NovelToon NovelToon
Istri Pengganti

Istri Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan
Popularitas:282k
Nilai: 4.3
Nama Author: Cotton Candy Zue

Sienna Saamiya Albinara gadis muda yang terpaksa menikahi Samudera Bagaskara lelaki dingin penuh misteri, karena sebuah alasan konyol.

Dera, yang mencurigainya menjebaknya dalam pernikahan tanpa cinta.

"Ditempat ini semua yang terjadi harus atas izinku!" - Samudera

"Jika bukan karena itu semua, aku takkan sudi terkurung bersamanya!" Binar.

Dulu aku mengagumimu, sekarang aku membenci perlakuanmu, namun putus asa ku menaruh harap padamu - Sienna Saamiya Albinara.

Aku terlalu marah hingga tak merasa telah begitu banyak cinta yang tumbuh untukmu - Samudera Bagaskara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cotton Candy Zue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 8 : Berharap

Tengah malam, Dera menuju kamarnya ternyata Binar sudah tertidur pulas.

Ia berdiri di samping tempat tidur, memandang wajah Binar di bawahnya.

Seulas senyum tipis tersungging saat melihat, wajah polos itu tertidur.

"Manis." gumamnya tanpa sadar.

Ia duduk di sisi ranjang, menaikkan selimut sampai ke leher Binar, lalu memeriksa kening perempuan itu.

"Baguslah demamnya sudah turun." batinnya.

Astaga, apa-apaan ini kenapa dirinya jadi memperhatikan perempuan itu?!

Sadar, ia langsung meninggalkan posisinya memilih untuk membersihkan dirinya sebelum tidur.

Besoknya, Binar terbangun namun ia masih betah memejamkan matanya, rasanya tubuhnya masih tidak enak.

Namun ia merasa sangat hangat, ia mendengar gemericik air hujan, sepertinya di luar hujan.

Ia berniat membuka mata karena ingin melihat indahnya mendung dan hujan di pagi hari dari jendela kamarnya.

Ia membalik posisinya menyamping ke kiri.

Namun, yang ia dapati adalah wajah tampan suaminya yang sangat dekat dengan wajahnya dan juga dada bidang suaminya yang dulu sempat ia kagumi setiap kali melihatnya.

Pantas ia merasa hangat, ternyata Dera memeluknya dalam tidurnya.

Sepertinya, hujan menjaga tidur Dera tetap nyenyak.

Rasanya, seperti menjadi istri sungguhan.

Bolehkah ia egois? Ia ingin merasakan pelukan ini lebih lama lagi, setidaknya ia merasa bahwa ia beruntung pagi ini saja, karena ada seseorang di sampingnya.

Dengan perlahan tangannya balas memeluk sang suami, semoga saja lelaki ini tidak terbangun dan memarahinya karena lancang memeluk tubuhnya itu.

Ia semakin mendekatkan tubuhnya pada Dera, mendengarkan irama detak jantung yang membuat paginya menjadi damai.

"Jika ini kesempatan terakhirku, biarkan aku merasa bahagia dengan yang aku miliki sekarang, Tuhan. Kalau memang ini takdirmu membiarkan aku hidup bersama dia, maka buka pintu hatinya untukku." pintanya dalam hati dengan sungguh-sungguh.

Tak ada lagi yang ia mau untuk sekarang, jika memang ini nasibnya harus hidup bersama Dera ia harap suatu saat lelaki itu akan menerimanya.

Dan jika bukan, maka semoga semua ini segera berakhir karena pernikahan tanpa cinta ini hanya membuang waktu hidupnya yang berharga tiap detiknya.

Detik terus berjalan, tak terasa hujan sudah berhenti, Dera belum terbangun tumben sekali, terus ia juga jadi malas mau bangun.

Sampai akhirnya, terdengar ketukan pintu dari luar, " Tuan, Nona?" segera dengan agak terpaksa Sienna turun dari ranjang lalu membuka pintu kamarnya.

Ternyata, "Ada apa mbak?" tanyanya pada Lia si pengganggu waktu malasnya.

"Maaf, nona. Saya cuma mau memberi tahu bahwa Tuan Bram, asisten pribadi Tuan sudah menunggu di bawah." terang Lia, mata Sienna memblalak kaget.

"Oh ya ampun, jam berapa ini aku lupa hari libur sudah berakhir!" sesalnya lalu segera masuk kembali ke dalam kamarnya, melirik jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi, Albinara bodoh, mungkin saja Dera akan marah karena ia tidak membangunkan lelaki itu.

"Tuan Dera, bangun ini sudah siang." dengan nada panik ia membangunkan Dera, namun yang di bangunkan malah hanya menggeliatkan tubuhnya saja tanpa berniat membuka mata.

"Tuan Dera, asisten anda sudah menunggu bukannya kamu harus bekerja." kali ini Binar mengguncang pelan tubuh Dera.

Lagi-lagi, Dera tidak mendengarkan istrinya, ia dengar hanya saja ia masih ingin tidur.

Tapi istrinya ini malah semakin semangat mengguncang tubuhnya.

Dera menangkap tangan pengganggu itu, "Diam jangan ganggu aku." ucapnya dengan mata masih terpejam.

Binar terdiam, karena suara serak khas bangun tidurnya Dera, sangat sopan masuk ke Indra pendengarannya.

Astaga, Albinara apa yang kau pikirkan !

"Tuan ini sudah jam delapan lebih tiga puluh menit." terangnya, namun tidak ada tanda lelaki itu kaget atau apa mendengar waktu yang sudah siang.

"Aku bilang diam!" dengan satu sentakan ia menarik tangan dalam genggamannya hingga Binar terjatuh di atas tubuhnya.

Deg!

Jantung, Binar berdebar kencang sekarang.

Ia sangat dekat dengan Dera.

Dan apa ini?

Tangan kekar itu sekarang memeluk tubuhnya.

"Diamlah, aku masih mengantuk." jelas Dera.

"T-tapi kamu sudah di tunggu --

"Biarkan saja dia."

"Kamu akan terlambat." ujarnya lagi.

"Itu kantorku aku bosnya, terserahku."

"Tapi-

Ssstt...

Dera membuka matanya yang sayu karena kantuk, jari telunjuknya mendarat pada bibir manis Albinara.

Ya Tuhan...

tatapannya membuat jantung Binar tak tenang.

Dera yang tersadar segera menggulingkan tubuh Binar ke sampingnya.

Kesempatan itu, Binar gunakan untuk pergi dari sisi Dera berlama-lama terlalu dekat dengan lelaki itu membuatnya jadi kehilangan akal.

Selama ini mereka memang tidur satu ranjang namun tetap berjarak, Dera juga tidak selalu tidur bersamanya.

Dera benar-benar tertidur lagi,apa suaminya selelah itu apa yang ia lakukan memangnya?

"Suruh siapa gila kerja." batin Binar ternyata Dera bisa lelah juga.

Menatap lagi pada Dera yang tertidur, bisakah ia menaruh harapan pada hubungan ini agar tidak terus merasa menderita dengan takdir yang terus menerus terjadi tanpa kehendaknya.

"Aku akan mencoba." dengan ulas senyum tipis ia bertekad.

Merasa tubuhnya lebih baik, walau masih agak demam dan flu, Binar memutuskan untuk memasak sarapan.

Walaupun seperti yang ia duga akan ada drama.

"Jangan, Nona. Kami akan di marahi nanti apalagi nona sedang sakit." mohon Lia, kenapa majikannya satu ini sangat bandel sih !

"Cuma masak satu saja!" elaknya.

"Saya mohon, Nona. Ya Tuhan, bagaimana ini." keluh Lia lagi.

"Jangan berlebihan deh mbak." ledek Binar sambil membaluri adonan perkedel dengan telur, kemudian menggorengnya dalam minyak panas.

Hmm baunya enak sekali.

Sebenarnya mereka semua sudah masak, tapi Binar tidak ingin makan itu, ia sedang ingin sekali makanan kesukaannya.

Dera turun ke bawah pukul sepuluh pagi, sudah siap dengan pakaiannya yang rapih yang menambah ketampanannya.

Entah kemana istrinya itu, padahal perempuan itu sedang tidak enak badan.

Bram yang sudah lama menunggu di ruang tamu bernapas lega, "Saya menunda rapat karena anda." lapor Bram yang nampaknya kesal namun ia tetap pandai mengatur ekspresi.

"Kau tahu dimana perempuan itu?" tanya Dera tanpa peduli dengan apa yang di katakan asistennya.

"Tuan, kita harus memulai rapat 45 menit lagi, apa saya harus menundanya lagi?"

"Kenapa tiba-tiba kau menjadi cerewet?" dengan nada mencemooh ia menuju meja makan.

Dera tidak berniat makan, tapi ia berharap menemukan perempuan itu disini.

Dan benar saja, Binar muncul dengan satu piring perkedel kentang di tangannya dari arah dapur menuju ke meja makan.

"Apa yang kau lakukan,hm?" tanya Dera dingin.

Binar diam sejenak, sepertinya berpikir.

Sedangkan, Lia? Pasti sangat waspada sekarang.

"Aku... aku mau makan." jawabnya.

"Apa kamu juga mau makan?" Dera menggeleng lalu memutari tubuh Binar.

"Apa yang kau lakukan ?" ulang Dera.

"Aku mau makan." sahut Binar semakin yakin, supaya Dera juga yakin.

"Siapa yang menyuruhmu memasak?!" suara Dera menggema di dalam ruangan yang membuat Lia dan kawan-kawan ketar-ketir di dapur sana.

"Aku tidak,

"Jangan berbohong, kau ini sakit kenapa kau melakukan pekerjaan pelayan?!" tegas Dera.

"Kau mau membuatku terlihat jadi suami yang buruk? Aku seorang CEO dengan banyak pelayan di rumahku namun istriku tetap memasak sendiri."

"Bukan begitu!" elaknya.

"Ingat ! Kau sudah berjanji untuk menuruti semua perintahku."

Binar jadi merutuki dirinya yang sembarangan mengucapkan janji pada Dera. Huh!

"Tapi wajar kan jika istri memasak untuk suaminya." balas Binar kali ini tak mau kalah.

"Oh begitu ya, sekarang sudah berani melawan? Mereka akan mendapatkan hukumannya karenamu." ancam Dera.

"Bukan begitu!" tegas Sienna cemas ia tak mau juga kalau Lia dan kawan-kawan jadi kena batunya gara-gara dia.

"Lalu?"

ia bingung menjawab, "Sudahlah, Bram kau tahu harus melakukan apa?"

Bram hanya mengangguk.

"Tunggu, aku minta maaf jangan hukum mereka aku yang memaksa karena aku tidak suka dengan sarapan pagi ini. Maaf!"

mata bulat itu menatap Dera harap-harap cemas, menunggu keputusan pria itu.

Dera tersenyum miring, "Benar-benar nyonya Samudera Bagaskara." ujar Dera yang terdengar seperti sindiran bagi Binar

Mungkin, Dera berpikir sekarang dirinya mulai berlagak, pikir Binar.

"Lain kali kau bisa mengatakan pada mereka apa yang kau mau dan duduk saja!" setelah itu Dera memilih meninggalkannya

"Eh, tunggu kamu gak hukum mereka kan?" tapi Dera tidak peduli dengan pertanyaan Binar, perempuan itu berlari kecil mengejar langkah panjang kedua lelaki itu.

Tiba-tiba muncul ide di otak Binar untuk menghentikan Dera.

"Tunggu, kamu bahkan belum mencicipi masakan istrimu, hey!" benar saja, seketika itu, langkah Dera terhenti.

"Wah, menarik sekali." cibir Dera, "Sekarang kau seperti istri sungguhan ya?" pertanyaan yang membuat hatinya mencelos.

Namun, ia ingin sedikit berusaha mewujudkan harapannya.

"Kalau bisa aku harus menjadi istri sungguhan bukan pengganti." sahutnya dengan senyum lebar, namun membuat Dera terdiam dengan ekspresi dingin .

Lalu pergi begitu saja.

Lemas.

Ekspresi yang membuat harapan yang baru tumbuh langsung layu seketika.

"Memang salah, harusnya aku tak pernah mencoba berharap untuk kisahku saat ini. Aku takkan bisa merubahnya." gumamnya kecewa.

Binar tidak mau selalu jadi yang tidak beruntung, jika mereka bisa bahagia dengan apa yang sudah mereka lakukan, kenapa dirinya tidak bisa menjadi lebih bahagia dengan yang ia miliki dan membuat mereka menyesal karena telah melakukan ini padanya.

Dera yang ia miliki sekarang adalah sesuatu yang bisa di banggakan.

1
Putra Ganteng
Buruk
Shindy Yuliarti
binar adiknya dipta kah thor?
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
Indah Rianti
bagus thor
Aghnia Raina
Luar biasa
Imam Firdaus
ceritanya bagus
Imam Firdaus
keren ceritanya
Salihah Azraai
mau thor. semangat ya!
Nyengsreng
lanjut dong
Sri Wahyuni
kurang greget
Hikam Sairi
mampir
dwisrilestari_cancer83
cerita nya simple n apik, alurnya ngga berat2 banget
Krystal Zu: terimakasih 🌹🤍
total 1 replies
Siti Saidah
lamaaaaaa
Zainab makky
bagus cerita x tor
Muh Nur
jujur lebih baik
Whi Tut
bodoh bodoh bodoh
Wiek Soen
menarik juga
Muh Nur
karyamu jeren thor
Iges Satria
mulai mutar2 gi ceritanya Thor, masa mertua binas ga ada capeknya bikin kejahatan. nah binar gi bisanya hilang kesabaran Krn bayi rewel terus. seira nasibnya baik banget padahal kan ??
Dewi Purnomo
Jangan bikin Binar kena baby blues dong kak....kasian Dera sma babynya.....lanjut up kak.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!