System Of Sea

Adrian yang melihat makin banyak orang berkumpul di sana menjadi sedikit heran. Memang benar pada hari minggu banyak orang yang berlibur ke pantai Bluesky.

Tapi kalo yang memancing itu bisa di hitung pake jari karna memang hobi memancing itu sedikit membosankan bagi sebagian orang.

Apalagi memancing ikan kecil di dermaga seperti ini, orang orang yang terlihat seperti pemancing profesional itu juga memiliki alat pancing mahal yang Adrian bisa tau itu dari hanya sekali lihat.

Karna penasaran, Adrian akhirnya bertanya pada seorang bapak bapak yang duduk di sampingnya.

“Pak, kalo boleh saya nanya, kok kayaknya banyak banget ya orang yang mancing di sini...emang mau ada acara ya?"

“Kan emang lagi pada pemanasan karna nanti siang akan ada lomba memancing, masa adek gak tau?”

“Ehhh, beneran pak?”

“Iya, ini orang orang juga mulai berkumpul karna acaranya siang ini.”

“Lombanya juga besar dan pak Walikota yang menyelenggarakannya bersama beberapa perusahaan di kota Bluesky pasti membuat even mancing kali ini menarik.”

“Oohh gitu.”

“Kamu gak ikut?...kayaknya kamu jago mancing dan pancingan kamu itu kayaknya kuat banget, boleh gak bapak coba pake sekali?”

“Boleh pak...nih coba aja.” Ucap Adrian yang dengan senang hati meminjamkan alat pancingnya.

“Wihhh, keren banget nih pancingmu...ringan, udah gitu gangganya nyaman pula...beli di mana nih?”

“Itu saya beli di...itu punya bapak saya pak.”

“Ohhh.”

“Kamu gak coba ikut lombanya?...lumayan loh hadiahnya.”

“Enggak pak, kalo ikut lomba besar begitu pasti pake biaya pendaftaran, saya gak punya uang.”

“Iya sih ada biaya pendaftaran, tapi kalo gak salah ada slot buat penduduk lokal deh, bentar ya bapak telpon temen bapak dulu.”

Kemudian bapak bapak dengan setelan mecing lengkap dengan kaca mata di atas kepalanya itu mulai menelepon seseorang.

Sambil menunggu obrolan si bapak, Adrian terlihat hanya duduk duduk saja dan melihat sekitarnya yang terlihat jelas sudah makin banyak orang orang yang berkumpul dan ingin mengikuti lomba memancing.

“Huh...untung aja masih sempet.”

“Siapa namamu?”

“Nama saya Adrian pak.”

Setelah menanyakan namanya, bapak itu lanjut menelepon temannya dan memasukkan nama Adrian ke dalam peserta lomba.

“Dah aman...tadi dah bapak daftarin kamu pake slot penduduk lokal.”

“Serius pak, makasih ya...terus nama bapak siapa?”

“Kenalin saya pak Tomy.”

“Salam kenal pak, saya Adrian.”

Lalu kedua pria yang memiliki hobi sama itu mulai melanjutkan pemanasan mereka di pinggir dermaga, sampai akhirnya tempat itu sudah makin ramai bak pasar.

Kapal dan mobil mobil peserta se kota Bluesky dan beberapa peserta dari luar kota juga sudah mulai memenuhi tempat tersebut.

Di lihat dari penampilan mereka, rata-rata peserta yang ikut sudah pasti berasal dari kalangan kelas atas. Itu bisa di lihat dari setelan dan kendaraan mereka semua.

Adrian yang sadar mulai bersemangat, Ia memang hobi memancing dan ketika mendengar kompetisi memancing, entah kenapa ia sangat ingin ikut dan untungnya keberuntungan masih menyertainya.

Lalu tanpa di sangka sangka pak Walikota datang bersama rombongannya. Saat datang banyak orang yang mendekatinya karna memang Walikota Bluesky ini sangat terkenal baik dan karasimatic.

Dalam sembilan tahun menjabat, perubahan besar sudah terjadi di kota kecil pesisir pantai tersebut.

Belum lagi kebijakan dan peraturan Walikota yang ia buat lebih mementingkan warga lokal dan pengusaha lokal.

Dari sana pria bernama lengkap Hiromi Aditya itu sangat disegani dan di hormati.

Saat sampai, pak Aditya yang masih terlihat cukup muda itu terlihat mulai mengobrol dengan beberapa orang.

Adrian yang melihat pak Walikota juga sedikit senang. Mungkin ia sudah sering melihatnya, tapi kalo dari dekat mungkin baru kali ini.

Karna hari memang sudah mulai siang, semua peserta lomba yang sudah tiba di dermaga besar itu terlihat saling mengobrol satu sama lain.

Mereka semua rata rata memang orang orang kelas atas dari kota Bluesky. Tak lupa juga ada beberapa teman sekolah Adrian yang ikut serta beserta keluarga mereka dan jelas pak Yuda dan pak Wijaya beserta keluarganya juga datang ke tempat tersebut karna mereka juga merupakan pihak penyelenggara.

“Wihh...dah makin rame aja nih, bapak mau nyapa temen temen bapak dulu ya.”

“Iya pak, sekali lagi makasih ya dah bantuin saya buat ikut serta”

“Oke, ingat nanti kalo kapal pesiar besar yang namanya Anatasya dateng kamu ikut naik, kita bakalan mancing sekalian liburan singkat di sana.”

“Ehhhh, kapal pesiar...oke oke pak.”

Adrian yang hanya bisa mengangguk mulai melihat pak Tomy yang terlihat menemui beberapa temannya.

Lalu tak selang beberapa lama, kapal pesiar yang amat besar dan sangat mewah datang. Adrian yang melihat itu di buat terkejut dan takjub bukan main.

Di bagian depan kapal besar itu tertulis tulisan Anatasya yang berarti itu adalah kapal yang akan ia naiki.

“A-Anatasya...jadi kamu sebesar ini....”

Karna kapal sudah datang dan semua orang juga sudah menyiapkan segala keperluan mereka, tanpa berlama lama lagi semua orang langsung masuk dan menaiki kapal besar tersebut.

Adrian yang melihat itu menjadi sedikit grogi dan minder. Dari jauh ia juga bisa melihat Bella dan Tri yang terlihat dekat dan masuk bersama ke kapal mewah tersebut.

“Sepertinya aku gak jadi ikut deh.” Ucap Adrian dalam hati sampai Sea tiba tiba berbicara padanya.

[Ting]

[Apa tuan yakin tak mau pergi, di sana nanti tuan bisa memancing banyak ikan besar di laut lepas dan mendapatkan banyak poin dari sana]

Ketika mendengar perkataan Sea, Adrian merasa dirinya benar benar bodoh karna menolak kesempatan emas itu. Dengan pergi ke tengah laut dan mengikuti lomba, ia bisa memancing ikan ikan besar dan tentunya menyelesaikan misi tingkat tinggi yang berhadiah sangat banyak.

“Benar katamu Sea, saat ini aku membutuhkan banyak poin dan dari sana aku bisa mendapatkan lebih...terima kasih sudah mengingatkanku.”

[Ting]

[Sama sama tuan]

Sebelum Adrian berjalan, seorang pemuda lengkap dengan setelan ala nelayan lokal mendekatinya.

“Yo, tumben di sini dan gak ngelaut, jangan bilang kamu juga mau ikutan lomba mancing?”

Saat mendengar suara itu, Adrian langsung menoleh dan kini ia bisa melihat seseorang yang berpenampilan hampir sama sepertinya.

“Pit, kamu juga ikutan?”

“Jelas dong, lumayan hadiahnya kalo menang.”

“Yaudah yok naik, aku juga ikut.”

“Serius?...syukurlah, ku kira gak bakalan ada temen senasib yang ikut ke sana, hahaha.”

“Hemmm, yaudah yok naik.”

Dengan sangat bersemangat, kedua pria muda itu berjalan bersama menaiki kapal pesiar super mewah tersebut.

David Hartono, ia juga anak nelayan lokal dari kota Bluesky yang sama seperti Adrian dan memang mereka berteman baik dan memiliki nasib yang hampir serupa.

Jika Adrian ingin cepat cepat tamat sekolah karna ingin membantu sang ayah untuk meringankan beban biaya rumah sakit sang ibu.

Maka David ingin cepat cepat tamat sekolah dan mencari pekerjaan tetap agar bisa menyekolahkan adik adiknya karna memang keluarganya sangat miskin.

Namun siapa sangka, kedua pria muda berpenampilan kumuh itu kelak akan menjadi penguasa kota Bluesky.