Dilarang boom like dan plagiat !!!
Zanna Allisya, seorang wanita yang baru beberapa bulan menyandang status seorang istri harus rela berpisah dengan suaminya dikarenakan pekerjaan.
Terpisah jarak, bukanlah hal yang sulit untuk Zanna dan juga suaminya. Sejak pacaran, mereka memang sering menjalani hubungan jarak jauh hingga tidak ada bedanya dengan saat ini.
Namun, lama-kelamaan. Sikap suami Zanna mulai berubah membuat dia merasa tidak nyaman dan juga dipenuhi oleh kecurigaan.
Bagaimanakah perjalanan rumah tangga Zanna selanjutnya?
Akan kah kecurigaannya terbukti benar, atau ada hal lain yang menyebabkan suaminya berubah?
Yuk, ikuti kisah perjalanan Zanna yang penuh dengan kejutan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 8. Kebenaran Apa, Ini?
Akhirnya mereka semua berkumpul di ruang tamu dan duduk di tempat masing-masing. Tentu saja suasana menjadi sangat menegangkan, membuat siapa saja yang ada di tempat itu menjadi gelisah tidak menentu.
Calvin terus melirik ke arah Zanna yang saat ini sedang melihat lurus ke depan, tepat berhadapan dengan Rere. Sementara itu, Rere sendiri terus menundukkan kepalanya karena tidak sanggup untuk berhadapan dengan Zanna.
"Mau sampai kapan kau diam, Calvin? Apa sampai aku menghancurkan tempat ini?" ucap Zanna dengan sinis sambil melirik ke arah Calvin.
Glek.
Calvin menelan salivenya dengan kasar. "Ti-tidak, Sayang. Aku, aku hanya takut kalau kau nanti akan marah padaku."
"Jangankan nanti, sekarang saja aku sudah ingin sekali membunuhmu, Calvin."
Glek.
Semua orang yang ada di ruangan itu langsung merinding ngeri dengan apa yang Zanna ucapkan, termasuk Lasmi yang sebenarnya tidak tau apapun tentang semua ini.
"Sebenarnya ada apa ini, Calvin, Rere? Kenapa kalian jadi seperti ini?" tanya Lasmi dengan bingung. Dia menggenggam tangan sang putri membuat Rere langsung terisak.
"Maaf, maafkan aku. Semua ini adalah salahku," lirih Rere.
Zanna mengepalkan kedua tangannya dengan geram. Saat ini dia ingin mendengar alasan mereka, bukannya tangisan yang tidak penting seperti itu.
"Cepat jelaskan semua ini sebelum aku hilang kesabaran, Calvin!" teriak Zanna membuat tubuh semua orang terlonjak kaget. Wajahnya sudah merah padam menahan amarah yang sejak tadi menguasai jiwa dan raga.
Dengan cepat Calvin merapatkan tubuhnya ke tubuh Zanna dengan wajah panik. "Sa-Sayang. Maafkan aku, aku, aku harus menikah dengan Rere."
Deg.
"A-apa?" Zanna menatap Calvin dengan tatapan tidak percaya. Matanya membulat sempurna dengan mulut yang juga terbuka. "A-apa, apa kau sudah gila?"
Calvin menggelengkan kepalanya dengan wajah sendu. "Aku terpaksa, Sayang. Aku terpaksa harus menikah dengannya karna sudah berjanji pada almarhum ayahnya untuk selalu menjaga-."
Zanna langsung mengangkat tangannya agar Calvin menghentikan apa yang ingin laki-laki itu katakan. "Kau, kau bilang terpaksa harus menikah dengan dia?" Zanna menunjuk tepat ke arah Rere yang saat ini terisak dalam pelukan sang ibu.
"Jawab aku, Calvin!" teriak Zanna lagi yang langsung dijawab dengan anggukkan kepala laki-laki itu.
"Maafkan aku, Sayang. Aku, aku hanya bermaksud untuk membantu mereka saja. Aku tidak ada perasaan apapun padanya, aku benar-benar hanya membantu,"
"Membantu dengan cara menikahinya, begitu maksudmu?" Zanna menatap suaminya dengan tidak percaya. Bagaimana mungkin laki-laki itu bisa hilang akal seperti ini?
Calvin terdiam. Dia bingung harus mengatakan apa lagi pada Zanna, karena dia sudah terlanjur berjanji pada almarhum ayah Rere untuk menikahi wanita itu.
Lasmi yang sejak tadi diam mulai angkat suara. "Sebenarnya siapa wanita ini, Nak Calvin? Kenapa kalian seperti ini?"
Zanna langsung tersenyum miris. "Anda masih bertanya siapa aku padahal sudah melihat semuanya?" Dia merasa kalau semua orang yang ada di dalam ruangan ini benar-benar sudah gila. "Kalau gitu dengarkan aku baik-baik-"
"Sayang, biar aku saja yang-"
"Diam kau, Calvin!" Zanna menghempaskan tangan laki-laki itu yang ingin meraih tangannya.
"Semua ini salahku, Mbak. Biar aku yang bicara pada Ibu, aku-"
"Kau juga diam, dasar wanita tidak tau diri!"
Deg.
Rere langsung menutup mulutnya saat mendengar ucapan Zanna, sementara wanita itu menatapnya dengan tajam.
"Sebenarnya wanita seperti apa kau, yang masih berani bicara di depan wanita yang sudah kau sakiti, hah?" Zanna mengepalkan tangannya dengan erat, dadanya naik turun menahan emosi yang sedang membakar hatinya saat ini.
"Sayang, dengarkan aku dulu,"
"Cukup, sudah cukup!" teriak Zanna sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Dia sudah bersabar karena ingin mendengar penjelasan dari Calvin, tetapi apa yang dia dapatkan? Mereka seolah-olah sedang mempermainkannya.
"Baiklah, teruskan saja apa yang ingin kalian lakukan." Zanna segera menyambar tasnya yang ada di atas meja dan beranjak pergi dari tempat itu.
Tentu saja Calvin langsung mencekal tangan Zanna, dan tidak memperbolehkan wanita itu untuk pergi.
"Lepaskan aku." Dia memberontak saat Calvin memeluk tubuhnya dengan erat.
"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu pergi, Sayang,"
"Apa lagi yang kau inginkan, Calvin? Cepat lepaskan aku dan urus saja wanita itu, bukanlah kalian akan menikah?" ucap Zanna dengan getir. Hatinya sangat sakit bak teriris sembilu saat mengeluarkan kata-kata yang seperti racun dalam hatinya.
"Tidak, Sayang. Aku mohon dengarkan aku dulu." Calvin lalu melihat ke arah Rere dan langsung menyuruh wanita itu untuk keluar dari apartemennya, sekaligus membawa Lasmi juga.
"Tapi Mas-"
"Keluar, Rere!" bentak Calvin membuat Rere katakutan, wanita itu segera keluar dengan membawa ibunya juga.
Zanna memberontak dengan kuat sampai membuat pelukan laki-laki itu terlepas. "Kenapa, kenapa kau mengusirnya, Calvin?" Dia tersenyum dengan sinis.
"Sayang, aku mohon dengarkan aku dulu." Calvin mencoba meraih tangan Zanna tetapi wanita itu kembali menepisnya.
"Mendengar ucapan tidak masuk akalmu, begitu?" sinis Zanna.
Calvin mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku yang sudah menyebabkan ayahnya Rere meninggal."
"Apa?" Zanna terlonjak kaget saat mendengar apa yang Calvin katakan.
"Ya, Zanna. Aku yang sudah menyebabkan ayah wanita itu tiada." Calvin menghela napasnya dengan kasar. "Aku tidak sengaja menabraknya saat pulang kerja beberapa bulan yang lalu, dan sejak saat itu dia mengalami koma."
Zanna tercengang dengan apa yang Calvin katakan. Seluruh tubuhnya mendadak jadi kaku, dengan napas yang seakan tercekat ditenggorokan.
"Diakhir hayatnya, dia memintaku untuk menjaga Rere. Dia juga memintaku untuk menikahinya."
•
•
•
Tbc.
zanna cuman dimanfaatin aja.
smoga aja cepet terbongkar
brti mrmnag sdh direncanakan mereka berdua
sukses selalu ya thor