NovelToon NovelToon
Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Poligami / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Akibat kesalahannya di masa lalu, Freya harus mendekam di balik jeruji besi. Bukan hanya terkurung dari dunia luar, Freya pun harus menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari para sesama tahanan lainnya.

Hingga suatu hari teman sekaligus musuhnya di masa lalu datang menemuinya dan menawarkan kebebasan untuk dirinya dengan satu syarat. Syarat yang sebenarnya cukup sederhana tapi entah bisakah ia melakukannya.

"Lahirkan anak suamiku untuk kami. Setelah bayi itu lahir, kau bebas pergi kemanapun yang kau mau."

Belum lagi suami teman sekaligus musuhnya itu selalu menatapnya penuh kebencian, berhasilkah ia mengandung anak suami temannya tersebut?


Spin of Ternyata Aku yang Kedua.

(Yang penasaran siapa itu Freya, bisa baca novel Ternyata Aku yang Kedua dulu ya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Erin

Freya kini telah berada di mobil yang dikendarai Erin sendiri. Tak butuh waktu lama, hanya dalam 1x24 jam saja, Erin sudah bisa membawa Freya keluar dari lapas tempatnya ditahan selama satu tahun ini.

Namun sebelum itu, Erin telah menekankan kalau perjanjian ini hanya berjalan sampai ia berhasil melahirkan anaknya saja. Setelah berhasil, Erin meminta Freya pergi sejauh-jauhnya dan melupakan kalau ia pernah mempunyai seorang anak.

Bukan hanya itu, Erin juga menekankan kalau ia harus selalu mengingat statusnya. Ia harus sadar diri dan tidak terbawa perasaan. Ia hanya berstatus ibu pengganti, bukan istri sebenarnya. Jadi ia dilarang menggunakan perasaan dalam hubungannya dengan suaminya kelak.

"Freya, sebelum aku membawamu ke rumah, aku beritahukan padamu, bahwa kesepakatan ini hanya berlangsung sampai kau melahirkan anak suamiku. Setelah anak itu lahir, kau wajib menyerahkannya pada kami. Kau tidak bisa menuntut hak mu sebagai seorang ibu sebab sejak anak itu lahir, anak itu akan berstatus menjadi anak kami, anakku dan suamiku. Begitu pula di dokumennya kelak hanya ada namaku dan suamiku sebagai ibu dan ayahnya. Jadi, setelah melahirkan, aku minta kau pergi jauh-jauh dari hidup kami. Lupakan kalau kau pernah melahirkan anak untuk kami. Toh kamu juga sudah berstatus janda, jadi tak masalah kalau anumu telah longgar karena pernah melahirkan." Ucap Erin cukup frontal membuat Freya terbelalak. Ia tak menyangka, Erin yang kerap bersikap anggun dan berkelas pun bisa mengatakan hal seperti itu.

"Oh ya, ini yang paling penting, kau dilarang mencari perhatian suamiku. Sok baik, apalagi menggodanya. Ingat statusmu. Kau hanyalah ibu pengganti. Kau aku tebus mahal-mahal untuk melahirkan anak suamiku. Bukan untuk menjadi istri sesungguhnya. Jangan tunjukkan sikap murahanmu pada suamiku. Jangan menjadi jalaaang dengan menggodanya. Bila sampai kau lakukan itu, aku takkan segan-segan memberikanmu pelajaran. Kau paham?" Tegas Erin benar-benar kasar. Dada Freya mendadak berdenyut sakit mendengar kata-kata yang Erin ucapkan.

Freya jadi bertanya-tanya, benarkah keputusan yang ia ambil ini? Mengapa ia mendadak ragu? Apalagi setelah mendengar kata-kata Erin yang seperti begitu menganggapnya rendah. Ia sudah seperti manusia paling hina di hadapan Erin.

"Kau paham tidak?" sentak Erin mengejutkan Freya yang sejenak termangu dengan pergulatan batinnya.

"Pa-paham. Aku paham." Jawab Freya gelagapan saat Erin menyentaknya di cafe yang kala itu tengah ramai. Saat ini memang mereka sedang membahas masalah kesepakatan mereka di sebuah cafe yang tak jauh dari lapas.

"Aku tegaskan sekali lagi, jangan pernah menggoda suamiku. Jangan menggunakan perasaan karena kau tak pantas, dengar ... tak pantas. Kau sangat-sangat tak pantas. Kau harus sadar diri, kau tak lebih dari wanita murahan yang suka mengobralkan diri dengan orang-orang kaya. Selain janda, kau juga mantan narapidana. Andai tak ada aku, aku yakin tak lama lagi kau akan membusuk di dalam sana." Lagi, Erin memperingatkan Freya dengan cukup kasar. Namun ia mencoba tenang dan menelan mentah-mentah penghinaan itu. Seandainya ia bisa mendapatkan perlakuan yang baik di dalam penjara, sebenarnya ia lebih memilih mendekam di dalam sana.

Hanya kata seandainya, seandainya, seandainya saja yang berkecamuk dalam benak Freya.

Namun segalanya telah terjadi. Freya hanya perlu menjalani. Semoga ia dapat menjalaninya dengan baik. Semoga ia dapat memberikan apa yang Erin inginkan, setelahnya ia akan pergi sejauh-jauhnya. Menjauh dari semua orang, terutama yang mengenalnya. Ia akan memulai hidup baru di tempat yang baru, yang tiada satupun mengenalnya. Itu merupakan sebuah harapan yang kini terpatri jelas dalam benaknya.

Namun satu hal yang ia lupa, akankah ia rela memberikan anaknya kelak bila telah lahir?

Selesai menjelaskan apa-apa yang tidak boleh ia lakukan, Erin pun akhirnya membawa Freya ke rumahnya.

Setibanya di rumah, Erin langsung memperkenalkan Freya pada para pelayannya dan menunjukkan kamarnya.

"Bi Asih, perkenalkan, dia adalah Freya. Dia akan akan saya jadikan ibu pengganti ah maksudnya ia akan mengganti saya hamil anak mas Abi. Jadi tolong awasi dia jangan sampai menggoda suamiku. Tugasnya hanya mengandung dan melahirkan anak kami serta menuruti perintahku. Bilang sama yang lain. Oh ya, statusnya sama seperti kalian jadi kalian tak perlu mengistimewakannya. Mengerti?" tegas Erin membuat Freya membeliakkan matanya.

'Status kami sama? Artinya aku pun tak lebih dari seorang pembantu? Pembantu untuk melahirkan anak majikan lebih tepatnya.' Freya meringis pilu. Kehidupan nyaris sempurnanya kini berbanding 180°. Mungkin inilah yang orang-orang katakan, hidup itu bagaikan sebuah roda, kadang di atas dan kadang di bawah. Bila dulu ia pernah merasakan kehidupan mewah dan lebih dari kata cukup, maka kini sebaliknya.

Namun Freya mencoba menjalaninya dengan sabar. Mungkin ini adalah karma dari perbuatan jahatnya di masa lalu.

Seketika ia teringat saat Erin menyebut nama suaminya.

'Abi ... mas Abi. Jadi nama panggilannya itu. Apakah aku mengenalnya? Kira-kira bagaimana sikapnya ya? Bagaimana kalau dia tidak terima harus berdekatan denganku? Bagaimana kalau ia tak mau aku hamil anaknya? Ya Tuhan, kenapa takdir hidup ku rumit seperti ini? Ah , jangan mengeluh Freya. Jalani saja semuanya. Semuanya hanya sementara. Setelah apa yang mereka inginkan berhasil mereka dapatkan, maka kau akan segera melepaskan diri dari sini dan pergi sejauh-jauhnya.'

"Bik Asih, kau mengerti?" tegas Erin lagi saat bi Asih justru terbengong mendengar apa yang ia ucapkan.

"Eh i-iya, nyonya. Saya-saya mengerti." Jawab bi Asih gelagapan.

"Sekarang bawa di ke kamar paviliun belakang. Ingat, jangan berkeliaran di rumah ini dan jangan coba-coba untuk kabur. Bila sampai kau coba untuk kabur, aku takkan segan-segan mengembalikanmu ke dalam penjara." Sinis Erin membuat bi Asih dan beberapa pelayan lainnya membeliakkan matanya.

'Apa? Mengembalikannya ke dalam penjara? Apa nyonya mengambil perempuan itu dari dalam penjara? Tapi kenapa harus perempuan itu? Bukankah ada banyak perempuan lain yang bisa dia gunakan?' gumam Asih dalam hatinya. Ia tak menyangka, perempuan yang Erin bawa merupakan seorang tahanan. Bi Asih jadi bertanya-tanya, sebenarnya siapa Freya dan mengapa Freya bersedia memenuhi permintaan gila nyonya mudanya itu.

Bagaimana tak gila, bisa-bisanya seorang istri meminta wanita lain mengandung anak suaminya.

'Bener-bener edan.' rutuk Bi Asih dalam hati.

Setelah mengatakan itu, Erin pun segera meminta bi Asih mengantarkan Freya ke kamarnya.

"Sudah pergi sana. Bawa dia ke belakang, bi. Suruh dia mandi yang bersih. Aku tak mau dia membawa kotoran dari penjara ke rumah megah ku ini."

Setelah mengucapkan kata-kata bernada ejekan itu, Erin pun segera naik ke lantai atas dimana kamarnya berada.

"Non Freya mari non, ikut bibik." Ujar bik Asih.

Freya mengulum senyum. Bila dulu ia sering ketus dengan pelayannya, kini dia sudah bisa bersikap lebih baik. Toh status mereka kini sama. Lagipula ia memang sedang berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

"Baik bi.Oh ya, Freya belum memperkenalkan diri secara langsung sama bibik, aku Freya. Mohon bantuannya ya bi selama saya di sini." ucap Freya sambil mengulas senyum.

"Iya non, nama bibik Asih. Di sini ada beberapa pembantu lagi, namanya Ana dan Mina. Terus tukang kebun sekaligus penjaga rumah pak Sukri. Ada sopir tuan juga pak Yanto. Nanti bibi kenalin deh. Ya udah yuk ayo, kita ke belakang. Non bersih-bersih aja dulu biar nggak kena semprot nyonya.Hehehe ... " Bi Asih nyengir kuda. Namanya mengingat Freya pada perempuan yang kerap menyiksanya di dalam lapas. Semoga saja, hanya namanya saja yang mirip, tapi sifat dan sikap tidak. Entah ia harus bagaimana bila lagi-lagi ia harus mengalami kekerasan di sini.

Bi Asih pun mengajak Freya ke paviliun belakang. Di belakang rumah itu, ternyata terdapat sebuah rumah kecil. Menurut bi Asih dulu para pelayan di tempatkan di sana, tapi repot saat akan memanggil, tidak bisa cepat. Sebab terlalu berjarak. Alhasil, rumah itu dikosongkan sebab mereka diminta menghuni kamar belakang yang ada di dekat dapur. Kamar itu pun diperuntukkan untuk para pelayan.

Rumah itu memang kecil, hanya ada satu kamar dan satu kamar mandi di dalamnya. Namun karena di kelilingi kebun, rumah itu jadi terlihat asri.

Namun sayang, saat masuk ke dalam sana, ternyata rumah itu belum dibersihkan. Bi Asih meminta maaf sebab belum sempat membersihkannya.

"Nggak apa-apa, bi. Aku bisa bersih sendiri kok. Bibi kembali aja rumah utama, takutnya Erin manggil." Ucap Freya lembut.

"Ya udah, non bibik tinggal dulu ya. Nanti kalau ada waktu luang, bibik ke sini lagi buat cerita-cerita." Ujar bik Asih seraya mengulas senyum dan mengusap pundak Freya.

"Iya bi. Makasih ya. Kayaknya nanti aku bakal sering repotin bibik deh."

"Oalah, nggak apa-apa. Kayak sama siapa wae." Sahut Bi Asih. "Bibi ke depan dulu ya. Kalau ada butuh apa-apa, ke dapur aja. Bibi nggak pernah jauh-jauh dari dapur yang tadi."

Freya mengangguk. Ia pun segera masuk ke dalam rumah setelah melihat Bi Asih pergi.

"Bismillahirrahmanirrahim. Aku bisa. Ya, aku bisa." Ucapnya untuk memotivasi diri.

Sebelum membersihkan diri, Freya pun mengambil sapu dan sekop yang teronggok di sudut rumah. Ia pun mulai membersihkan rumah itu. Ia bukan hanya menyapu lantai, tapi juga membersihkan kaca, jendela, sudut-sudut ruangan, lalu mengepelnya. Bila dulu ia paling tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi semenjak menjadi penghuni lapas, semua pekerjaan yang tak bisa ia lakukan, mulai bisa ia kerjakan sendiri. Tak ada alasan untuk bermalas-malasan. Kini bersih-bersih merupakan sebuah pekerjaan yang biasa saja baginya. Ternyata penjara memberikan pelajaran yang berharga padanya.

"Ahhh, akhirnya beres juga!" gumamnya puas saat melihat rumah yang tadi tampak berantakan dan berdebu, kini telah bersih. Tinggal mencuci perabotan yang ada di dalam saja. Entah bagaimana ia makan nanti, bergabung dengan para pelayan di rumah besar, atau harus menyiapkan sendiri. Freya belum mau memusingkannya.

Setelah bersih-bersih, ia pun segera mengambil handuk yang ia bawa dari penjara dan segera mandi. Tidak seperti kamar mandi lamanya yang berada di dalam kamar, kamar mandi di rumah ini ada di dekat dapur. Jadi ia mengunci rapat rumah itu terlebih dahulu agar tidak ada yang masuk saat ia sedang mandi.

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

1
Miryam Toressy
Riyan,...jadian aja sama Zoya,... bereskan 😍😍😍😍
Diyah Makhmudiyah
sangat bagus
Ratu Yuliana
Luar biasa
Miryam Toressy
Lumayan
Miryam Toressy
Kecewa
Miryam Toressy
pasti Ana,...😍😍😍
Miryam Toressy
Salah sendiri,... 😍😍😍
#ayu.kurniaa_
.
Ratna Dewi
Alhamdulillah.... bahagia kabeh...
Ratu Fadira
sepertinya ibu abi baik
Ratu Fadira
kasian freya walaupun dulunya dia jahat krn obsesi tp kan sdh tobat dia, semoga dpt kebahagiaan ya fre
syamil mauza
nama calon besan hampir mirip ,, kirain typo
syamil mauza
kasian ya Tirta padahalkan niatnya cuma ngebantu,, jangan judes² neng ana entar ditinggal kejer baru tau ras
Ratna Dewi
Ya ampuuunn..maap Bang Haji...
syamil mauza
kocak bgt sih neneknya Tirta,seru pasti klo dirumah ada "neli"
syamil mauza
ANA kah yg diliat tirta
syamil mauza
Tirta,, Tirta ,, bener² Lo ye, anak orang apa panas dingin
syamil mauza
yang sabar ya Freya,, nanti Abi pasti malah bucin deh
syamil mauza
Tirta aq padamu
Elicia Yeung
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!