NovelToon NovelToon
Oh My Savior

Oh My Savior

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:280.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Whidie Arista

Aku menyukaimu! Tapi, Aku tahu Aku tak cukup pantas untukmu!

Cinta satu malam yang terjadi antara dia dan sahabatnya, membawanya pada kisah cinta yang rumit. Khanza harus mengubur perasaannya dalam-dalam karena Nicholas sudah memiliki seseorang dalam hatinya, dia memilih membantu Nicholas mendapatkan cinta sang gadis pujaannya.

Mampukah Khanza merelakan Nicholas bersama gadis yang di cintai nya? Atau dia akan berjuang demi hatinya sendiri?

Ayo ikuti kisah romansa mereka di sini! Di Oh My Savior

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Kepekaan 0%

'Apa yang harus aku katakan?' balas Nic.

'Oh Bos bodohku, apa kau tidak mengerti cara mendekati wanita?'

'Apa kau terlihat seperti wanita?'

'Itu beda.' balas Khanza disertai emoticon kesal.

Mereka masih saling berbalas pesan membuat keheningan terjadi di meja makan. Cherry sesekali melirik, 'apa yang mereka rencanakan sebenarnya? Apa mereka hanya ingin aku melihat kemesraan mereka? Sungguh menyebalkan.' gumam Cherry dalam hati.

'Jika di bandingkan denganku, wanita ini tidak ada apa-apanya. Sudah pasti Nic akan memilihku,' batinnya.

"Nona Cherry ayo ceritakan tentangmu," Khanza berucap untuk menyingkirkan keheningan.

"Aku? Ya, aku pindah keluar negri saat aku masih kecil, Nic pasti sudah pernah cerita tentang aku," Cherry menjeda ucapannya sembari tersenyum, "orang tuaku harus pindah dinas ke negara lain jadi aku terpaksa ikut dengan mereka. Namun, pada setelah aku masuk sekolah dasar orang tuaku meninggal karena kecelakaan." Cherry tersenyum lemah.

Nic nampak terkejut, dia tak menyangka ternyata orang tua Cherry telah tiada, "orang tuamu sudah meninggal? Mengapa kau tidak cerita padaku?" ucap Nic tiba-tiba dengan nada suara tinggi.

"Bagaiman aku bisa bercerita padamu? Aku hanya seorang anak kecil saat itu. Lagi pun, kita jauh," ucap Cherry dengan senyum lemah.

"Bukankah aku sudah memberikanmu alamat Email ku saat itu. Aku selalu menunggumu mengirimi ku kabar, tapi kau... bagai menghilang ditelan bumi. Aku pikir kau sudah lupa padaku," ujar Nic. Cherry meraih tangan Nic dan menggenggamnya Nic tampak tak menolak.

'Seharusnya aku tidak disini, jika aku pergi sekarang apa mereka tidak akan menyadarinya? Aku tidak bisa menyaksikan adegan Live mereka secara langsung, perasaanku bukan terbuat dari besi,' batin Khanza.

"Err Nic, aku ke toilet sebentar." Khanza berpamitan, Nic hanya mengangguk sebagai jawaban, mungkin dia menyadari jika Khanza tampak canggung.

Khanza berjalan dengan langkah gontai, hatinya sangat menyesal telah mendorong Nic pada Cherry, tapi apa daya yang ada di hati Nic bukanlah dia. Sakit memang, dadanya terasa sesak melihat Nic kini berhasil dekat dengan wanita yang Ia sukai. Khanza berjalan terus hingga Ia tak menyadari jika telah berada di atap Cafe tersebut.

"Hem disini lumayan juga, aku bisa langsung melihat kantor dan bangunan-bangunan sekitar."

Hembusan angin menerbangkan helaian rambut Khanza yang tak terikat, entah kapan terakhir kalinya Ia menggerai rambutnya.

"Jika aku seorang mata-mata aku pasti akan memilih tempat ini untuk di jadikan tempat tinggal."

Fftt, suara tawa pelan mengalihkan perhatian Khanza, ternyata ada seorang pria di sana, dia nampak tengah memegang kuas di tangannya, di hadapannya terdapat kanvas yang sudah setengah tercoret warna, nampaknya dia tengah melukis.

"Eh, ma-maaf, apa aku mengganggumu?" ucap Khanza tak enak hati.

"Tidak, hanya saja aku ingin tertawa saat kau bilang jika kau seorang mata-mata kau akan memilih tempat ini untuk tinggal." Dia terkikik geli.

"Iya itu hanya seandainya saja, apa kau pemilik tempat ini?" tanya Khanza mengalihkan perbincangan.

"Bukan, aku hanya pengurus sementara. Setelah pamanku kembali dia akan mengambil alih kembali, lagi pun aku bukan orang yang tertarik dengan bisnis," ucapnya santai.

Khanza mendekat, "wah, lukisan mu sangat indah, kau seorang seniman berbakat." Puji Khanza.

"Terima kasih," ucapnya senang, "baru kali ini ada yang memujiku, di keluargaku hobi ku ini di anggap menyia-nyiakan waktu," dia terkekeh lagi.

"Hobi yang menguntungkan tidak bisa di pandang sepele, di dunia ini banyak pelukis handal yang bisa menghasilkan uang miliaran rupiah dengan hasil hobinya." Khanza mencondongkan tubuh menatap lukisan itu.

"Kau mengerti lukisan?" tanya pria itu nampak tertarik, nampaknya dia telah menemukan orang yang satu frekuensi dengannya.

"Emh, sebetulnya...tidak," Khanza mengangkat bahu.

"Haish, aku pikir kamu mengerti." Pria itu nampak kecewa.

"Eith, meski aku tak terlalu mengerti arti dari lukisan, tapi aku mengagumi hasil karya mereka, karena aku sendiri belum tentu bisa membuatnya, bahkan aku menggambar gunung pun terlihat seperti agar-agar." Ujar Khanza sambil tertawa.

Pria itu ikut tertawa, "apa kau ingin belajar melukis?" tanyanya.

Eh, "bahkan kita belum berkenalan." Khanza nampak terkejut.

"Kalau begitu mari berkenalan. Namaku Darius Wilson," ujarnya sembari mengulurkan tangan.

Khanza meraih tangan Darius dan menjabatnya, "aku Khanza."

"Hanya Khanza?" Darius nampak sedikit heran karena Khanza tak menyebutkan nama belakangnya.

"Ya, hanya Khanza." Jawab Khanza sembari tersenyum ramah.

Lama Khanza berbincang dengan Darius, hingga suara dering ponsel mengalihkan atensinya, "Ya Nic!"

"Dimana kamu? Aku pikir kamu sudah kembali ke kantor." tanya Nic dari sebrang telpon.

"Ah maaf, aku lupa waktu aku akan kembali sekarang juga." Khanza mematikan sambungan telponnya.

"Darius, sepertinya aku harus kembali bekerja. Terima kasih atas waktunya."

"Tidak masalah, tapi, bisakah kita bertemu lagi?" tanya Darius.

"Ya, jika ada waktu."

Khanza melambaikan tangan sembari berlalu.

"Gadis yang manis," ujar Darius pelan, "eh, kenapa aku tidak minta nomor ponselnya." Darius berlari menuruni tangga mengejar Khanza, namun gadis itu sudah tak nampak lagi.

Ish, "aku memang tidak beruntung."

***

Khanza menaiki lift menuju lantai paling atas tempatnya bekerja, bertemu Darius sedikit mengalihkan pikirannya barang sejenak.

Ceklek...

Khanza masuk kedalam ruangan Nic, yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang pemilik ruangan, "darimana saja kamu?"

Khanza seperti anak di bawah umur yang sedang ditanyai oleh orang tuanya karena bolos sekolah, "aku hanya mencari udara segar," jawabnya.

"Jadi menurutmu udara yang kita hirup selama ini tidak segar?"

'Hah, logika macam apa itu?' batin Khanza, "ayolah Nic, apa kau ingin aku jadi nyamuk di antara kau dan Nona Cherry." Keluh Khanza sembari mendudukkan diri di sopa.

"Kami hanya berbincang hal biasa tadi, tidak ada salahnya kamu juga di sana." Ujarnya tak mau kalah.

"Kau ini bodoh? Tadi itu termasuk kencan, aku akan di anggap orang ketiga jika aku terus bersama kalian." Khanza merasa gemas ingin rasanya dia menjambak rambut Nic yang masih saja tidak mau mengerti keadaan.

"Kita kan memang bertiga, apa salahnya jadi orang ke tiga?"

'Anjir, gua Jambak lu ya, gua Jambak nih!' v: Khanza mulai geram dengan tingkah Nic, dia ini bodoh atau Idiot sih?

"Nicholas, yang di sebut orang ke tiga itu adalah, wanita lain. Kau mengerti?"

"Wanita lain?" Dia nampak berpikir, "tapi, apa kau bisa disebut wanita lain? Kau sudah ku anggap seperti adik sendiri, kau terlalu banyak nonton Drama. Jadi kurangilah nonton Drama, itu membuat otakmu jadi kacau." Ucapnya.

Khanza mendelik kesal pada Nic, 'mengapa Tuhan menciptakan manusia yang satu ini dengan IQ tinggi, namun kepekaan yang rendah. Sangat menyebalkan.' keluh Khanza dalam hati.

"Sudahlah, berdebat denganmu memang tidak akan pernah menang."

1
Ririn Nursisminingsih
nick ini ceo kok boodinng banget yaa grgeten a
Muna Junaidi
Hadir thor💃💃💃
Whidie Arista 🦋: Terimakasih kak. semoga suka sama ceritanya 😊
total 1 replies
Zikran Zikran
Luar biasa
Madura Sby
akhirnya masalah selesai jugaa
Waseng Susanti
crt yg menarik
Mom Q
super
Ndhut
.
Anonymous
bukannya tes dna biasany bth wkt 2 mgg an kan?
Whidie Arista 🦋: dalam dunia halu apa sih yang gak mungkin kak wkwk🤭
total 1 replies
mudah hartatik
suka ceritanyA... sepertinya bagus..
Nuraeni Nur
menarik
Kadek Bella
terima kasih thoor,,, ceritanya nggak bertele-tele
Whidie Arista 🦋: sama2 kak, makasih juga udah mampir di karya aku 😊
total 1 replies
Devina Siregar
top
Nabilah Afifah
min kok gaada novel yg ini
Whidie Arista 🦋: kalau minta Kakak bisa baca nove aku yang lain, terima kasih🙏
Whidie Arista 🦋: Mohon maaf ya Kak🙏 novel ini gak jadi aku lanjutin jadi aku hapus🙏😊
total 2 replies
Doraita Veriani
aku padamu Risa....meleleh air mataku
Agus Tina
Luar biasa
Tris Santini
bonchap nya thor
Rus Siana
pPpPpppppPpp
Uswatun Hasanah
lanjut cerita yg lain dong
Whidie Arista 🦋: kalau bikin sekuel novel ini kayanya belum ada ide kak Wkwk
Whidie Arista 🦋: Cerita yang lain yang mana Kak?
total 2 replies
Anonymous
Terima kasih thor 😍🥰
Whidie Arista 🦋: sama2 Kak😊 Makasih juga buat Kakak yang sudah mendukung novel aku yang satu ini🙏
total 1 replies
Uswatun Hasanah
tamat tamat ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!