuk ke hutan lebih dalam lagi.

Sekali-kali ia menebaskan pedangnya ke semak belukar yang menghalangi jalannya, kepalanya menengok kebelakang untuk memastikan jika masih ada jarak antara dirinya dan singa itu. 

"Arius!!"

"Ada apa? Kau mengacaukan permainan kartuku."

Sebuah hologram transparan berwarna biru muncul dihadapannya. Mengomeli Xian karena ia menjadi kalah bermain kartu dengan para pejabat tinggi.

"Aku bertanya! Benda menjijikan apa yang mengejarku sekarang." Ulang Xian sambil menebaskan pedangnya kearah singa itu, sebuah garis besar tercipta di perut singa dan seketika itu pula darah hitam mengenai sebagian besar pakaian Xian.

"Hahaha itu adalah Cymera cacat, mengapa kau bisa kalah dengan mainan rusak?" Arius tertawa terbahak-bahak, bisa dibayangkan jika kini tubuhnya sedang berbaring dilantai sambil memegangi perutnya yang terasa sakit.

Karena merasa jengkel, Xian memutuskan komunikasinya dengan paksa, suara tawa Arius sudah menghilang digantikan dengan auman Cymera. Xian menghentikan langkah kakinya ketika dihadapannya adalah sebuah telaga yang lumayan luas. 

Xian membalikkan badannya lalu memasang kuda-kuda bertahan, air liur singa itu menetes semakin banyak, matanya yang berwarna merah menatap tajam seakan bisa membunuh Xian seketika itu juga.

Xian meningkatkan kewaspadaan berkali-kali lipat karena telaga itu sama sekali tidak beriak sedikitpun, ketenangan bisa jadi musibah terburuk karena itulah ia semakin waspada. Chymera itu maju selangkah, Xian mundur selangkah. Terus seperti itu sampai kakinya sampai di tepi telaga. 

Xian berlari kearah Cymera dan mengayunkan pedangnya ke arah leher Cymera, kulit hewan itu sangat keras. Saat pedangnya menyapa permukaan kulit Cymera, sebuah percikan api muncul akibat gesekan keduanya dan berhasil mengalihkan perhatian Cymera, Xian menyarungkan kembali pedangnya dan menaruhnya di punggungnya lalu berlari dengan sangat cepat ke dalam hutan hingga Cymera itu kehilangan jejak. 

Setelah lama berlari, Xian bisa mendengarkan suara air yang mengalir tidak jauh dari tempatnya. Kakinya bergegas kearah suara itu dan menemukan pemuda yang rumahnya ia tempati sedang duduk di batu besar yang berhadapan dengan sungai. 

Bulu mata pemuda itu lebih cantik daripada bulu mata para gadis yang sebelumnya pernah ia temui. Xian mendekat kearah pemuda itu, dengan ragu-ragu dia meloncat kearah pohon yang berada di belakang batu dan duduk di dahan itu dengan tenang. 

Sebelah kakinya mengayun dan sebelahnya lagi terlipat menopang tangannya. Tubuhnya bersandar di pohon sambil melihat langit, cahaya keemasan bersandingan dengan kegelapan malam membuat pemandangan indah. Xian memejamkan matanya saat angin berhembus, dirinya terlihat sangat nyaman dengan posisinya saat ini. 

"Hah, kapan kau kembali?"

Pemuda itu hanya bergumam namun karena indra pendengaran Xian sangat tajam, gumaman itu terdengar dengan jelas. Suaranya lembut namun penuh dengan kerinduan dan kesepian. Apakah pemuda itu memiliki kekasih?

Karena terlalu banyak bergerak Xian terjatuh dari dahan pohon membuat pemuda yang masih melamun di atas batu bergerak menyerang Xian dan benar saja sekarang tubuh Xian basah kuyub karena dengan kebetulan ganda pemuda itu berelemen air dan dibelakangnya tepat terdapat air yang melimpah ruah.

"Ini aku, ini aku." 

Xian mengusap wajahnya yang terkena darah, meyakinkan Chyou jika ini adalah benar-benar dirinya.

Begitu mengetahui jika Xian lah yang memperhatikannya, pemuda itu menurunkan kewaspadaannya walaupun sedikit. Tanpa berkata-kata lagi, pemuda itu membalikkan tubuhnya dan berjalan menghindari Xian yang sejak kedatangannya selalu menempel padanya. 

Xian merasa canggung dan mencoba membuka percakapan. Keningnya berkerut sangat dalam, mencoba untuk mengingat nama pemuda tersebut.

Setelah lama berfikir, akhirnya dia  mengingat kebodohannya karena mereka tidak pernah berbicara satu sama lain, dia memutuskan untuk bertanya padanya secara langsung.

"Ah ya! Sampai sekarang aku sama sekali tidak mengetahui namamu, apa kau tidak ingin memperkenalkan dirimu?" 

Xian mempercepat langkahnya hingga kini dirinya yang memimpin jalan, matahari mulai terbangun sepenuhnya menyinari hutan yang penuh bunga itu dengan hangat.

Bunga-bunga yang bermekaran di sepanjang jalan mulai membuka kelopaknya seakan menyambut kupu-kupu yang datang untuk mencari madu.

Daun-daun yang jatuh sering kali mengenai tubuh Xian hingga membuatnya merasa risih, hingga sering mengubah jalannya hanya untuk menghindari dauh-daun itu.

"Chyou" Sahut pemuda itu setelah Xian menunggu lama.

"Kau juga setujukan padaku? Semua ini indah dan bertepatan dengan musim anggur. Omong-omong siapa namamu?" Ulang Xian dengan perlahan, dia mengira jika Chyou mengatakan indah untuk hutan yang penuh bunga ini.

"Namaku Chyou" Ulang Chyou sambil melewati Xian dan masuk ke dalam rumah, meninggalkan Xian yang sedang berusaha keras agar tidak mengubur dirinya sendiri di antara pohon teratai yang banyak ini. 

Setelah mempertebal wajahnya, Xian masuk ke dalam rumah untuk mengistirahatkan tubuhnya setelah lama berlari. Xian menyamankan dirinya dihadapan sebuah meja kecil dengan sebuah alat yang baru saja ia keluarkan dari ruang penyimpanan, melemparkan liontin yang entah kapan ia genggam ke samping tubuhnya.

Alat itu berbentuk persegi dengan gambar yang bergerak-gerak dengan cepat, sisi-sisi alat itu terdapat empat buah batu giok dengan warna yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Kedua tangan nya dengan lihai menekan-nekan batu giok itu untuk menggerakkan gambar. 

Xian memainkan benda itu dengan serius hingga ia sadar jika Jenar sudah mengendap-endap di belakangnya berniat untuk mengagetkannya. 

"Sttt... Jangan berisik, biarkan aku fokus bermain." 

Dengan menahan rasa malunya, Jenar menempatkan dirinya di hadapan Xian dan memperhatikan Xian yang masih fokus. 

Jenar menghebuskan nafas ketika Xian masih asik memainkan gamenya "Kau sudah mendapat rencana untuk menjalankan misimu?" 

"Tidak, untuk apa membuat rencana? Langsung saja pergi ke desa Padi hari ini." Ucap Xian dengan cepat. 

"Masih saja sama seperti dahulu, aku ikut..." 

"Kalian ingin ke desa Padi? Um.. Boleh.. uh bolehkah aku ikut?" Suara lembut itu memotong perkataan Jenar, Xian sontak saja mendongakkan wajah kearah pemuda yang sepertinya mencuri dengar percakapan antara dirinya dan Jenar. 

Chyou berdiri di lantai atas sambil memandang kedua kakak-adik itu dengan penuh harap, matanya berbinar seperti menemukan harapan membuat Xian menganggukkan wajah dan menjawab "Ya." Begitu saja. 

Setelahnya Chyou kembali masuk ke dalam kamar dan keluar pada menit berikutnya dengan pakaiannya sudah berganti. Sebuah pedang tergantung rapih di punggungnya dan sebuah lonceng perak menggantung di tubuhnya membuat kedua kakak-adik itu menjatuhkan rahangnya. 

"Ayo." ucap Chyou sambil menuruni tangga, sementara itu Xian menyimpan alat spiritualnya dan mengambil liontinnya yang tergeletak mengenaskan di lantai, Jenar menggelengkan kepalanya saat melihat Xian lagi-lagi tidak menjaga liontin tersebut. 

Jenar memimpin jalan diikuti oleh Chyou dan Xian yang menghantukkan pedangnya ke lantai dengan santai hingga berbunyi tuk tuk mengiringi langkah ketiga pemuda itu. Jenar membuka portal teleportasi, membuat Chyou memandang portal tersebut dengan kagum. 

"Yahh.. Berhenti menghantukkan pedangmu! Kita pergi ke pasar dulu."  Keluh Jenar yang merasa terganggu dengan suara pedang Xian. Xian segera saja menyimpan pedangnya ke ruang penyimpanan.

"Hei, kalian benar-benar ingin pergi sekarang? Ini sudah malam, bodoh." Teriakan Arius menyadarkan Jenar dan Xian sesaat sebelum mereka melangkahkan kakinya masuk ke dalam portal.

"Kau benar." Bisik Jenar.

"Chyou, kita akan pergi besok saja. Aku merasa lelah dan belum bersiap."

Ya, memang benar. Jenar yang tidak memperhatikan adiknya itu merasa kaget, penampilan Xian sangat kacau dan bau, membuat dirinya dengan kesal menjauh dari Xian.

"Jorok." Katanya dan disahuti oleh decakan kesal dari Xian.

Ketiga pemuda itu masuk ke dalam kamarnya masing-masing untuk tidur karena secara kebetulan, setelah sadar jika hari sudah malam, mereka merasa sangat ngantuk.

1
Naomi Arin
tambah penasaran sm episode selanjutnya wooeyy,
mampir dinovelku Mati Rasa ya gaess, sukses trs thor 😍
Husna15🐅
njirr😂
Husna15🐅
gimana klau Xian ktmu Ian d depan mata Chyou
Husna15🐅
Ooh🤭
Husna15🐅
😂
Husna15🐅
aku ngakak bentar kak🤣
Husna15🐅
hah? pantesan bnyk yg ngincer ian
Husna15🐅
tapi mimpi emang sering kek nyata, saking nyata perasaan dalam mimpi ke bawa d dunia nyata
Husna15🐅
lahh, efeknya masih ada terus ian gk sadar dri tdi
Husna15🐅
tunggu² aku kek ragu² 😂

alin itu ian kan? aduh.. gk salah inget kan akunya
Iyan: Alin itu Lian kak, tapi dia dipanggil apa aja juga nyaut
total 1 replies
Husna15🐅
hm, udah kembali ke dunia asli
Husna15🐅
akhirnya tau kondisi ian
Husna15🐅
ada hati yang harua di jaga😌
Husna15🐅
seperti hewan iblis
Husna15🐅
😂
Husna15🐅
ehh, tpi ini singa😆
Husna15🐅
dri dulu pengen pelihara harimau
Husna15🐅
kuat banget ya Xian
Iyan: Soalnya dia setiap cobaan dicobain
total 1 replies
Husna15🐅
😔
Husna15🐅
aku blm prnah nyium bau teratai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!