Loco

Dita membuka kaosnya, memeluk bayi kecil itu untuk menyalurkan hangat tubuhnya pada anak kecil itu.

Jika dia tak kunjung sadar, meski mereka membawa ke rumah sakit saat ini, anak itu mungkin akan kehilangan nyawanya karena hipotermia.

Asher termangu, menatap Dita yang tak segan melepas kaosnya demi menyelamatkan bayi kecil itu.

"Tolong ambilkan selimut di kamar itu, cepat!!! dia kehilangan suhu tubuhnya, setelah dia bangun, kita harus membawanya ke rumah sakit!!" ucap Dita.

Asher paham, dia melakukan instruksi Dita, mengambil selimut dari kamar milik Dita yang terlihat sangat rapi dan bersih.

Cepat cepat Asher melangkah, dia membuka kaosnya, tampaklah dadanya yang bidang dengan perut kotak-kotak itu, dia mendekat ke arah Dita dan bayi itu.

"Maaf," ucapnya sambil memasang selimut melingkupi tubuh mereka. Asher memeluk Dita dalam selimut dengan bayi kecil itu diantara mereka berdua yang top less.

Dita menatap bayi kecil itu, mengusap usap punggungnya, menunggu sampai bayi kecil itu benar benar hangat.

Suasana tampak sangat hening. Baik Asher maupun Dita sama sama tidak berbicara. Asher menutup tubuh mereka dengan selimut, memberikan kehangatan bagi bayi kecil nan malang itu, sedangkan Dita terus mengecek degup jantung anak laki laki itu.

"Siapa dia ini? baru kali ini aku bertemu perempuan bar bar seperti dia," batin Asher sambil menatap Dita yang fokus pada bayi kecil itu.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Asher.

"Dia belum bangun, nafasnya belum stabil, ini sangat buruk, di harus lebih hangat," ucap Dita.

Asher menarik Dita, dan otomatis bayi kecil itu menempel di dada Asher dan Dita yang hanya mengenakan bra sport.

Dia memeluk mereka lebih erat lagi, berharap bayi kecil itu segera bangun dan menangis.

"Tubuhnya mulai memerah, tidak seungu tadi, sedikit lagi dia pasti akan sadar!" ucap Asher.

Dita mengangguk pelan, dia menatap bayi kecil itu dengan perasaan campur aduk.

"Ahhh ternyata ada yang mengalami nasib lebih buruk daripada aku," batin gadis itu.

"Setidaknya aku punya Ayah dan kakak, sedangkan bayi ini harus berjuang sendiri di dunia ini," gadis itu menghela nafas.

"Ada apa? " tanya Asher.

" Ahh.. aku hanya kasihan padanya, tega sekali orangtuanya membuang dia di cuaca dingin seperti ini," ujar Dita.

Asher hanya terdiam, memeluk mereka semakin erat sampai keduanya sudah cukup gerah karena suhu yang perlahan lahan naik.

"Apa kau lihat lihat, jangan Sampai tergoda, dasar mesum!!" celetuk Dita seraya melirik sinis ke arah Asher.

Asher memutar malas kedua bola matanya,"idih dasar tembok paviliun, rata begitu siapa yang niat!!" balas Asher tak mau kalah.

"tutup matamu, kau akan menodai tubuhku yang atletis dan aduhai!!" celetuk pria itu sambil terang terangan menatap Dita dan dadanya yang dibungkus kacamata kuda hitam itu.

Niat awal bercanda malah jadi serius, Dita membulatkan matanya saat mendengar ucapan Asher," Dasar pria mesum, kau... kau bilang ini dinding paviliun!? kau buta hah!? ini itu melon montok!!" balas gadis itu dengan wajah kesal karena anak anak kesayangannya diejek rata oleh pria berotot sobek dengan bekas luka di tubuhnya itu.

"Melon montok apanya, itu hanya Melon gagal panen, hahahaha..."

"Melon gagal panen, kau gila hah!? coba lihat dengan jelas!!" kesal Dita sambil membusungkan dadanya.

"Jelas jelas ini kualitas premium kau malah bilang gagal panen, hah... dasar pria sunting!!!" kesal Dita.

"idih, gagal panen ya gagal panen, jangan sok premium, perempuan mesum!!" ejek Asher sambil memalingkan wajahnya. Dia malah di buat malu dengan kelakuan absurd Dita yang kesal karena harta nasional miliknya disebut gagal panen.

"Mesum!? kau yang mesum, lihat lihat dada orang, dasar gak jelas!!!" ketus Dita sambil merapatkan kepala si bayi untuk menutupi dadanya.

"ngapain di tutup, dah kelihatan juga, gak menarik, melon gagal panen, kecil seperti tomat hihihi...." Asher tertawa cekikikan sambil terus menggoda gadis itu.

Dita menghela nafas kesal, baru kali ini dia bertemu lawan sepadan yang tidak bisa dia kalahkan.

"Awas kau nanti, dasar pria mesum, otak mesum, otak kotor!!!" geram Dita.

"Heleh... mesum apanya, kau juga melihat ini, seksoi kan!??" celetuk Asher menunjuk dadanya dengan dua gundukan kecil di sana sambil tersenyum genit dan mengedipkan sebelah matanya.

"Ya Tuhan, aku baru saja bertemu manusia terburuk di muka bumi ini, yang benar saja, darimana kepercayaan diri itu datang!!!" ucap Dita sambil menutup matanya tak percaya dengan apa yang dilakukan Asher.

"Hahahaha... kau kalah kan? jangan coba melawanku, hahahhahaha....." Asher tertawa terbahak-bahak.

"Dasar pria aneh, pantas kau diselingkuhi!!" ketus Dita.

Sekali ucap, Asher langsung skakmat dan mulut nya yang tadinya tertawa langsung dibungkam dengan kata kata pedas gadis itu.

Dita malah terdiam saat kata katanya yang kasar itu dia sadari.

"Ehh..." gadis itu mengulum bibirnya dan menatap Asher yang sudah memasang wajah datar dan dingin.

"Ma..maaf, aku tidak bermaksud... ma..maafkan aku, aku salah, tidak seharusnya aku kelewatan!!" ucap Dita yang spontan meminta maaf karena sudah kelewat batas.

Asher terus menatapnya dengan tatapan dingin dan datar. Hal ini malah membuat Dita semakin gugup dan takut, dia salah bicara, tak sepantasnya dia mengatakan hal itu.

Karena tak ada seorang pun yang pantas untuk dikhianati oleh pasangan yang dicintai.

"Ma... maafkan aku, aku salah, aku tidak seharusnya bicara begitu," ucap Dita lagi sambil menatap Asher dengan wajah penuh penyesalan.

"Aku hanya terbawa emosi, tidak ada seseorang yang pantas diselingkuhi, atau dikhianati, maafkan aku," pinta gadis itu lagi dengan nada memaksa.

Tetapi Asher terus diam, dia menunduk, jelas sekali pria itu marah di depan Dita.

"Ya ampun bibirku ini, sekalinya keluar lambe malah jadi bikin masalah, aduhhh gimana nih, dia pasti marah, aku salah, dasar Dita bodoh!!!" gadis itu merutuki dirinya sendiri.

Dia terus menatap Asher dengan wajah menyesal.

Pletak!!!!

"Arkhhh!!!! saaakkit!!!!" pekik Dita saat satu sentilan maut mendarat di kening gadis itu, sampai membuatnya memekik kesakitan bahkan otaknya bergoyang goyang manja di dalam kepalanya.

"Otakku hampir keluar, sakit tahu!!!" gerutu Dita.

"Makanya bibir itu dijaga ngomongnya, dasar cerewet, mana ada orang yang pantas diselingkuhi, dasar tukang berkelahi!! rasakan itu bwahahhahaha...." Asher tertawa terbahak-bahak.

Dikira dia marah ,nyatanya dia sedang menyiapkan balas dendam instan dengan menyentil kening Dita dengan keras.

Dita mendengus, tetapi setidaknya dia bersyukur karena Asher tidak marah.

"Hishhh ya maaf, aku memang salah, tapi ini sakit goblok, mesum tak punya otak!!!" ketus Dita.

"Ishshhh bibirnya gak bisa ngomong bener apa, di depan anak anak loh kamu!" tegur Asher sambil melirik bayi yang ada dalam pelukan mereka.

"Ehh maaf, salah lagi!!!" ucap Dita panik.

Hingga...

Oweekkk.... oweekkk... owekkk!!

Bayi laki laki itu menangis histeris begitu dia bangun . Tubuhnya langsung memerah, aliran darahnya berjalan dengan stabil karena suhu tubuhnya kembali.

"Dia telah melewati masa kritis, kita harus bawa ke rumah sakit sekarang!!" ucap Dita sambil tersenyum memeluk anak itu.

Asher mengangguk, dia melepaskan selimut itu dari tubuhnya, lalu membungkus Dita dan bayi itu dalam selimut.

"Ayo kita pergi, naik mobilku saja!!!" ucap Asher.

Dita mengangguk paham. Asher membawa perlengkapan bayi di tas tadi, sedangkan Dita berjalan di sampingnya sambil dirangkul oleh pria itu menuju lantai bawah.

Tak lupa Asher memakai kaosnya lalu pergi ke luar.

"Dia harus selamat, dia pasti akan selamat!!!" ucap Asher.

.

.

.

Like, vote dan komen 🤗