Bu Guru Cantik Itu Istriku

Bu Guru Cantik Itu Istriku

Kim Nana

Kim Nana seorang wanita yang berusia 24 tahun, dia berkerja sebagai guru di salah satu sekolahan SMA.

Kim Nana turunan Korea dan Indonesia, papanya orang Korea sedang ibunya orang Indonesia.

Kim Nana setiap hari menjalani hidupnya di sebuah Apartemen kecil miliknya, ia sengaja tidak tinggal dengan kedua orang tuanya karena enggan terus berdebat dengan sang ibu, karena sudah usia 24 tahun Nana belum menikah juga, entah apa yang Nana tunggu?

Padahal Nana ini seorang wanita yang sangat cantik, tubuhnya mungil, badannya putih bahkan biarpun Nana sudah usia 24 tahun masih banyak yang tidak percaya karena wajahnya yang imut itu membuat Nana terlihat masih sangat muda, jika mengajar murid-muridnya juga Nana sudah seperti sahabat mereka semua, Nana juga tidak pernah membatasi para muridnya untuk kapan saja curhat dengannya atau pun berbagi cerita, selain guru yang cantik Nana juga bisa menjadi pendengar yang baik saat murid-muridnya bercurhat, para muridnya juga mempunyai panggilan khusus untuk Nana yaitu Bu Guru Cantik.

Karena kecantikan Nana, banyak guru-guru mudah yang tampan menaksirnya tapi lagi-lagi Nana menolak mereka semua di saat mereka menyatakan perasaannya, Nana selalu bilang ingin fokus dengan karirnya dulu, dan belum siap untuk menikah, makanya Nana tidak mau pacaran, bukan tanpa alasan Nana tidak mau pacaran, tapi sampai saat ini tidak ada yang pernah tahu apa alasan Nana tidak mau pacaran?

Di kelas tempat Nana mengajar Nana terlihat begitu tenang mengajarkan pelajaran hari ini, para muridnya juga fokus dengan pelajaran yang Nana ajarkan.

Hingga beberapa lama akhirnya Nana selesai mengajar.

"Bu guru cantik, apa Bu guru sudah mempunyai kekasih?" tanya Andi, terukir senyum kecil di sudut Andi, ia malu-malu tapi penasaran.

"Andi, ibu tidak punya kekasih," jawab Nana dengan nada lembut, ia membalas senyum Andi.

"Bu guru cantik, jika Andi mendaftar menjadi kekasih bu guru, jangan di terima ya!" pinta Lissa yang tidak lain adalah teman sebangku Andi.

Nana hanya tersenyum, sedangkan Andi menatap Lissa dengan kesal. Tapi Lissa malah tertawa melihat Andi merasa kesal.

Nana sudah tidak kaget lagi dengan pertanyaan seperti ini dari para muridnya, biarpun minggu lalu mereka sudah ada yang bertanya pasti di minggu depannya akan ada yang bertanya dengan hal yang sama, karena ingin memastikan dirinya sudah punya kekasih atau belum.

"Anak-anak kalian istirahatlah!" kata Nana, lalu di anggukin oleh semua muridnya. "Siap Bu guru cantik," jawabnya dengan serempak.

Nana meninggalkan kelas sedangkan murid-muridnya pergi ke kantin untuk makan siang.

"Bu Kim Nana...."

Mendengar suara yang tidak asing Nana menghentikan langkah kakinya, lalu menoleh ke sumber suara itu. "Pak Fras, ada apa?" tanyanya dengan nada lembut.

"Bagaimana kalau kita makan siang bersama? Saya yang telaktir," kata Fras terlihat canggung di hadapan Nana. Fras adalah salah satu guru laki-laki yang berusaha mendapatkan hati Nana, berharap Nana mau menjadi kekasihnya.

"Maaf pak, saya sudah membawa bekal tadi dari rumah, sayang kalau tidak di makan." Nana menolak ajakan Fras dengan sopan.

"Ya tapi Bu....."

"Saya permisi dulu pak, masih ada urusan soalnya," belum sempat Fras melanjutkan kata-katanya, Nana dengan cepat memotong kata-kata Fras.

Fras itu guru yang terkenal playboy, padahal usianya sudah 30 tahun tapi Fras tidak menikah-menikah, ia selalu mendekati guru-guru cantik, bukan hanya Nana saja yang Fras dekatin guru cantik yang lainnya juga banyak, makanya Nana lebih memilih tidak menerima ajakan makan siangnya daripada ujung-ujungnya jadi korban keplayboyan Fras.

Nana melangkahkan kakinya dan berlalu pergi dari hadapan Fras.

Dengan nafas kesal, Fras menatap Nana dengan sorot mata tajam. "Dasar sombong, lihat saja aku pasti akan mendapatkanmu Kim Nana," batin Fras dengan begitu yakin.

Sesampainya di kantor guru, Nana duduk di kursi kerjanya, ia membuka bekal yang ia buat sendiri untuk dirinya sendiri.

"Makan siang dulu....."

"Tring....tring......!!!"

Belum sempat menyuapkan makannya satpam Nana menelpon, siapa lagi kalau bukan sang ibu tercinta.

Nana mengangkat telpon dari ibunya, karena jika tidak di angkat pasti ibunya akan mengocehinya 7 hari 7 malam.

"Naaaanaaa...."

Terdengar suara begitu nyaring, Nana langsung menjauhkan ponselnya dari telinganya karena takut kendang telinganya akan pecah.

"Ibu, bicaralah yang pelan! Nana masih di sekolah."

Suara Nana begitu lembut, jauh sekali dari ibunya yang suaranya begitu cempreng, suara lembut Nana ini menurun dari sang Ayah.

"Ibu tidak perduli, kamu kerja terus, lalu kapan kamu akan menikah? Nana usiamu sudah tidak muda lagi nak." Oceh Hana, yang tidak lain adalah ibunya Nana.

"Ibu, Nana akan menikah jika sudah saatnya menikah," jawab Nana dengan nada lembut, hatinya terasa sedih saat mendengar pertanyaan yang sama dari ibunya, namun Nana bisa apa?

"Selalu saja kamu menjawab seperti itu, Nana banyak sekali yang ingin datang melamarmu nak, kamu mau memilih yang seperti apa nak?" Hana terus mengoceh, rasanya kawatir melihat anaknya yang sudah cukup umur ini tapi belum menikah juga sampai sekarang, ia takut anak gadis satu-satunya akan menjadi prawan tua.

"Ibu, nanti Nana akan pikirkan, Nana mau yang seperti apa?" jawab Nana, lalu ia mematikan saluran telpon dari ibunya.

Hana menatap ponselnya dengan sorot mata kesal. "Dasar anak kurang ajar, setiap ibunya membicarakan tentang pernikahan pasti kamu seperti ini nak," kata Hana sambil menaruh ponselnya di atas meja.

"Kamu kenapa sayang?" suara yang begitu lembut, membuat Hana yang sedang kesal seketika menoleh dengan lembut.

"Ayah, biasalah yah anak gadis kamu menyebalkan disuruh menikah selalu saja jawabannya sama," oceh Hana sambil membanting tubuh mungil duduk di sofa dengan kasar.

Kim Yun, yang tidak lain adalah ayahnya Nana ia duduk di sebelah istrinya, lalu ia menggenggam tangan istrinya dengan lembut dan penuh rasa sabar.

"Hana, anakmu Nana itu bukan anak kecil lagi, jika pun dia akan menikah pasti dia akan pikirkan secara matang, jadi kita sebagai orang tuanya jangan terlalu banyak bicara, kasian nanti Nana bisa stress," tutur Yun dengan begitu lembut, tatapan mata Yun terlihat sangat sabar menghadapi istri kesayangannya ini.

"Tapi ayah, teman-teman ibu sudah pada punya cucu, ibu juga ingin segera gendong cucu," celoteh Hana dengan suara cempreng seperti biasanya.

Yun hanya tersenyum kecil, lalu menarik istrinya itu masuk ke dalam pelukannya, berharap pelukannya ini bisa sedikit menenangkan rasa kawatir istrinya karena memikirkan anak gadisnya yang kunjung menikah-menikah.

Bagi Yun usia 24 tahun itu ya wajar-wajar saja jika belum menikah, apalagi seorang wanita karir jika di kota asalnya sana banyak juga yang menikah di usia 30 tahunan entah itu wanita ataupun laki-laki, jadi Yun tidak pernah ambil pusing.

"Kita doakan saja biar Nana segera bertemu dengan jodohnya," kata Yun di sela-sela pelukannya.

Kedua orang tua Nana ini adalah orang-orang yang sangat baik, jika ayahnya Nana beliau begitu sabar dan penyayang, tutur katanya juga sangat lemah lembut, tapi jika ibunya Nana beliau begitu cerewet, suka mengomel, orangnya juga tidak sabaran.

Setelah selesai makan siang dengan bekal yang Nana bawa dari rumahnya, ia menghela nafas dengan pelan, ia memikirkan ocehan sang ibu yang hampir setiap hari menelpon dan menyuruhnya untuk cepat-cepat menikah?

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Terpopuler

Comments

Tetik Saputri

Tetik Saputri

semangat kak

2023-06-10

0

Sumawita

Sumawita

hadir Kak

2023-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!