NovelToon NovelToon
Kansha

Kansha

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nico Queen

Mereka menyebutku misterius, setelah aku bertemu dengan sosok misterius yang berada di hutan misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nico Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lahapan Kegelapan

Pagi itu, matahari bersinar cerah di atas hutan Eldoria, menyinari setiap daun dan bunga dengan cahaya hangatnya. Aku berbaring dirumput dekat perut Elarion, Naga setengah kuda magis yang menjadi teman baruku. Elarion berbaring di atas rumput, sayapnya terbuka lebar, dan aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang lembut. Kami sering menghabiskan waktu seperti ini, berbicara tentang banyak hal, menjelajahi misteri hutan ini, dan kadang-kadang hanya menikmati keheningan bersama.

"Elarion," panggilku, suaraku penuh rasa ingin tahu. "Aku punya banyak pertanyaan."

Elarion menggerakkan kepalanya sedikit, menatapku dengan mata emasnya yang bijaksana. "Tanyakan saja, Kansha. Aku akan mencoba menjawabnya."

Aku menarik napas dalam-dalam, merasakan udara segar Eldoria mengisi paru-paruku. "Kenapa aku bisa masuk ke hutan ini? Apakah ini takdir atau ada alasan lain?"

Aku bertanya dengan menatap langit dan memainkan tanganku. 

Elarion menghela napas panjang sebelum menjawab. "Kansha, Eldoria adalah tempat yang penuh dengan keajaiban dan misteri. Kadang-kadang, orang-orang yang memiliki hubungan khusus dengan alam atau kekuatan magis yang tersembunyi di dalam diri mereka bisa ditarik ke sini. Aku percaya, kamu memiliki sesuatu yang istimewa dalam dirimu, sesuatu yang membuatmu bisa menemukan jalan ke Eldoria."

Aku memikirkan kata-katanya, mencoba memahami. "Tapi kenapa Nenek Seruni bisa kehabisan mana? Apakah ini pernah terjadi sebelumnya?"

Elarion mengangguk perlahan. "Nenek Seruni atau Lord Of Eldoria adalah penjaga Eldoria. Dia menggunakan kekuatannya untuk menjaga keseimbangan di hutan ini, melindungi makhluk-makhluk di dalamnya, dan melawan ancaman dari sisi gelap. Kadang-kadang, tugas ini menguras banyak energi dan mana. Karena sebenarnya Lord Of Eldoria sudah lama sekali tidak beristirahat. Situasi yang kamu alami membuatnya harus mengerahkan hampir seluruh kekuatannya untuk menyelamatkanmu dari kegelapan."

Hatiku terasa berat mendengar itu. "Apakah selalu seperti ini sebelumnya? Apakah Nenek Seruni selalu harus berjuang keras?"

"Ya dan tidak," jawab Elarion dengan bijak. "Ada masa-masa damai dan ada masa-masa penuh tantangan. Kehadiranmu di sini mungkin membawa perubahan besar, tetapi juga tantangan baru. Kita semua harus bekerja sama untuk menjaga keseimbangan Eldoria."

Aku mengangguk, memahami beban yang harus ditanggung oleh Nenek Seruni. "Lalu, tentang Arka, sang roh kegelapan. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?"

Elarion menghela napas panjang lagi. "Arka dulu adalah roh yang baik, tetapi kegelapan menguasainya. Ada sesuatu atau seseorang yang mengubah hatinya, membuatnya menjadi ancaman bagi Eldoria. Aku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan perubahan itu, tetapi kita harus waspada terhadapnya."

Aku menggigit bibirku, merasa ada sesuatu yang masih belum kutanyakan. "Kenapa Nenek Seruni terlihat lebih tua? Aku bahkan hampir tidak mengenalinya. Apakah itu karena mananya habis? Dan apakah Nenek Seruni itu manusia?"

Elarion menatapku dengan tatapan yang sulit dibaca, lalu berkata dengan lembut, "Nanti kau akan tahu setelah ia pulih."

Aku merasa sedikit tidak puas dengan jawabannya, tetapi aku tahu Elarion pasti punya alasan untuk tidak memberitahuku sekarang. Aku mengalihkan topik pembicaraan, mencoba menemukan jawaban atas pertanyaan lain yang menggangguku.

"Bagaimana cara untuk keluar masuk dari hutan ini selain aku harus membawa hutannya ke desaku?"

Elarion menggelengkan kepalanya. "Hutan ini memiliki kekuatan magis yang kuat. Keluar dan masuk Eldoria bukanlah hal yang mudah. Ada portal tersembunyi di beberapa tempat, tetapi mereka hanya bisa digunakan oleh makhluk yang memahami sihir Eldoria dengan baik. Saat ini, Nenek Seruni adalah satu-satunya yang tahu cara membuka portal-portal itu. Tapi ada juga cara lain seperti menggunakan teknik sihir Teleportis, itu adalah sihir yang sangat rumit sekali bahkan aku tidak bisa memakainya".

Teleportis? Ternyata benar.. 

Saat kami berbicara, tiba-tiba tanah di bawah kami mulai bergetar. Getaran itu semakin kuat, dan burung-burung di sekitar kami mulai berterbangan dengan panik. Aku duduk dengan cepat, merasakan jantungku berdetak kencang.

"Elarion, apa yang terjadi?" tanyaku dengan suara cemas.

Elarion bangkit berdiri, matanya penuh kewaspadaan. "Ini adalah tanda dari aktivitas di sisi gelap Eldoria. Sesuatu sedang terjadi di sana, dan kita harus bersiap-siap."

Aku merasakan ketakutan merayap di hatiku, tetapi juga ada keberanian yang muncul yang sebenarnya aku ingin menguji hasil latihanku. "Apa yang harus kita lakukan?"

Elarion mengangkat sayapnya, siap untuk terbang. "Kita harus pergi dan melihat apa yang terjadi. Pastikan kau siap, Kansha. Ini mungkin berbahaya."

Dengan hati yang berdebar, aku memegang erat bulu Elarion saat dia mulai mengepakkan sayapnya. Kami meluncur ke udara, terbang menuju sumber getaran itu. Di bawah kami, aku bisa melihat hutan Eldoria yang luas, hijau, dan penuh kehidupan. Tetapi di kejauhan, ada area yang tampak gelap dan penuh ancaman ada semacam penghalang yang mencegah cahaya masuk ke hutan itu.

Saat kami mendekati sisi gelap Eldoria, getaran di tanah semakin kuat. Pepohonan di sekitar area itu tampak layu dan mati, suasananya terasa suram dan menakutkan. Aku bisa merasakan energi gelap yang kuat mengalir dari tempat itu.

Elarion mendarat di tepi area gelap, dan kami melangkah hati-hati ke dalam kegelapan. Di dalam, aku melihat sesuatu yang mengejutkan. Makhluk-makhluk bayangan berkeliaran, mengeluarkan suara-suara mengerikan. Tanah di bawah kaki kami terasa dingin dan tidak bersahabat.

"Kansha, kita harus berhati-hati," bisik Elarion. "Makhluk-makhluk ini bisa sangat berbahaya."

Aku mengangguk, mencoba menenangkan diriku. "Apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikan ini?"

Elarion menatapku dengan mata serius. "Kita harus menemukan sumber dari energi gelap ini dan menghancurkannya. Ini mungkin tidak mudah, tetapi kita harus mencobanya."

Dengan hati-hati, kami mulai menyusuri area gelap itu, mencari tanda-tanda dari sumber energi gelap. Aku merasa ketakutan, tetapi juga bertekad untuk melindungi Eldoria dan semua makhluk yang ada di dalamnya. Aku tahu bahwa Nenek Seruni dan semua teman-temanku bergantung padaku.

Saat kami menjelajahi lebih dalam, aku melihat sesuatu yang membuat darahku membeku. Di tengah area gelap itu, ada sebuah batu besar yang tampak memancarkan energi gelap. Di sekelilingnya, makhluk-makhluk bayangan berkumpul, seolah-olah menjaga batu itu.

"Elarion, sepertinya itu adalah sumbernya!" seruku dengan suara gemetar.

Elarion mengangguk. "Kita harus menghancurkannya. Tetapi ini tidak akan mudah. Kita perlu rencana."

Kami berdiskusi sejenak, mencoba mencari cara terbaik untuk menghancurkan batu itu tanpa membahayakan diri kami sendiri. Aku merasa ketakutan, tetapi juga bersemangat. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan keberanianku dan melindungi Eldoria.

Dengan hati-hati, kami mendekati batu itu, berusaha untuk tidak menarik perhatian makhluk-makhluk bayangan. Aku menggunakan sedikit sihir api untuk mengalihkan perhatian mereka, sementara Elarion bersiap untuk menyerang batu itu dengan kekuatannya.

Saat kami mendekati batu itu, makhluk-makhluk bayangan mulai menyadari kehadiran kami. Mereka mengeluarkan suara-suara mengerikan dan bergerak menuju kami. "Sekarang, Elarion!" seruku.

Elarion mengumpulkan semua kekuatannya dan menghantam batu itu dengan kekuatan magisnya. Batu itu mulai retak, dan energi gelap mulai mengalir keluar. Makhluk-makhluk bayangan berteriak dalam rasa sakit dan ketakutan. Namun, semakin lama Elarion berada di sisi gelap ini, kekuatannya tampak semakin melemah. Aku bisa melihat keringat mulai mengalir di sisiknya, dan napasnya menjadi semakin berat.

"Elarion kenapa? kau tidak bisa bertahan lama di sini?" teriakku, panik. "Apa yang harus kita lakukan?"

Elarion menggertakkan giginya, tetap fokus pada tugasnya. "Kansha, hanya kau yang bisa bertahan lama di sisi gelap ini. Gunakan sihirmu, gunakan kekuatanmu untuk menghancurkan batu itu sepenuhnya!"

Aku merasakan ketakutan dan ketidakpastian hatiku berdebar, tetapi aku tahu bahwa aku harus mencoba. Aku mengumpulkan semua kekuatan sihir yang kumiliki. Seperti yang aku pelajari di buku" Sihir itu Indah" Aku bisa merasakan aliran mana yang kuat dalam diriku, tetapi juga tahu bahwa jika tidak terkontrol, itu bisa berbahaya.

Aku berniat menggunakan Levita Aeris dan Ignis Flamma dimana aku akan membuatnya menari dalam pusaran angin api, pikirku begitu. Aku merasakan hatiku yang semakin berdebar, perasaan ini tidak pernah terjadi sebelumnya. 

Aku fokus pada batu itu dan makhluk disekitarnya, membayangkan kekuatanku menghancurkannya. Tiba-tiba, aku merasakan ledakan energi yang besar, dan sihirku mengalir keluar dengan kekuatan penuh dengan angin berapi yang berputar. Batu itu mulai retak lebih parah, dan energi gelap semakin melemah.

Makhluk-makhluk bayangan berteriak dalam rasa sakit dan ketakutan, perlahan-lahan menghilang saat kekuatan batu itu memudar. Aku terus fokus, memberikan semua yang kumiliki, hingga akhirnya, dengan satu ledakan besar, batu itu hancur berkeping-keping. Energi gelap yang tersisa melayang ke udara dan menghilang, meninggalkan keheningan yang aneh.

Aku terengah-engah, merasakan gairah yang tidak biasa. Elarion, yang juga terlihat lelah tetapi lega, menghampiriku. "Kansha, kau melakukannya," katanya dengan suara lembut. "Kau menghancurkan sumber energi gelap itu."

Aku tersenyum lemah. "Aku hanya melakukan apa yang harus dilakukan," jawabku, mencoba mengatur napas.

Elarion menatapku dengan penuh rasa hormat. "Kau memiliki kekuatan besar dalam dirimu, Kansha. Tetapi kau harus belajar mengendalikannya dengan baik. Jika tidak, itu bisa membahayakanmu dan orang-orang di sekitarmu."

Aku mengangguk, menyadari betapa pentingnya pelajaran ini. "Aku akan berusaha lebih keras, Elarion. Aku tidak ingin menyakiti siapa pun."

Elarion tersenyum hangat, lalu mengarahkan pandangannya ke sekitar kami. "Kita harus kembali sekarang"

Dengan bantuan Elarion, kami terbang kembali ke bagian hutan yang lebih terang dan aman. Saat kami mendarat di dekat rumah Nenek Seruni, aku merasakan kelegaan yang besar. Namun, pikiran tentang Nenek Seruni yang masih beristirahat panjang dan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab masih menghantuiku.

"Elarion," panggilku saat kami berjalan menuju rumah. "Aku masih ingin tahu banyak hal. Kenapa Nenek Seruni terlihat lebih tua? Apakah itu karena mananya habis? Dan apakah Nenek Seruni itu manusia?"

Elarion berhenti sejenak, menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kansha, ada banyak hal tentang Nenek Seruni yang sulit untuk dijelaskan sekarang. Tapi percayalah, semua pertanyaanmu akan terjawab pada waktunya. Setelah dia pulih, kau akan mengerti semuanya."

Aku merasa sedikit tidak puas, tetapi aku tahu Elarion pasti punya alasan untuk tidak memberitahuku sekarang. Mungkin ada hal-hal yang belum siap untuk kuterima. Aku memutuskan untuk bersabar dan menunggu saat yang tepat.

Elarion memutuskan untuk tetap berjaga di sekitar rumah, memastikan tidak ada ancaman yang mendekat walau sebenarnya di sisi cahaya itu aman. Aku masuk ke dalam rumah, merasakan kehangatan dan kenyamanan yang selalu kurasakan di sana.

Saat aku duduk di dekat jendela, memandangi hutan yang indah di luar. 

Hutan yang indah.. 

Kemudian Aku menceritakan apa yang telah terjadi kepada Nenek Seruni, entah kenapa setiap kali aku bercerita, aku tidak bisa menahan tangis yang selalu membumbui setiap kata - kataku yang keluar.

1
Bening
semangat untuk mu
Teteh Lia
1000 tahun 😱
Teteh Lia
kebayang indahnya...
Tini Timmy
jiwa petualangan kansha sangat lah kental


lanjut.
semangat nulis nya kk/Smile/
Tini Timmy: sma"/Smile/
Nico queen: Tentu,
Makasih kak dukungannya
total 2 replies
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Bening
semangat up nya..
2 iklan za sayang
Nico queen: Siap, makasih kak
total 1 replies
Bening
pengen punya nenek kayak nenek seruni
Bening
semoga harapan khansa menjadi kenyataan
Bening
penasaran dgn identitas nenek seruni sebenarnya
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Tini Timmy
waduhh
Tini Timmy
nenek seruni baik banget/Smile/
Tini Timmy
wahh nenek seruni bisa baca pikiran kali ya
Tini Timmy: maklum kalau nenek" mah/Facepalm/
Nico queen: Hanya insting seorang nenek kolot😅
total 2 replies
Aegis Aetna
di buat layar tempat dipisah kak, di bawah, di sini.
Aegis Aetna: yoi, sama-sama.
Nico queen: Siap kak, makasih masukannya🙏.
total 4 replies
syro
matap tetap semangat menulisnya
Aegis Aetna
subcreb dulu, nampaknya seru.
Nico queen: Siap kak, makasih udah mampir
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulis nya kk/Smile/
Nico queen: Siap kak/Drool/
total 1 replies
Bening
3 iklan + 1 bungga
semangat...
Nico queen: Woa makasih banyak kak
total 1 replies
Bening
suara siapa ini ?
Nico queen: Kira-kira siapa kak/Grin/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!