Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Meera menuju ke dapur, dia membantu menyiapkan sarapan untuk keluarga nya. Dani dan Dinda juga sudah ada di depan meja makan.
Dani dan Dinda menunggu orang tuanya untuk makan bersama. Meera mengusap kepala mereka.
"Sebentar lagi ulang tahun papa kalian. Kita harus siapkan kado spesial untuk papa." ucap Meera.
Dani dan Dinda hanya terdiam, mereka sudah tidak menyukai papa nya. Meera menghela nafas, ia tahu kekecewaan anak anaknya pada Nando.
Makanan sudah siap semua, sementara Nando sudah mengenakan jas lengkap nan rapi. Nando duduk dan melihat wajah anak anak nya yang murung.
"Pagi pagi sudah murung saja, ayo makan! Papa sudah lapar sekali!!"
Dani langsung beranjak dari kursi nya. Dia tidak menyukai kehadiran Papanya. Meera berusaha untuk mencegah Dani namun Dani masih saja tetap ingin pergi.
"Apa yang kamu mau Dani?" Tegas Nando.
Dani terhenti langkah nya, dia melirik sang papa yang sedang menatap nya tajam, Meera menghela nafas, bukan ini yang dia mau.
"Dani, duduk kita makan." Pinta Meera.
"Aku tidak mau." Bentak Dani.
PLAKKKKK....
Tamparan keras mendarat di pipi Dani. Nando menampar putra nya itu, dia tidak suka jika istri nya di bentak oleh anaknya sendiri.
Dinda tidak mau ikut campur ketika sang papa sedang marah besar.
Meera berusaha menenangkan Nando yang siap melakukan lebih dari tamparan jika Dani mau melawan lagi.
"Duduklah Mas!" pinta Meera. Dani pergilah!" Ucap Meera pelan.
Dani meraih tas sekolah Nn ya lalu pergi. Nando berusaha untuk tenang dan melanjutkan makannya. Meera mengambil kan lauk yang banyak untuk sang suami tercinta.
Nando lalu memperhatikan ponselnya , ia mengirimkan pesan pada Mahira namun tak kunjung mendapat balasan.
"Makan dulu Mas!!!" Pinta Meera.
Nando mengangguk, ia makan dengan lahap. Dinda sedari tadi sedari tadi melirik nya , ia ingin mengatakan sesuatu, tapi Nando tak kunjung melirik ke arahnya. Setelah lama memandang wajah sang Papa, akhirnya Nando menatap nya.
"Ada apa?" Tanya Nando.
"Ehmm... Papa tidak akan menghajar pacar ku kan?"
Nando tertawa kecil sambil mengelap mulutnya menggunakan tisu.
"Papa punya banyak pekerjaan yang harus di urus. tidak ada waktu untuk mengurusi pacar mu itu. Tapi sekali lagi jika berani membuat putri ku terluka maka dia menggali kuburan nya sendiri."
Dinda langsung takut, ia langsung melahap semua makanan yang ada di depan nya dan langsung masuk kamar.
Nando menggeleng ketika melihat sang putri nya ketakutan. Kini hanya ada Nando dan Meera yang ada di meja makan. Mereka melanjutkan makan makanan mereka.
"Hari ini aku lembur Mas, terpaksa harus mengganti cuti ku."
"Iya Pokoknya jaga kesehatan mu dengan baik. Aku tidak ingin kamu sakit. Aku cinta kamu."
Meera malu malu. Ia langsung memeluk Nando dari samping. Dia merindukan sosok Nando yang baik dan hangat, namun ia sadar jika Nando kini bukan hanya miliknya saja. Ada Mahira yang harus berbagi dengan nya.
"Mas, kapan kita akan jalan jalan?" tanya Meera.
"Nanti jika kita libur, tapi setelah Mahira melahirkan saja." Jawab Nando.
Meera cemberut, Nando mencubit pipi istri pertamanya yang masih terlihat cantik.
Wajah Meera masih terlihat berumur 30 tahunan, dia memiliki rambut panjang dan hitam. Meera selalu menjaga pola makan untuk menjaga berat badan nya. Supaya Nando menyukai dirinya. Dibanding dengan Meera Mahira jauh lebih cantik, wajah Mahira sangat ke bule an memiliki rambut panjang kecoklatan hidung nya juga sangat mancung.
"Apa Mas Nando sudah mulai mencintai Mahira?" Tanya Meera.
Nando memandang Meera, melihat bulir air matanya jatuh
"Tidak, aku hanya kasihan dengan nya." Jawab Nando berbohong supaya tidak menyakiti perasaan Meera
"Cinta ku hanya untuk kamu." Nando mengusap rambut Meera dan mulai melihat ponsel.
Dia heran saat Mahira tidak menjawab pesan nya. Nando mencoba menelpon namun tidak bisa Nando masih berpikiran positif. Mungkin saja Mahira sedang tidur.
"Katanya tidak cinta, tapi masih saja menelpon nya." Sindir Meera.
Nando tertawa kecil, ia memasukkan ponselnya ke dalam saku lalu mengecup bibir Meera yang cemberut.
Meera memukul mukul bahu Nando saking gemasnya melihat perlakuan sang suami.
"Aw... Sakit." Rintih Nando.
"Huh... Jika saja aku tidak bekerja pasti aku akan mengunci mu di kamar dan membuat adik untuk Dinda dan Dani." Ancam Meera.
"Hahahaha... Kenapa tiba tiba ngomongin adik?? Mau ???
Meera tersenyum kecil.
"Karena jika anak Mahira lahir, pasti kamu akan memilih dia dan anak anaknya."
Nando memandang Meera sedih, tak dapat dipungkiri jika Nando menyesal telah merusak keharmonisan keluarga nya sendiri.
"Meera, sampai kapanpun aku tidak akan meninggalkan kalian. Kalian adalah keluarga ku yang sebenarnya." Ucap Nando sambil memeluk Meera.
*****
Nando kini sudah ada di kantor nya , hari ini dia sedang meeting yang harus diselesaikan secepatnya.
Mahira tak kunjung membalas pesan nya. Sebagai Bos memang lah hal yang sulit karena hasil akhir ada padanya.
Karena sedari tadi Mahira tidak membalas pesan nya membuat Nando tidak bisa konsentrasi meeting hari ini.
"Pak Nando, bagaimana menurut anda?" Tanya salah satu bawahan nya.
Nando nampak terkejut, ia menatap para bawahannya yang menatap nya heran. Nando berdehem dan mengendorkan dasinya yang seolah mencekik nya.
"Maaf bisa di ulangi lagi?" Pinta Nando.
"Apa Pak Nando sedang sakit?"
"Tidak, hanya kurang konsentrasi saja. Mari kita lanjutkan.!"
Nando mencoba untuk fokus, ia menerima setiap usulan dari bawahannya dengan baik. Detik berganti menit, menit berganti jam. Sampai dua jam kemudian meeting pun usai.
Nando kembali ke ruangan nya dan ternyata sudah mendapati teman sekolah nya dulu.
"Sok sibuk." Ucap Pras.
"Kenapa datang kemari? Jika ingin pinjam uang lagi aku tidak punya. Aku baru membeli kan istri mudaku apartemen.'" Jawab Nando.
"Sialan! istri satu saja bagiku sudah merepotkan, malah kamu punya dua istri apa tidak repot?"
Nando tersenyum kecil. Memang repot, namun ia tidak bisa lari dari tanggung jawab begitu saja.
Teman teman Nando memang banyak yang belum tahu kalau Nando punya dua istri. Bahkan istri keduanya merupakan teman dari anak Nando sendiri.
"Ngomong ngomong ada apa kemari? Aku sedang sibuk." Ucap Nando sambil duduk di kursi nya.
"Anakmu cantik sekali dia kuliah dimana?" .
Mata Nando mendelik, lalu ia melempar buku ke arah Pras. Pras memang terkenal playboy walaupun sudah beristri. Pras mendengus kesal dengan teman nya.
"Jangan mendekati putri ku!!" Ucap Nando.
"Apa sih bro? Putri mu bukan seleraku. Dadanya rata dan bokong nya...."
Nando menarik kerah baju Pras. Ia ingin sekali memukul Pras namun dia harus menahan emosi nya. Karena dia tidak mau berurusan dengan polisi nanti nya.
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..