NovelToon NovelToon
Gejolak Cinta Tuan Erick

Gejolak Cinta Tuan Erick

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Diam-Diam Cinta
Popularitas:531.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: Park alra

"Berapa uang yang harus saya keluarkan untuk membeli satu malam mu?"

Erick Davidson, pria tajir dengan sejuta pesona, hendak menjebak seorang gadis yang bekerja sebagai personal assistan nya, untuk jatuh ke dalam pelukannya.

Elena cempaka, gadis biasa yang memiliki kehidupan flat tiba-tiba seperti di ajak ke roler coster yang membuat hidupnya jungkir balik setelah tuan Erick Davidson yang berkuasa ingin membayar satu malam bersama dirinya dengan alasan pria itu ingin memiliki anak tanpa pernikahan.

Bagaimana kisah cinta mereka? ikuti bersama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Park alra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GCTE | Bab 08

"Clarissa!" seru Erick memandang terkejut gadis yang sudah tak di temuinya sejak lama itu.

"Ya ini aku." gadis itu tersenyum sambil berjingkat senang lantas segera mengalungkan lengannya nya di leher Erick. memeluk erat hingga kedua kakinya tak menapak tanah, membuat Erick sesak di buatnya.

"Hei sudah, wajah Erick sudah pucat itu." tukas tuan Edward membuat gadis yang di sebut namanya Clarissa itu refleks melepaskan pelukannya.

"Hehehe, maaf. Habisnya aku rindu berat sama teman kecil ku ini." cicit Clarissa tersenyum canggung.

Erick mengusap lehernya, seraya memperhatikan penampilan Clarissa yang berbeda jauh saat terakhir kali mereka bertemu. Hampir dua dekade lamanya.

Kedua orang tua mereka hanya tersenyum-senyum geli lantas tuan Rey berceletuk. "Biarkan keduanya melepas rindu dulu Ed. Kita sebagai yang sudah sepuh tidak boleh mengganggu."

"Aha kau benar Rey, biarkan juga mereka saling mengenal lebih jauh, kalau nyaman kita gelar pesta pernikahan haha." seloroh tuan Edward membuat kedua sejoli itu menunduk kikuk.

***

"Sudah lama ya. Hampir dua puluh tahun loh kita gak ketemu."

Erick dan Clarissa kini sedang berjalan-jalan di taman sekitar mansion, menerawang menatap langit seraya mengingat kembali kenangan masa kecil mereka yang hampir terlupakan.

Clarissa adalah putri tunggal tuan Edward. Dulu hubungan ayahnya dengan tuan Edward hanyalah sekedar rekan sejawat, namun seringnya mereka mengadakan pertemuan hingga membuat putra- putri mereka pun saling mengenal dan bersahabat.

Sebagai seorang bocah berusia sepuluh tahun kala itu, Erick menganggap Clarissa sudah seperti adik kecil nya, yang memang usia mereka terpaut lima tahun. Selama ayah mereka berdiskusi mengenai pekerjaan, Clarissa selalu mengajak Erick bermain, meskipun terkadang ia tak ingin, gadis itu selalu bisa memaksanya untuk ikut. hingga menemani Clarissa sudah menjadi rutinitas Erick setiap kali keduanya bertemu.

Namun sayang, ketika Clarissa beranjak usia delapan tahun dan Erick sudah mulai memasuki bangku sekolah menengah, ayah Clarissa mengalami kebangkrutan karena peniupan kontrak kerja sama yang mereka alami membuat kerugian yang sangat besar, hingga tuan Edward dan sekeluarga memutuskan untuk kembali ke negara asal mereka dan merintis kembali usaha dari nol di sana.

Hingga tak terasa waktu berlalu dengan cepat, kini Erick dan Clarissa bisa di pertemukan kembali, setelah sekian tahun mereka lewati tanpa kabar sama sekali.

Hening sesaat, tak ada sahutan yang Clarissa nanti terucap dari bibir pria itu, gadis bersurai blonde tersebut memandang ke langit cerah di mana awan- awan serupa kapas berarak di atas sana.

"Setelah sekian lama tak berjumpa, kau berubah ya. Dulu walaupun cuek, kamu bisa menjahili ku, kini semakin pendiam saja." gadis itu cemberut.

Erick sontak tersenyum, terdengar dengkusan geli saat pria itu menunduk. "Aku tidak berubah, hanya keadaan saja yang berbeda."

Tak ingin membuat gadis itu marah Erick menoleh padanya seraya menarik garis bibir.

"Bagaimana kabar mu, Clarissa?"

Clarissa yang awalnya masih menekuk wajah lambat laun pun ikut tersenyum ketika pandangan mereka beradu sekilas, keduanya lantas tertawa samar karena mereka sempat merasa canggung tadi.

"Ah, ku pikir kamu yang berubah. Aku sangat merindukanmu tau." kini seperti sudah akrab lama, Clarissa berani untuk bergelayut di lengan Erick yang kokoh, menggandeng tangan Erick seperti mereka adalah sepasang kekasih. cukup terkejut Erick karena tindakan Clarisa itu namun ia tetap rileks agar tak membuat gadis itu kembali misuh-misuh.

"Aku ingat saat kamu mengejar mobil ku ketika kita berpisah waktu itu, dari kaca mobil belakang aku melihat mu melambaikan tangan sambil mengusap pipi. Aku tebak, kamu pasti menangis ya waktu perpisahan kita?"

Erick tertawa sesaat. "Bukankah kau yang menangis kencang saat terakhir kita berpelukkan. Bahkan aku masih ingat gaun merah muda yang kau pakai saat itu penuh dengan noda ingus mu."

Mendengar nya Clarissa menatap wajah Erick sambil mencebik. "Kenapa kau masih mengingat nya. Aku kan jadi malu."

"Aww, sakit." ringis Erick saat Clarissa menghadiahkan nya sebuah pukulan di dada, lantas keduanya tertawa ketika kembali mengingat masa kecil mereka yang penuh nostalgia.

Sementara di atas sana, tuan Rey juga tuan Edward menatap putra- putri mereka melalui kaca yang terhubung ke halaman depan sengaja keduanya mengintip dari jendela ruangan kerja tuan Rey berada.

"Lihatlah bukankah mereka terlihat serasi? ku pikir perjodohan ini memang sudah sangat tepat untuk keduanya," kata tuan Edward.

"Mudah-mudahan saja. Erickson tidak akan menolak kali ini, karena wanitanya adalah Clarissa." timpa tuan Rey.

Keduanya saling melempar pandang ada otak bisnis yang sedang di campur adukkan di sana.

"Sebentar lagi kita akan semakin kuat ketika dua perusahaan ini berhasil bersatu." seru tuan Edward lalu keduanya menyeringai bersama.

***

Elena menatap bangunan panti di hadapannya dengan perasaan bergejolak, ada rindu yang menggelegak di dalam dadanya juga semua lara yang selama ini ia pendam ingin segera tercurahkan pada wanita mulia yang sudah di anggapnya sebagai ibu.

Kebetulan orang yang kini terlintas di pikiran nya keluar, bunda Ratna menyadari kehadirannya yang hanya berdiri di ambang pagar.

"Eh, ada Elena." bunda Ratna mendekatinya.

Elena menatap haru langsung bergegas memeluk wanita yang sudah membesarkan nya itu.

"Bunda." serunya dengan sendu.

Bu Ratna, pemilik sekaligus pengurus panti asuhan yang di namakan nya 'Kasih cinta', terdiam beberapa saat ketika salah satu anaknya kini menangis di bahunya.

"Kenapa nak?" Elena menggeleng dan tetap terisak di bahu sang bunda.

Bu Ratna lantas menggiring Elena untuk masuk ke dalam.

***

"Jadi kamu sudah berpisah dengan nya?" tanya Bu Ratna setelah Elena bercerita panjang lebar tentang apa yang gadis itu rasakan saat ini.

Elena mengangguk menunduk menatap lantai, tak ada air mata lagi sekarang, setelah bercerita dengan bunda, ia sudah merasa lega seluruhnya.

"Itu bagus," kata bu Ratna lagi, berkomentar. Kini wajah Elena mendongak untuk menatap wajah teduh keibuan itu.

Bunda Ratna, begitu ia memanggil nya, selalu. Wanita yang sejak umur sembilan tahun sudah di kenalnya, memiliki hati yang baik serupa malaikat, merengkuhnya di saat semua orang tak menginginkannya, menggandeng tangan nya tanpa membeda-bedakan ia berasal dari mana.

Bunda Ratna menyayanginya sepenuh hati seperti wanita itu menyayangi anak asuhnya yang lain, tak ada yang ia beda-beda kan semua mendapat perhatian yang cukup dari wanita yang seumur hidup melajang itu. Dari cerita wara-wiri yang tak sengaja di dengarnya, ia tahu jika bunda Ratna adalah seorang wanita berasal dari keluarga berada, yang di tinggal pergi oleh calon suaminya karena kecelakaan.

Itu sebabnya ia membangun panti ini untuk mengobati luka hatinya, juga untuk mencurahkan segala kasih sayang nya yang tak sampai untuk anak-anak yang tak pernah mendapat kasih sayang orang tua mereka di luar sana.

Bagi Elena, bunda Ratna adalah ibu terbaik selama ini.

"Sudah, jangan menangis lagi." bunda Ratna mengusap pipi Elena dengan sayang.

"Dengarkan bunda,nak. Perpisahan mu dengan kekasih mu itu bukan kebetulan, Tuhan memang ingin menunjukkan jika dia bukanlah laki-laki yang baik untuk mu. Jadi kau seharusnya merasa senang, karena Tuhan masih sayang padamu hingga dijauhkan oleh pria buruk seperti dia."

"Iya, bunda." Elena mengangguk tersenyum, sekarang ia sudah benar-benar merasa bisa untuk melepaskan pria tak baik seperti Vicky.

Akhirnya ia benar-benar bebas, rasanya sangat melegakan.

Bu Ratna tersenyum mengusap kepala Elena lembut, lalu melihat dua plastik besar di belakang gadis itu lantas ia berseru. "Mau bertemu anak-anak?"

Elena mengangguk, ia sudah menyiapkan banyak hadiah untuk mereka. "Iya bun."

"Mereka di belakang sedang bermain. Oh ya, ada seseorang juga loh di sana yang sudah lama tak kau temui."

Elena mengerut dahi. Siapa?

1
fayna
sama mas dokter aja clar 🫰🏻
Mayora
tenanglah Elena,,,tuh ada Erick💜💜💜
Flowers
Lumayan
Aris Bos
Menarik tapi kok konfliknya panjang bangat
Devi Handayani
duh bahagia nya bila dicintai😍😍😍😍
Devi Handayani
bagus erick ini baru laki..... punya prinsip👍🏻👍🏻👍🏻😍😍😍
Devi Handayani
bisa yaa begicuu.... oke deh😌😌😅😅
Devi Handayani
waduhh 😳😳😳😳😳😳
Devi Handayani
yaahhhhhh😩😩😩😩
Devi Handayani
jangan kasih nikah ama bagas dong thor elenanya 😒😒😒😒
Devi Handayani
aahhh..... so tuittt deh pak bos😍😍😍😍
Devi Handayani
wow kaka ketemu gede🤭😁😁
Devi Handayani
lanjut thor😍😍
Devi Handayani
semoga ada malaikat tanpa sayap nolongin elena.... yang sabar yaa😥😥😥
Devi Handayani
waahhh cowo matre cowo matre ga ada otak nyeee..... ke laut sje sono😒😒😒😒
Inar Fajar
Kecewa
deta
jangan dulu tamat donk thor.... kasih lah bagaimana kehidupan erick dan elena setelah menikah dan punya anak...
Sry Ainun
haduh GK sabar pengen lanjut cerita Marvin deh
Sry Ainun
aduh selamat kan dua" nya thor
Rahmi Rahmi
rasaiin itu mona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!