Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Do'akan Saja ~ Devan
Hidup dan tinggal di negeri orang serta jauh dari keluarga ternyata tidak terlalu sulit bagi Nadia, mungkin karena dikelilingi oleh orang-orang yang sangat baik padanya. Belum ada kesulitan yang terlalu besar karena Devan serta Manda dan Chris selalu membantunya. Mereka juga banyak mengenalkan Nadia pada beberapa orang mahasiswa Indonesia di Oxford dan juga mengajaknya untuk bergabung di perkumpulan mahasiswa Indonesia.
Meski sebenarnya sudah ada rasa rindu pada kedua orang tua, adik-adik, serta keluarganya, tetapi masih bisa terobati karena komunikasi yang mereka lakukan setiap hari. Ayah Reno dan Bunda Siska serta Hendra dan Hendri tidak pernah absen untuk menghubunginya setiap hari. Padahal mereka harus menyesuaikan waktu yang berbeda cukup jauh. Apalagi saat ini Nadia sudah mulai berkuliah dan lebih sering pulang di sore hari dan di Indonesia tentu saja hampir tengah malam. Nadia benar-benar beruntung memiliki orang tua dan keluarga yang selalu memberikan perhatian dan dukungan atau apa yang dia pilih dan menjadi keputusannya.
Hari ini, tepat tiga bulan Nadia tinggal di Oxford dan sudah dari dua minggu yang lalu dia memulai kegiatan perkuliahannya. Selama dua minggu itu juga dia harus mulai terbiasa beradaptasi dengan teman-teman kelasnya yang berasal dari berbagai negara dan hanya dia satu-satunya orang Indonesia. Walaupun begitu, Nadia tidak merasa kesulitan dan malah merasakan senang karena banyak kebudayaan dipelajarinya. Sayangnya, memang Nadia belum memiliki teman yang cukup dekat di kelas, jurusan, ataupun fakultasnya, hanya saling mengenal saja.
Ting.
Sebuah pesan masuk ke dalam pesannya dan itu adalah dari Devan. Pria itu memberikan kabar jika sudah berada di depan gedung apartemen.
// Nad, aku sudah di depan ya //
Sejak awal masuk kuliah hingga hari ini, Devan terus saja mengantar dan menjemputnya dengan alasan takut dirinya tersasar. Padahal Nadia sudah berusaha melarang karena merasa sudah bisa untuk sekedar pergi ke kampus sendiri. Hanya tinggal menaiki bus dari halte yang tidak jauh dari gedung apartemen dan butuh waktu lima belas menit untuk sampai kamu. Tapi, ya memang Devan yang terlalu mengkhawatirkannya dan tidak mau mendengarkan kata-katanya. Terlebih lagi setelah Bunda Siska menitipkan dirinya pada pria itu, maka Devan semakin tidak mendengarkannya.
Ya, beberapa kali memang Bunda Siska menghubunginya saat sedang bersama Devan sehingga mengetahui keberadaan pria itu. Bunda Siska sangat senang saat mengetahui Devan bersamanya dan langsung menitipkannya seperti anak kecil. Entah apa yang membuat sang ibu sangat menyukai dan percaya pada Devan, mungkin karena mereka sudah bersahabat sejak kecil. Bukan tidak senang sebenarnya, tetapi Nadia tidak ingin terus merepotkan dan ketergantungan pada Devan, itu saja.
// Aku akan segera keluar //
Setelah itu, Nadia segera menghabiskan susu dalam gelasnya lalu meraih tas miliknya dari atas kursi. Dia melangkah dengan cepat keluar dari apartemen karena tidak ingin membuat Devan terlalu lama menunggu.
***
Nadia melambaikan tangannya melihat Devan yang sedang berdiri di depan gedung apartemen dan pria itu pun tersenyum dengan membalas lambaian tangan itu. Nadia pun mempercepat langkahnya untuk menghampiri Devan.
" Aku lama ya? " ucap Nadia saat sudah berada di dekat Devan.
" Tidak juga kok " jawab Devan tersenyum.
Memang Devan belum terlalu lama menunggu karena Nadia pun keluar begitu cepat setelah dirinya mengirimkan sebuah pesan.
" Kalau begitu kita berangkat sekarang yuk. Kamu ada jadwal kuliah pagi kan hari ini? " ajak Nadia melihat jam di pergelangan tangannya.
Devan pun menganggukkan kepalanya karena memang satu jam lagi jadwal kuliahnya akan di mulai.
Kemudian, Devan dan Nadia berjalan beriringan menuju halte bus. Mungkin sekitar sepuluh menit lagi bus yang menuju kampus mereka akan datang. Bus itu juga yang banyak digunakan oleh para mahasiswa untuk pergi ke kampus.
Tanpa Nadia duga, ternyata di sana sudah ada Manda dan Chris yang sepertinya sedang menunggu bus juga untuk pergi ke kampus. Dari tatapannya, Nadia merasa tidak tenang karena dia yakin jika Manda akan diam saja saat melihatnya bersama Devan.
" Loh? Calon couple goals kita ternyata baru mau berangkat juga nih " ucap Manda berlagak terkejut saat melihat Devan dan Nadia.
Padahal mah Nadia sangat tahu jika Manda sengaja berbicara seperti itu untuk menggodanya. Memang temannya yang satu ini begitu bersemangat untuk menyatukannya dengan Devan, ya sepertinya tidak akan mungkin terjadi.
" Apa sih, Man? " ucap Nadia sembari melirik ke arah Devan di sampingnya.
Sebenarnya Nadia merasa tidak enak pada Devan jika Manda terus menggoda mereka seperti itu. Tapi, jika dilihat dari responnya pria itu sepertinya biasa saja dan malah tersenyum setiap Manda menggoda mereka.
" Nad, tapi memang kalau aku lihat-lihat, kalian berdua sangat cocok. Lebih baik cepat resmikan hubungan kalian seperti kami " ucap Chris yang juga ikut-ikutan menggoda mereka sembari merangkul pundak Manda.
" Iya kan, Babe? Mereka sangat cocok, kan? " lanjut Chris pada sang kekasih.
" He'em, mereka memang sangat cocok " jawab Manda tersenyum penuh arti.
Nadia memutar matanya malas dan memilih tidak merespon ucapan dari sepasang kekasih itu.
" Van, ditunggu kabar baik ya. Jangan terlalu lama digantung, perempuan itu butuh kepastian " ucap Manda pada Devan.
Sontak saja kedua mata Nadia langsung melotot karena mendengar ucapan Manda, tapi temannya itu tidak memperdulikannya sama sekali.
" Iya, do'akan saja ya " jawab Devan tersenyum.
Jawaban Devan itu sangat jauh dari perkiraan Nadia dan dia langsung menatap pria yang ada di sampingnya itu.
" Hah? Devan serius menjawab seperti itu? " batin Nadia cukup bingung dan tidak mengerti.
Sedangkan Manda langsung menyenggol lengan Nadia pelan dengan tatapan penuh arti dan senyum menggoda. Lagi-lagi Nadia hanya diam karena tidak ingin terus digoda oleh temannya itu.
Tak lama kemudian, bus yang mereka tunggu pun sampai. Devan dan Nadia serta Manda dan Chris segera masuk ke dalam bus tersebut karena tidak ingin sampai tertinggal dan terlambat sampai di kampus.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘