Kim Nana seorang wanita cantik yang usianya sudah 24 tahun tapi belum menikah-menikah. Setiap kali di suruh menikah ia pasti ia menolak, bukan tanpa alasan tapi karena ada seorang laki-laki yang ia cintai dan ia tunggu, namun bertahun-tahun di tunggu sang laki-laki itu tidak kunjung datang, entah laki-laki itu kemana? Nana juga tidak tahu.
Hingga suatu ketika Nana bertemu dengan anak SMA sebut saja brondong. Seketika kehidupan Nana berubah dratis, ikutin yuk perjalanan cerita Nana akan seperti apa akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maisy Asty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Akan Menikah Na
Jam menunjukkan pukul 1 siang, akhirnya Nana pulang dari sekolah dan langsung menuju ke Apartemen miliknya. Padahal ayah nya menyuruh untuk pulang ke rumah tapi Nana menolak, ia lebih suka sendirian di Apartemennya, ya biarpun kesepian tapi rasanya damai dan tentunya tidak mendengar ocehan sang ibu yang mulutnya pedas bag ibu tiri.
Saat hendak merebahkan tubuhnya, tiba-tiba pintu Apartemennya terbuka. Nana tahu siapa yang datang? Ya siapa lagi kalau bukan Angel? Hanya dia yang tahu kata sandi pintu Apartemen miliknya.
Melihat Angel tampak berseri-seri terlihat sangat bahagia, membuat Nana menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya?
"Angel, tumben banget datang tidak memberi kabar padaku?" tanya Nana, tapi Angel malah senyam-senyum.
Angel membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan posisi terlentang, Nana yang duduk di tepi ranjang ia menatap Angel semakin dalam. "Jangan-jangan Angel mulai gila karena laki-laki rahasianya," batin Nana dalam hatinya.
"Na, aku hari ini bahagia sekali," kata Angel terlihat dari tadi senyam-senyum mulu, untung saja itu gigi tidak kering.
"Bahagia kenapa?" tanya Nana penasaran.
Tiba-tiba Angel membenarkan posisinya menjadi duduk, lalu ia menghambur ke pelukan Nana dengan semangat. Membuat Nana semakin bingung, kena dedemit mana ini anak? Kok jadi peak gini, mana peluk-peluk lagi, sungguh risih sekali.
"Angel, geli ih," kata Nana karena Angel tidak biasanya memeluknya dengan erat, apalagi kali ini cukup lama.
Akhirnya Angel melepaskan pelukannya, lalu ia menatap Nana serius. Sungguh ada apa sih?
"Na, aku akan menikah dengan laki-laki rahasiaku, kita kan pacaran sudah bertahun-tahun, pacaran kita juga kamu tahu sendirilah Na, kan kita sudah sama-sama dewasa." Angel berbicara dengan tatapan berseri-seri, Nana tahu kali ini Angel sedang benar-benar bahagia.
"Kamu sudah yakin? Laki-laki rahasiamu seperti apa sih? Kok tidak di kenalin sama aku sampai saat ini?" tanya Nana, penasaran rasanya, seperti apa sih laki-laki rahasianya Angel? Katanya sih baik sekali, sangat tampan dan laki-laki itu katanya begitu mencintai Angel, entahlah benar atau tidak? Aku hanya mendengar cerita dari Angel saja.
"Aku sangat yakin Na, aku dan dia kan menjalani hubungan sudah lama," jawab Angel sembari senyam-senyum.
Nana mengangguk, iya memang Angel dan laki-laki rahasianya itu memang sudah lama menjalin hubungan, hanya saja sampai saat ini Nana tidak tahu seperti apa laki-laki rahasia Angel itu?
"Na, aku mau nanti pas aku nikah kamu menjadi pendampingku, ada Aida sama Ando juga nanti," kata Angel pada Nana.
Nana mengangguk, selama ini Angel adalah sahabat baiknya jadi di minta untuk menjadi pendamping saat pernikahannya ya Nana menerimanya dengan senang hati.
"Memang kamu nikahnya kapan?" tanya Nana, biar bisa ambil cutti ngajar takutnya pas bukan hari libur.
"Masih dua mingguan lagi Na, tapi untuk acara resepsi dan lain-lain sudah di urus semuanya oleh calon suamiku, oh iya hari aku mau ke butik langgananku, aku mau fitting baju pengantin, apa kamu mau ikut?" Angel menatap Nana dengan tatapan lembut.
"Tidak Njel, aku mau istirahat," tolak Nana dengan nada lembut.
Angel terdiam, dasar bodoh kenapa aku menawari Nana untuk ikut denganku? Untung saja dia menolak untuk ikut.
"Ya sudah Na, aku pergi dulu," pamit Angel dan langsung buru-buru pergi meninggalkan Apartemen milik Nana.
Nana mengangguk, dasar Angel datang tak di undang, pergi juga tidak nunggu di usir.
***
Angel dan laki-laki rahasianya akhirnya sampai di Butik langganan Angel, tatapan laki-laki itu begitu dalam pada Angel, kelihatan sekali kalau dia itu begitu mencintai Angel.
"Kamu tadi darimana?" tanya laki-laki itu pada Angel.
"Bertemu dengan Nana," jawab Angel cuek.
Laki-laki itu terdiam cukup lama, membuat Angel tampak sengit dengan tatapan kesalnya.
"Kenapa? Kamu merindukan dia? Temui saja! Tapi jangan harap aku mau menikah denganmu," tatapan Angel penuh dengan ancaman, membuat laki-laki dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Sayang, aku hanya mencintaimu, tidak ada yang lain di hati ini," jelas laki-laki itu dan senyum Angel kembali merekah bag bunga yang sedang mekar.
"Awas saja jika kamu masih berani memikirkan dia!" sebelum masuk ke dalam Butik, Angel kembali memberikan ancaman pada laki-laki yang sudah menjadi calon suaminya itu.
Laki-laki itu tersenyum kecil, lalu ia mengacak-acak rambut Angel dengan lembut. "Itu tidak akan sayang, kan di hatiku sudah ada kamu," katanya menggombal.
"Ingat, aku juga yang selalu muasin kamu," tatapan Angel menjadi nakal. Rasanya ingin mengajak laki-laki yang ada di hadapannya ini pulang, bukan tanpa sebab tapi karena ingin memadu kasih di atas ranjang. Padahal mereka belum halal, tapi ya tidak perduli akan hal itu juga.
"Sudah jangan berpikir macam-macam!" kata laki-laki rahasianya itu, lalu mengajak Angel masuk ke dalam Butik itu.
Di dalam Butik kedatangan Angel di sambut dengan baik oleh pemilik Butik, gaun pengantin dan jas pengantin pria juga sudah di siapkan. Tanpa menunggu lama, mereka langsung mencoba baju pengantin mereka.
Setelah beberapa menit keduanya sama-sama keluar dari ruang ganti, Angel dan laki-laki rahasianya saling menatap satu lain, tatapan keduanya penuh kekaguman.
"Cantik..." pujinya dengan senyum kecil.
"Kamu juga tampan," sahut Angel mesam-mesam.
Setelah beberapa lama akhirnya fitting baju selesai, Angel pun langsung mengajak calon suaminya itu pulang, ya aku mau mengajak dia membajak sawahku.
***
Di kediaman keluarga Nana, Hana dan Yun saling terdiam, hening rasanya rumah ini biasa tidak.
Yun menghela nafasnya pelan, istrinya memang selalu seperti ini.
"Han, jangan terus-terusan paksa Nana untuk menikah!" akhirnya Yun membuka suara, membuat kedua mata Hana langsung melotot tajam.
"Hey, anakmu itu buat aku malu. Kamu tidak tahu kan, rasanya saat arisan di omongin oleh orang, katanya anaknya jadi prawan tua, tidak nikah-nikah, aku capek mendengar kata-kata mereka itu." Hana sangat geram hatinya sangat marah.
"Kan kamu bisa tidak usah ikut arisan," ujar Yun dengan nada lembut.
"Hanya karena anak itu aku harus berhenti ikut arisan, tidak akan!" tandas Hana ketus.
Hana yang enggan mendengarkan ocehan suaminya, ia beranjak dari tempat duduknya dan memilih pergi jalan-jalan entah kemana?
Punya bapak yang begitu sabar dan sayang padanya tapi ibunya begitu kebangetan, kata-kata saja tidak ia jaga sering kali menyakiti hati Nana, ibu macam apa Hana ini?
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
