NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Sang Brandal

Dibalik Topeng Sang Brandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Di kota kecil bernama Harapan Senja, beredar cerita tentang sosok misterius yang dikenal sebagai "Sang Brandal." Sosok ini menjadi legenda di kalangan warga kota karena selalu muncul di saat-saat genting, membantu mereka yang tertindas dengan cara-cara yang nyeleneh namun selalu berhasil. Siapa dia sebenarnya? Tidak ada yang tahu, tetapi dia berhasil memenangkan hati banyak orang dengan aksi-aksi gilanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 16

Dengan tekad baru, Zed dan Kai melangkah ke dalam kegelapan malam, meninggalkan jembatan yang kini hanya tinggal reruntuhan di belakang mereka. Mereka bergerak dengan cepat, melintasi jalanan sepi yang membentang menuju perbatasan kota. Suara-suara malam terdengar samar, seolah-olah memberikan peringatan akan bahaya yang mungkin masih mengintai.

Kai merasakan setiap otot di tubuhnya menegang. Mereka mungkin berhasil lolos dari cengkeraman Volkov untuk saat ini, tapi dia tahu ancaman itu masih jauh dari selesai. Volkov adalah tipe orang yang tidak akan menyerah dengan mudah. Kai merasa bayang-bayang gelapnya masih membuntuti, seolah-olah setiap langkah mereka terus diawasi.

Saat mereka semakin mendekati perbatasan kota, pemandangan di sekitar mereka mulai berubah. Gedung-gedung tinggi yang menjulang di Distrik Haze kini digantikan oleh bangunan-bangunan yang lebih kecil dan sederhana. Jalanan yang tadinya penuh dengan kegelapan dan bahaya kini mulai diterangi oleh lampu-lampu jalan yang berpendar lembut, memberikan sedikit rasa aman di tengah situasi yang tidak pasti.

“Kita perlu tempat untuk bersembunyi dan merencanakan langkah selanjutnya,” kata Kai, memecah keheningan di antara mereka.

Zed mengangguk setuju. “Gue setuju. Tapi di mana? Volkov pasti udah nyebar anak buahnya di seluruh kota. Kita nggak bisa sembarangan nyari tempat persembunyian.”

Kai terdiam sejenak, merenung. “Gue punya satu tempat yang mungkin aman, tapi kita harus berhati-hati.”

Zed memandang Kai dengan penuh harap. “Di mana?”

“Ada seorang kenalan gue, namanya Reginald Arkana DeLuca. Dia dulu pernah jadi informan di Distrik Haze, tapi sekarang dia pindah ke pinggiran kota, jauh dari jangkauan Volkov. Reginald adalah orang yang cerdik dan punya banyak koneksi. Kalau ada yang bisa bantu kita menyusun strategi, itu dia.”

Zed mendengarkan dengan seksama. Nama Reginald Arkana DeLuca terdengar asing, tapi dia tahu Kai tidak akan sembarangan mempercayai seseorang. “Kalau begitu, ayo kita ke sana,” kata Zed tanpa ragu.

Mereka berdua melanjutkan perjalanan, berjalan melalui lorong-lorong sempit dan jalanan kecil yang jarang dilewati orang. Setiap langkah mereka dipenuhi dengan kewaspadaan, sadar bahwa ancaman bisa datang dari mana saja. Mereka akhirnya tiba di sebuah rumah tua yang tampak biasa dari luar, tapi Kai tahu tempat ini lebih dari sekadar bangunan usang.

Kai mengetuk pintu dengan ritme tertentu, dan beberapa detik kemudian, pintu itu terbuka sedikit, memperlihatkan wajah seorang pria paruh baya dengan rambut abu-abu yang disisir rapi ke belakang. Matanya tajam, menilai kedua tamu tak diundangnya dengan cepat.

“Kai… Udah lama nggak liat lo. Dan gue nggak nyangka lo bakal datang ke sini, terutama dengan urusan yang gue kira udah selesai sejak lama,” kata Reginald dengan suara rendah namun penuh kewibawaan.

Kai memberikan senyum singkat. “Gue juga nggak nyangka harus datang ke sini lagi, Reg. Tapi kita butuh bantuan lo. Ini penting.”

Reginald menatap Zed sejenak sebelum membuka pintu lebih lebar, memberi isyarat agar mereka masuk. “Kita bisa ngobrol di dalam. Gue harap kalian bawa kabar baik, bukan cuma masalah.”

Mereka mengikuti Reginald ke dalam rumah, yang interiornya jauh lebih mewah dan terawat dibandingkan eksteriornya. Perabotan antik, lukisan-lukisan mahal, dan rak-rak penuh buku menunjukkan bahwa Reginald adalah pria yang tidak sembarangan. Dia mempersilakan mereka duduk di ruang tamu yang nyaman, kemudian menuangkan minuman dari sebuah botol kristal.

“Jadi, apa yang terjadi? Apa yang membuat kalian datang ke sini dengan tergesa-gesa?” tanya Reginald sambil menyerahkan minuman kepada Zed dan Kai.

Kai meneguk minuman itu sebelum menjawab. “Volkov. Dia masih hidup, dan dia nggak akan berhenti sampai dia menghancurkan kita.”

Reginald mendengarkan dengan seksama, matanya menyempit ketika mendengar nama Volkov. “Gue kira masalah dengan Volkov udah selesai beberapa tahun yang lalu. Apa yang terjadi?”

Zed menjelaskan situasi mereka dengan singkat, menceritakan bagaimana mereka terlibat dalam upaya untuk menghentikan jaringan kriminal Volkov dan bagaimana mereka sekarang menjadi target utama. Reginald mendengarkan dengan serius, sesekali mengangguk kecil.

“Situasi ini jauh lebih buruk daripada yang gue bayangkan,” kata Reginald setelah mendengar penjelasan Zed. “Volkov bukan orang yang mudah dikalahkan. Tapi gue punya beberapa informasi yang mungkin bisa membantu kalian.”

Kai menatap Reginald dengan penuh harap. “Apa itu?”

Reginald tersenyum tipis. “Gue udah lama nggak terlibat dalam urusan ini, tapi gue masih punya beberapa koneksi yang bisa kita manfaatkan. Kita bisa mulai dengan mencari tahu siapa saja yang masih setia sama Volkov, dan siapa yang mungkin bisa dibujuk untuk berbalik arah. Dan juga, kita perlu cari tau siapa yang ada di atas Volkov. Dia nggak mungkin bertindak sendirian.”

Zed merasa semangatnya sedikit terangkat. “Jadi, kita punya harapan?”

Reginald menatap Zed dengan tegas. “Selama kita masih bernafas, selalu ada harapan. Tapi kalian harus siap dengan segala kemungkinan. Volkov nggak akan tinggal diam, dan kita harus bergerak cepat.”

Kai mengangguk dengan tekad yang kuat. “Kita akan melakukan apa pun yang perlu dilakukan.”

Dengan rencana baru yang mulai terbentuk, mereka merasa sedikit lebih tenang. Namun, mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh dengan bahaya. Mereka harus terus waspada dan bersiap menghadapi apa pun yang akan datang. Tapi untuk saat ini, mereka punya satu sekutu baru dan sedikit harapan yang bisa dijadikan pegangan.

Dan itu cukup untuk membuat mereka tetap bergerak maju.

1
Ana@&
lanjut thor
anggita
kenshin... 😁kya nama kartun samurai.
anggita
ok Thor👌moga novelnya lancar banyak pembacanya.
xy orynthius: Aamiin
total 1 replies
anggita
like👍buat Zed brandal.☝iklan utk author.
anggita
namanya panjang banget.. dowo tenan yoh🤔.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!