NovelToon NovelToon
Dokter Cantik Penyelamat Bos Mafia

Dokter Cantik Penyelamat Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Percintaan Konglomerat / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Dokter
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Seorang dokter muda yang idealis terjebak dalam dunia mafia setelah tanpa sadar menyelamatkan nyawa seorang bos mafia yang terluka parah.
Saat hubungan mereka semakin dekat, sang dokter harus memilih antara kewajibannya atau cinta yang mulai tumbuh dalam kehidupan sang bos mafia yang selalu membawanya ke dalam bahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Rafael mengamati medan di sekitarnya dengan mata yang tajam. Ia tahu bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang mencapai bunker itu, tetapi juga untuk memastikan mereka tidak tertangkap di tengah jalan. Mereka sudah terlalu banyak kehilangan orang-orang yang mereka sayangi, dan kali ini, tidak ada yang bisa menggagalkan misi mereka. Bunker itu adalah harapan terakhir untuk mengakhiri segala kegilaan yang telah ditabur Adrian.

Di sampingnya, Liana berjalan dengan langkah yang lebih berat dari biasanya. Meskipun ia telah menjadi lebih kuat dan berani sejak kehilangan ayahnya, ketegangan di wajahnya tak bisa disembunyikan. Ia tahu bahwa perjalanan ini adalah titik balik terakhir dalam hidupnya, dan apa pun yang terjadi, mereka harus berhasil.

"Apakah kita sudah cukup dekat?" tanya Liana, suaranya sedikit goyah meskipun ia berusaha terdengar tegar.

Rafael menoleh ke arahnya dan mengangguk. "Kita akan sampai di sana. Tenang, Liana. Kami akan mengantarmu ke tempat yang aman."

Liana membalasnya dengan senyum tipis, namun matanya tetap memancarkan keresahan. Ia belum bisa sepenuhnya melepaskan kekhawatiran akan Adrian yang terus memburunya. Namun, berada di sisi Rafael memberinya sedikit ketenangan. Ia tidak tahu apa yang dirasakan oleh Rafael, namun dalam setiap detik perjalanan mereka bersama, ada sesuatu yang semakin mendekat antara mereka berdua—sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, tetapi bisa dirasakan.

Luca yang berjalan di depan mereka, dengan penuh perhatian memeriksa rute yang mereka ambil. "Kita harus hati-hati di sini," katanya dengan nada rendah, matanya mengamati sekeliling. "Pasukan Adrian pasti telah mengintai kita, jadi kita harus hati-hati."

Liana menatap Luca dengan rasa hormat. "Kau selalu tahu apa yang harus dilakukan, Luca. Kalau bukan karena saran-saranmu, kita pasti sudah lama tertangkap."

Luca tersenyum tipis dan menoleh ke belakang. "Jangan terlalu berterima kasih. Ini baru permulaan. Kalau kita ingin selamat, kita harus lebih cerdas dari Adrian dan anak buahnya."

Mereka melanjutkan perjalanan dalam diam, hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar. Rafael dan Liana sesekali bertukar pandang, namun tidak ada kata yang terucap. Dalam perjalanan ini, banyak hal yang tak perlu diungkapkan. Mereka saling mengerti bahwa perjalanan ini adalah ujian terbesar dalam hidup mereka.

Saat mereka mencapai sebuah hutan yang lebat, Luca berhenti sejenak dan mengangkat tangan. "Ada sesuatu yang mencurigakan," katanya dengan suara rendah.

Rafael dan Liana menatapnya, menunggu instruksi lebih lanjut. "Apa yang kau lihat, Luca?"

Luca memiringkan kepalanya, matanya menajam. "Aku bisa merasakan jejak. Pasukan Adrian sudah dekat. Mereka hampir sampai di desa tempat kita bersembunyi. Mereka tahu kita akan menuju ke sini."

"Jadi, mereka sudah tahu kita melarikan diri?" tanya Liana, kegelisahan muncul di matanya.

"Betul," jawab Luca, memeriksa arah. "Tapi kita bisa memanfaatkan medan ini untuk mengelabui mereka. Kalau kita menyusuri jalur ini dengan hati-hati, kita bisa memotong rute mereka."

Rafael mengangguk setuju. "Lakukan. Kita harus bisa sampai ke bunker sebelum mereka menemukan kita."

Mereka kembali bergerak, dengan Luca memimpin di depan. Dalam perjalanan mereka yang penuh hati-hati, Liana merasa Rafael selalu berada di dekatnya, seolah melindunginya dari segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Ada sesuatu yang terasa berbeda kali ini. Kekuatan yang terpancar dari Rafael lebih kuat dari sebelumnya, bukan hanya karena statusnya, tetapi juga karena ia semakin dekat dengan Liana—dan Liana bisa merasakannya.

Dalam sebuah momen sepi, Liana menoleh pada Rafael. "Rafael..." Ia berhenti sejenak, mencoba mencari kata-kata. "Terima kasih sudah selalu ada untukku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau tidak ada."

Rafael menatapnya, wajahnya tetap datar, namun ada kedalaman dalam tatapannya. "Kau tidak perlu berterima kasih. Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu. Tidak selama aku masih bisa melindungi mu."

Kata-kata itu membuat Liana terdiam. Ada perasaan hangat yang tumbuh di hatinya, sesuatu yang sudah ia rasakan sejak lama, namun baru kali ini ia mampu mengenalinya dengan jelas. Namun, mereka tidak punya waktu untuk itu. Bahaya semakin dekat.

Mereka akhirnya tiba di sebuah titik di mana mereka harus berhenti sejenak. Luca, yang sejak awal lebih banyak berdiam diri, kini kembali mengingatkan mereka akan pentingnya beristirahat. "Kita harus beristirahat sejenak," katanya. "Jika kita terus berjalan tanpa perencanaan matang, kita akan kelelahan dan justru memberi kesempatan bagi Adrian."

Rafael setuju. Mereka beristirahat di sebuah gua kecil, menggunakan batu-batu besar untuk melindungi diri dari pandangan musuh. Sambil menunggu beberapa jam untuk memulihkan tenaga, mereka merencanakan langkah selanjutnya.

Liana merasa sedikit tenang ketika mereka berhenti, meskipun jauh di dalam dirinya, ketegangan tetap membekas. "Apa yang akan kita lakukan setelah sampai di bunker?" tanyanya, memecah keheningan.

"Kita akan menghancurkan Adrian," jawab Rafael, matanya penuh tekad. "Ini semua akan berakhir di sana."

Sementara itu, di desa tempat mereka sebelumnya bersembunyi, Adrian baru saja tiba. Namun, begitu ia sampai, yang ia temui hanyalah kehancuran. Tidak ada jejak yang tersisa. Tidak ada bukti bahwa Liana, Rafael, dan Luca pernah berada di sana. Desa itu telah kosong, dan semua orang yang ada di sana sudah menghilang.

"Ke mana mereka pergi?" teriak Adrian dengan marah, memukul dashboard mobilnya. "Coba cari mereka! Jangan biarkan mereka lolos begitu saja!"

Pasukan Adrian mulai bergerak, mencari ke setiap sudut, namun sia-sia. Liana, Rafael, dan Luca telah melarikan diri dengan sangat cerdik. Mereka berhasil mengelabui setiap langkah Adrian.

Namun, meskipun mereka telah meloloskan diri, satu hal yang jelas: waktu mereka semakin terbatas. Kejaran Adrian semakin dekat, dan mereka tahu, mereka harus segera sampai ke tujuan mereka sebelum semuanya terlambat.

Dan di saat yang sama, di dalam hutan, ketiganya melanjutkan perjalanan menuju bunker rahasia yang mereka harapkan dapat menjadi kunci untuk menghancurkan Adrian. Namun, dengan setiap langkah yang mereka ambil, ancaman semakin nyata. Waktu mereka semakin habis.

Apakah mereka akan berhasil menemukan jalan keluar dan menghancurkan kekuasaan Adrian untuk selamanya? Atau apakah takdir yang lebih gelap akan menunggu mereka di ujung jalan?

1
Verlit Ivana
ikut tegang, takut, ngeri. keren author bikin narasi suasana mencekamnya.
Erlin
udah mampir, semangat yaaa, jangan lupa mampir di cerita barukuuu
Vanettapink Fashion
Luar biasa
Abz
💪💪💪💪💪💪
Sri Siyamsih
pantesan aj sll ketemu Adrian, ternyata Dr Anton to penghianstnya
Putri Sylvia
mengsedih😭
Rahma Rain
cerita nya bagus
jiwen
Liana, mungkin kamu bisa memejamkan mata dan membayangkan muka walid 😔
jiwen
setelah baca sampai bab ini bener-bener suka banget sama gaya penulisannya, rapi dan apik sekali kak, bisa bikin kita seolah-olah ikut merasakan dan ada di situasi yang dialami Rafael dan Liana 😭👐🏻
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin ya kakk
total 1 replies
inggrilolaamelia
dibagian ini aku bayangin adegan di film film😄
inggrilolaamelia
yaampunn aku jdi ikutan dagdigdug, smpe smpe bacanya sambil tahan napas😭
Hye Kyoe
ceritamu menarik🤩
Elizabethlizy
lanjuttt ceritanya bagusss
Erlin
mampirrr balikk
Erlin
semangat bikin ceritanyaaaa
Erlin
bagussss
Serenarara
Liana, dibayar berapa kamuu? Kenapa ikhlas banget?/Sob/
Serenarara
Aku takut sm Adrian yg ini... /Gosh/
Putri Sylvia
ayo Liana kamu jangan takut sama mereka,ikut saja sama Rafael dan luca.
Nyonya Mafia
aku udah mampir kakak
Nyonya Mafia: iya sama sama
Sylvia Rosyta: iya kak makasih udah mampir 🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!