Apakah masih ada cinta sejati di dunia ini?
Mengingat hidup itu tak cuma butuh modal cinta saja. Tapi juga butuh harta.
Lalu apa jadinya, jika ternyata harta justru mengalahkan rasa cinta yang telah dibangun cukup lama?
Memilih bertahan atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Kencan
Dering handphone membuat Doni dan ibunya kaget. Laki-laki itu mengernyitkan dahi ketika melihat nama Mala yang tertera di layar handphonenya.
"Hallo sayang." ucap Doni.
"Hallo mas. Kamu tidak pulang kesini?"
Sebenarnya Doni malas mau pulang ke rumah Mala, karena ia yakin disana tidak bisa bebas berbalas pesan dengan Siska.
"Aku masih lembur sayang, mungkin nanti aku pulang ke rumah ibu saja. Aku tidak mau mengganggu istirahat mu."
"Oh, ya sudah kalau begitu. Kamu hati-hati ya mas nanti pulangnya."
"Iya sayang. Terima kasih perhatiannya. Kamu juga jangan lupa minum obat. Biar cepat sembuh." ucap Doni pura pura perhatian.
"Iya mas, terima kasih sudah diingatkan."
Tak lama kemudian, setelah telepon dari Mala, kini panggilan telepon dari Siska. Dengan semangat 76, Doni segera mengangkat telepon itu. Bahkan ia justru mengganti dengan mode video call.
Mata Doni membulat sempurna, ketika melihat Siska memakai baju kurang bahan. Sehingga memperlihatkan gunung dan segala aset berharganya.
"Hai mas Don." sapa Siska dengan senyum sumringah.
"Ha_hai Siska." sapa Doni yang justru terdengar bergetar, sehingga mengundang tawa renyah dari bibir merah Siska.
"Kenapa suaramu gemetar seperti itu mas? Aku Siska lhoh, bukan hantu. Jangan takut." ucap Siska di sela-sela tawanya.
"Ah, iya kah? Aku bergetar bukan karena takut. Tapi karena terkejut melihat penampilan mu yang mempesona."
"Ah, kamu bisa saja mas. Di rumah kamu justru lebih sering melihat yang lebih dari ini kan?" goda Siska dengan manja. Bahkan ia terlihat mengusap tengkuknya dan badannya menggeliat bak seekor ulat kepanasan.
"Iya kamu benar. Tapi aku hanya melihat, dan tidak bisa merasakan seutuhnya. Karena kamu tahu sendiri, seperti apa keadaan istriku." Doni berpura-pura sedih.
"Haduh, maaf ya mas. Aku jadi tidak enak dengan mu. Sudah memperlihatkan aurat ku. Tapi bagaimana lagi, penampilan ku di rumah sehari-hari di rumah memang begini."
"Iya, tidak apa-apa Siska. Pasti beruntung suami yang bisa mendapatkan kamu."
"Ah, tapi sayangnya ngga ada yang mau sama aku. Dan justru aku iri sama istrimu. Bisa mendapatkan suami sebaik mas Doni."
Sebenarnya keduanya sama-sama senang ketika di puji. Sehingga keduanya terus mengeluarkan ucapan gombal bak anak ABG.
Percakapan terus saja berlanjut, hingga mencapai sebuah kesepakatan, yakni malam itu keduanya kembali berkencan.
Keduanya menutup teleponnya dan bergegas mandi, lalu berdandan sebaik mungkin. Kali ini Doni menjemput Siska di kos-kosannya.
"Sepertinya ada job lagi nih." tebak temannya Siska sambil memperhatikan dirinya yang tengah memoles wajahnya dengan bedak.
"Iya dong. Makanya kamu juga harus operasi plastik, agar pelanggan datang kembali." ucap Siska sambil memoleskan lipstik berwarna merah menyala ke bibir tebalnya yang tebal bak Angelina Jolie.
Tak berselang lama, terdengar suara klakson mobil.
"Itu pasti pelanggan ku. Bye Mona." Siska menyambar tasnya, lalu melambaikan tangan ke arah temannya yang tengah berguling di tempat tidurnya.
Mata Doni membulat sempurna ketika lagi-lagi melihat Siska berpenampilan yang aduhai, bak cabai merah.
"Maaf ya mas, lama menunggu." ucap Siska berpura-pura malu.
"Oh, tidak apa-apa Sis. Ayo silahkan masuk." dengan ramah Doni membukakan pintu untuk Siska dan mempersilahkan wanita itu masuk.
Saat hendak masuk ke mobil, mata Doni menangkap siluet bentuk tubuh Siska yang terlihat menggoda.
Karena baju yang di pakai Siska semakin naik ke atas, sehingga memperlihatkan ayam goreng Upin Ipin nya yang putih mengkilap.
Dengan susah payah Doni menelan saliva. Sebelum akhirnya ia masuk.
"Ternyata naik mobil mewah itu memang enak ya mas." cetus Siska sambil memindai seisi ruang mobil.
"Ah, kamu bisa saja Sis. Ini hanya mobil rongsokan kok. Harganya juga murah." ucap Doni berpura-pura merendah.
Padahal ia sangat senang ketika diberi mobil oleh papa mertuanya yang bernilai sekitar 1 milyar itu.
Sedangkan Siska semakin membulatkan kedua bola matanya, ketika Doni berkata seperti itu.
'Mobil sebagus ini di bilang mobil rongsokan? Pasti mas Doni beneran anak orang kaya. Lebih baik aku menjadi simpanannya saja. Biar ketularan hartanya. Dan aku tak perlu capek-capek mencari pelanggan di club' malam.' batin Siska penuh ambisi.
Mobil akhirnya sampai di sebuah pusat perbelanjaan. Dengan sigap Doni kembali membukakan pintu untuk Siska. Dan wanita itu keluar bak sosialita. Kaca mata hitam bertengger di hidung mancungnya hasil operasi plastik tiga Minggu lalu.
Ia berpura-pura keseleo. Lalu dengan sigap Doni menahan tubuhnya.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Doni dengan penuh perhatian.
"Tidak apa-apa kok mas." ucap Siska.
"Ya sudah, sebaiknya kamu pegangan tangan ku. Agar tidak jatuh seperti tadi."
Siska mengangguk sambil menyunggingkan senyum. Dan keduanya berjalan memasuki mall tersebut.
. y.. benar si kata Mahes klo pun hamidun lg kan ada suami yg tanggung jawab,... 😀😀😀
alhmdulilah akhirnya, Doni dan Siska bisa bersatu, nie berkat mbak ipah jg Doni dan Siska menyatu... d tunggu hari bahagianya... 🥰🥰🥰👍👍👍
tebar terus kebaikanmu... Siska, bu Mirna dan Doni syng padamu, apalagi Allah yg menyukai hambanya selalu bersyukur... 😘😘😘😘
nie yg akhirnya d tunggu, masya Allah kamu benar 2 sudah beetaubat nasuha, dan kini kamu bahkan membiayai perobatan bu Mirna dan jg menjaganya... tetaplah istiqomah Siska... 👍👍👍😘😘😘