(INI KISAH ZAMAN DULU DIPADUKAN DENGAN ZAMAN SEKARANG YA)
"Emak sama Bapak sudah memutuskan jika kamu akan menikah satu bulan lagi dengan laki-laki pilihan Bapak kamu, Niah," Aku lantas kaget mendengar ucapan Emak yang tidak biasa ini.
"Menikah Mak?" Emak lantas menganggukkan kepalanya.
"Tapi umurku masih kecil Mak, mana mungkin aku menikah di umur segini. Dimana teman-temanku masih bermain dengan yang lainnya sedangkan aku harus menikah?" Ku tatap mata Emak dengan sendu. Jujur saja belum ada di dalam pikiranku untuk menikah apalagi d umur yang masih dikatakan baru remaja ini.
"Kamu itu sudah besar Niah, bahkan kamu saja sudah datang bulan. Makanya Bapak dan Emak memutuskan agar kamu menikah saja. Lagian kamu juga tidak sekolah, jadi tidak ada masalahnya jika kamu menikah sekarang. Menikah nanti pun tidak akan ada bedanya dengan sekarang karena, sama-sama menikah saja akhirnya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
ISTRI 13 TAHUN
23
Pajajar heran karena ada suara berisik dari luar rumahnya. Bahkan tidak ada satupun dari keluarganya yang tampak di mata pajajar sepanjang dia menyusuri rumah.
'Kok sepi sekali, Ayah sama Ibu kemana sih?' monolog Pajajar sendirian dengan kebingungan yang jelas tampak di wajahnya.
"Ada apa ini Bu ribut-ribut?" tanya Pajajar saat dirinya sudah sampai di luar rumah.
"Benar ini pacar kamu Jaja?" Hendro menatap sengit putranya. Ada nada marah dari ucapannya yang membuat Pajajar semakin bingung saja.
"Pacar? pacar apa Ayah bahkan aku saja tidak punya pacar sama sekali. Dana lagian aku tidak ke--"
"Tega kamu Pak berbohong seperti itu? padahal kita sudah hampir satu tahun pacaran dan ini jawaban kamu pada akhirnya. Tidaklah kamu menghargai hubungan kita selama ini? bukakan minggu lalu kamu masih mengatakan mencintaiku?"
Pajajar menatap gadis yang berdiri tidak jauh darinya. Mantap menatap nyalang gadis yang bahkan baru saja kemaren dia tahu namanya, itupun dari salah satu anak muridnya dan sekarang lihatlah betapa beraninya gadis kecil itu datang ke rumahnya yang bahkan Pajajar sendiri tidak tahu dia dapat alamat pajajar dari siapa.
"Benar apa yang di bilang gadis itu Jaja? bukankah kamu sebelum ini mengatakan tidak memiliki pacar? lalu kenapa sekarang ada wanita yang datang ke rumah ini dan mengaku sebagai pacar kamu?" Rosiati mendekati putranya. Dirinya tidak akan pernah menyetujui jika pada akhirnya putranya itu memilih gadis itu sebagai pengganti menantunya, Suniah. Pilihan Rosiati tetap Suniah tidak dengan wanita manapun.
Pajajar mengepalkan kedua tangannya erat. Bencana seakan datang dari gadis yang bahkan dirinya tidak kenal sama sekali. "Semua yang dikatakan gadis itu tidak benar Ayah, Ibu. Bahkan aku saja tidak mengenal dia sama sekali."
"PAK!! kenapa Bapak malah berbohong kepada ke-dua orangtua Bapak. Bukankah setiap hari kita berjumpa di sekolah bahkan Bapak sendiri mengajar di kelas ku kemaren. Tolong Pak, jangan membuatku kecewa dengan menikah dengan wanita lain. Aku benar-benar mencintai kamu Pak," Tangis gadis itu pecah seketika dan itu benar-benar membuat Pajajar emosi.
"Sejak papan saya pernah menjalin hubungan dengan Kau? bahkan tau nama kau saja saya baru kemaren dan sekarang dengan tidak tahu malunya kau datang ke rumah saya dengan tujuan ingin menghancurkan rencana pernikahan saya. Cih ..., tidak tahu diri!!"
"Pak, saya bener-bener mencintai Bapak. Saya mohon batalkan pernikahan Bapak dan mari kita yang menikah. Saya janji akan memberikan yang terbaik buat Bapak nantinya." Asih, gadis yang baru kelas 10 itu mendekat ke arah Pajajar namun, Pajajar memilih pindah.
"Om, Tante tolong katakan kepada Pak Pajajar jika saya ingin dia menikah dengan saya. Saya janji Om, Tante akan melakukan yang terbaik untuk Pak Jaja." Asih beralih kepada Hendro bahkan gadis itu sampai bersimpuh di kaki Hendro berharap laki-laki yang statusnya sebagai ayah dari laki-laki yang dicintainya itu terketuk pintu hatinya.
"Berdirilah, tidak ada gunanya kamu sampai bersimpuh di kaki saya." Dengan patuh Asih mengikuti ucapan Hendro.
"Kamu tahu bukan jika Pajajar akan menikah?" Asih mengangguk cepat. "kalau kamu tahu kenapa malah datang ke sini dan memohon kepada saya? dan apakah semua yang kamu katakan tadi itu benar tidak sebuah kebohongan demi kepentingan pribadi kamu?" Asih menunduk karena dirinya benar-benar takut saat ini. Bagaimana dirinya tidak takut, lihat saja mata Hendro bahkan menatap dirinya seakan ingin menelannya hidup-hidup.
TBC
