Akibat dari cinta satu malam, membuat Vie harus merelakan masa mudanya. Setelah dikeluarkan dari kampus, ternyata Vie juga diusir oleh ayahnya sendiri karena Vie telah mencoreng nama baik keluarga.
Lima tahun berlalu, kehidupan pahit Vie kini telah terobati dengan hadirnya sosok Arga, bocah kecil tampan yang sedang aktif berbicara meskipun kini tak tahu dimana keberadaan ayahnya.
Namun, siapa yang menyangka jika selama ini Vie bekerja di perusahaan milik keluarga kekasihnya. Hal itu baru Vie ketahui saat kekasihnya mulai mengambil alih perusahaan.
Masih adakah rasa yang tertinggal untuk sepasang kekasih di masa lalu ini? Mari kita ikuti kisahnya 😊
IG : teh_hijaau
FB : Teh Hijau
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teh ijo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hidden Baby 2
Vie melewati harinya dengan baik. Bahkan saat pihak perusahaan tidak keberatan saat mengetahui Vie sedang hamil. Saat ini usia kandungan Vie sudah memasuki bulan ke 8, namun berhubung perutnya yang tipis dan sering mengenakan pakaian besar membuat kehamilan tak terlihat.
Jane sebenarnya penasaran dengan kondisi Vie yang memaksakan tetap bekerja meski usia kandungan sudah hampir memasuki waktu persalinan.
"Vie, sebenarnya kamu … " Jane menahan ucapan.
Vie menatap Jane penuh arti. "Iya, aku hamil di luar nikah."
Jane menutup mulutnya. Berharap Vie tidak tersinggung atas apa yang Jane ucapkan. "Maaf Vie, aku tidak bermaksud untuk menyinggung perasaanmu. Aku hanya penasaran dan ingin tau."
"Itu hal yang wajar, Jan. Pasti semua orang akan bertanya seperti itu jika melihat keadaanku saat ini."
"Kamu yang sabar ya, Vie."
Pihak perusahaan yang memang memperhatikan semua karyawan tanpa diminta, Vie ternyata diberikan cuti tiga bulan mulai dari sekarang.
Wajah bahagia dan berbinar tak bisa Vie sembunyikan. Sebelum berpamitan dengan Jane, Vie samar samar mendengar suara yang menggetarkan hatinya dari salah satu ruangan. Namun, hati Vie segera menepisnya. Banyak suara yang sama di dunia ini, bukan hanya suara kekasihnya saja yang serak-serak basah seperti itu.
"Kamu jaga kesehatan, ya. Kalau udah mules-mules segera hubungi aku atau bidan Mesti yang ada di kontak ini." Jane memberikan sebuah nomor di ponsel Vie.
"Iya, iya. Aku jalan duluan ya."
Rasa bahagia yang baru saja mekar di hati Vie karena baru saja mendapatkan cuti hamil tiba-tiba sirna seketika saat melihat ibu kost telah mengeluarkan barang-barang milik Vie dari dalam kamarnya. Vie merasa bingung dengan perlakuan ibu kost yang tanpa konfirmasi terlebih dahulu untuk mengeluarkan barang-barang miliknya. Jika untuk masalah pembayaran, Vie merasa tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi karena Vie telah membayar selama enam bulan ke depan.
"Bu, ada apa ini?"
"Ini uang sewa kamu aku kembalikan. Sekarang pergi dari kos-kosan saya!" Sang pemilik indekos melemparkan sejumlah uang ke wajah Vie.
"Maksud ibu apa?" Lagi-lagi Vie tidak mengerti.
"Saya tidak sudi menampung wanita ja.la.ng seperti kamu yang telah hamil di luar nikah. Sekarang angkat kakimu dari sini."
Air mata yang sudah hampir mengering, kini kembali menetes kembali. Vie menyeret kopernya untuk meninggalkan tempatnya bernaung selama hampir lebih lima bulan.
Tidak ada pilihan lagi kecuali untuk menghubungi Jane, karena hanya Jane satu-satunya orang yang ia miliki saat ini. Berharap dalam situasi seperti ini Jane bisa membantu dirinya.
*
*
*
Jane sangat khawatir saat mendengar kabar dari Vie dan memilih segera meminta izin untuk pulang dengan alasan yang mendesak. Beruntunglah, alasan Jane bisa di terima oleh sang manager.
"Vie kamu kenapa? Ayo masuk."
Vie yang sudah menunggu di teras rumah kontrakan Jane menahan air matanya sambil mengelus perut besarnya.
Jane segara membawa Vie ke dalam dan bergegas mengambilkan air putih untuk Vie.
"Minum dulu." Jane menyodorkan gelas kepada Jane.
"Makasih, Jane."
Jane merasa sangat prihatin atas nasib yang sedang menimpa Vie. Gadis yang malang, di usianya yang masih muda sudah harus menelan kepahitan hidup yang tak semestinya dihadapi andai saja ia tidak hamil di luar nikah.
"Kamu gak usah kemana-mana, tinggal disini aja. Kita besarkan sama-sama anak kamu."
Jane memeluk tubuh Vie, bukan tanpa alasan Jane sangat peduli kepada Vie. Jika melihat keadaan Vie saat ini, seketika Jane teringat akan sang ibu yang mempunyai nasib yang hampir sama seperti Vie, berjuang sendiri saat sedang hamil lantaran sang ayah meninggal dalam sebuah kecelakaan.
Vie merasa sangat bersyukur bisa mengenal Jane, awalnya Vie mengira bahwa Jane adalah wanita yang angkuh dan judes, nyatanya prasangka ya salah besar. Jane adalah wanita yang baik.
Suatu malam Vie merasakan perutnya mules seperti ingin buang air besar namun, saat berada di kamar mandi mules itu hilang sejenak. Semakin lama mules itu semakin beraturan dan semakin sakit. Jane merasa bahwa Vie akan segera melahirkan pun segera menghubungi bidan Neti yang biasa Vie datangi untuk memeriksakan kandungan.
"Vie, tahan ya."
Keringat jagung bercucuran di wajah Vie di malam yang dingin.
Satu jam telah berlalu, Vie berhasil melahirkan anaknya dengan selamat. Meskipun ia harus mendapatkan beberapa jahitan akibat vaginal tear.
Jane merasa sangat bersyukur dan segera menggendong bayi mungil tersebut.
🌹🌹To Be Continue 🌹🌹
Mohon dukungannya ya 🙏