Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah
Demi apapun ingin sekali sekarang Aulia kabur saat itu juga karena merasa ia tak menyangka ternyata Abahnya setuju jika ia menikah dengan Bagas,padahal dirinya sedang bahagia ketika tadi mendengar Abahnya sempat membantah Bagas.
"Abah kok gitu? perasaan tadi Lia pikir Abah bakalan menunda ataupun membatalkan Perjodohan aneh ini, tetapi kenapa malah sekarang jadi memberikan waktu yang begitu cepat?" tanya Aulia tidak semangat.
Deni hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar ketika melihat wajah anaknya yang begitu frustasi hanya saja mau bagaimana lagi ketika keputusan harus diambil saat itu juga, ingin membatalkan tentu saja sudah sangat terlambat sebab biar bagaimanapun Inilah yang harus mereka ambil jika membalaskan dendam keluarga mereka satu-satunya hanya dengan cara itu.
"Kamu kan tahu dia itu tipe pria seperti apa yaitu tegas dan juga tidak suka permintaannya ditolak, maka tidak ada Masalahnya kalau kamu menyesuaikan dengan apa yang ia Contohkan itu dengan begitu kalian bakalan tidak terlalu sering cocok! Jadi jika kalian memang sudah tidak cocok dan kamu juga sudah berhasil memberikan Dia anak laki-laki Ya sudah tinggal minta cerai saja, yang penting intinya di kamu saja usahakan harus cepat hamil agar segala macam yang kamu inginkan pasti dia bakalan menuruti!"jelas Santi kali ini membuat Aulia tak percaya ke arah kedua orang tuanya yang berbuat seolah menikah itu merupakan hal yang gampang tinggal gercep jadi terus menerima hasilnya dan cerai.
"Astaga Abang sama Umi ini pikir nikah itu main-main Coba kalau misalnya sekarang aku suruh kalian untuk pisah mau apa tidak? tentu saja pasti kalian tidak mau kan karena katanya cinta mati kemudian tidak akan pernah terpisahkan nah itu yang aku takutkan, kalau misalnya aku minta pisah sama dia eh malah dianya menolak karena satu dan lain hal Ayo coba Siapa yang paling tanggung jawab dengan hidupku ke depan?"tanya Aulia memastikan.
Deni dan juga Santi Saling pandang sebab sebenarnya memang benar apa yang dikatakan oleh wanita itu jika besok lusa ada kejadian yang tidak terduga entah bagaimana Aulia nanti, tetapi ya balik lagi kalau sampai mereka berhenti di tengah jalan Kayaknya hidup mereka bakalan terhenti saat itu juga soalnya apa yang sudah dimulai tidak bisa untuk undur lagi atau memilih untuk berubah pikiran.
"Sudahlah kamu Jangan berpikiran yang aneh-aneh soalnya melangkah maju saja belum Sudah memikirkan soal hari esok yang bakalan terjadi, ya kalau memang Nanti dia bakalan memperlakukan kamu sangat buruk Ya sudah Abah yang bakalan memperjuangkan kamu untuk pulang ke rumah ini kembali!"jelas Deni dengan Tatapan yang penuh kepercayaan agar putrinya itu tidak terlalu merasa terbebani dengan segalanya sebab dirinya juga tidak mungkin mengorbankan Aulia lebih jauh lagi jika semuanya tidak dipikirkan dengan baik-baik.
"ya benar apa kata Abah kamu Nak kalau sebenarnya kami tidak mungkin membuat kamu bakal kan kesulitan, jadi tolong percaya dengan kami jangan merasa Kalau kami ini tidak menyayangi kamu. sebab kami melakukan ini semua juga untuk masa depan kamu karena biar bagaimanapun apa yang kamu perjuangkan itu merupakan miliknya kamu, karena yang kami inginkan saat kami pergi dari dunia ini masa depan kamu selalu terjamin!"jelas Santi yang ingin menekankan kepada putrinya itu bahwa biar bagaimanapun apa yang mereka lakukan semata hanya untuk wanita itu bukan untuk orang lain.
"ah Baiklah Terserah kalian saja mau apa Bila perlu Hari ini aku disuruh menikah dengannya pun aku bakalan mengikuti kemauan kalian itu, soalnya sepertinya mau aku komentar seperti apapun tidak ada yang bakalan mendengarkan jadi percuma ngomong kalau hasil akhirnya masa depanku bakalan tetap tergadaikan!"ujar Aulia yang sudah tidak ingin berdebat lagi dan memilih untuk masuk ke dalam kamarnya karena jika berlama-lama di situ takutnya ia bakalan berubah menjadi anak yang durhaka dan tidak tahu berterima kasih kepada orang tua sendiri.
sepeninggal Aulia terlihat Santi menghela nafasnya kasar sebenarnya wanita paruh baya itu sangat tidak tega ketika melihat wajah penuh keterpaksaan, hanya saja sudah terlambat karena keputusan sudah diambil itu sepertinya susah.
sedangkan Bagas yang sudah sampai di rumah dirinya mengumpulkan semua anggota keluarga agar memberitahukan keputusan yang telah Ia buat, Devina terlihat biasa saja tidak terlalu frustasi tapi berbeda dengan Safira yang rasa-rasanya ingin sekali mencekik leher suaminya itu agar mungkin pingsan beberapa saat lamanya supaya tidak ada yang namanya pemikiran untuk menikah di dalam rumah itu.
"ada kabar Apa yang ingin kamu sampaikan kepada Mama?"tanya Nella Sanjaya yang merupakan Mama dari Bagas.
"Aku ingin katakan kalau besok kita semua bakalan menemaniku untuk melangsungkan pernikahanku Dengan istriku yang baru, tidak boleh ada yang tidak hadir atau mencoba memberikan alasan apapun karena itu sama saja dengan dia yang bersiap-siap untuk keluar dari rumah ini!"tegas Bagas yang tidak ingin dibantah oleh siapapun.
"Mas kamu kok tidak berubah pikiran sama sekali padahal kan aku sudah ngomong ke kamu kalau aku tidak ingin yang namanya ada pernikahan ketiga, jadi aku tidak bakalan pergi kemanapun meskipun kamu mau mengancamku dengan cara apapun terserah!"sahut Safira cepat Terserah mau dibilang istri durhaka pun tidak masalah karena menurutnya dirinya tidak mungkin berdiam diri seperti begitu.
Bagas yang merupakan kepala keluarga otomatis tidak bakalan menerima perkataan yang dilontarkan oleh Safira itu, maka dari itu dirinya berdiri lalu menghadap tajam ke arah wanita itu ingin menegaskan bahwa tidak ada yang boleh mencoba untuk memberi perintah kepada dirinya.
"kamu sekarang angkat kaki dari rumah ini karena saya bakal menceraikan kamu saat ini juga jika memang kamu menginginkannya, Tetapi kalau memang kami masih bertahan dengan pernikahan ini maka dari itu lebih baik tersenyum dan juga jangan banyak bicara!"jelas Bagas lalu pergi dari situ membuat Safira ingin sekali berteriak memaki pria itu sebab menurutnya selalu saja seperti begitu yaitu keputusannya selalu mutlak harus didengar oleh semua orang.
"Kan aku sudah bilang lebih baik jadi wanita penurut jangan banyak bertingkah apalagi banyak maunya, jika memang kamu masih ingin makan memakai sendok emas lebih baik sadar akan perilakumu dan mulailah berubah!"sinis Davina lalu segera pergi dari situ sedangkan Nella menatap ke arah menantu keduanya itu dengan Tatapan yang tidak bisa diartikan.
"wanita yang tidak bisa memberikan anak untuk Putraku lebih baik jangan banyak bertingkah, dan sekarang sepertinya kamu harus bersiap-siap jika sampai wanita yang dinikahi oleh Bagas nanti bisa memberikan keturunan seorang anak laki-laki otomatis kamu bakalan di Depak dari rumah ini!"jelas Nella sambil tersenyum mengejek karena memang dari awal Bagas membawa Safira ke situ dirinya sudah tidak menyukai wanita itu sebab menurutnya tidak ada sopan santun dan juga tidak pernah menghargai orang yang lebih tua.
Keesokan paginya tidak ada persiapan yang berarti bahkan bisa dibilang Aulia pun tidak ingin di make up layaknya pengantin pada umumnya sebab menurutnya pernikahan ini terpaksa jadi Segala sesuatu harus dilakukan secara terpaksa, sampai akhirnya satu kata tiga huruf itu terdengar begitu lantang di telinganya dan saat itulah dirinya berubah status menjadi seorang istri dari Bagas Sanjaya pria aku dan dingin serta yang sangat ia benci di muka bumi ini.
"Sah!" Sahut semua orang yang ada di situ ketika Deni selesai menikahkan putrinya dan juga Bagas dengan lancar mengucapkan Ijab Kabul.